Oleh: Maria Kartika (7125) 18 tahun yang lalu
apa sih urban surrealisme itu? Surrealism is an artistic, cultural and intellectual movement oriented toward the liberation of the mind by emphasizing the critical and imaginative faculties of the "unconscious mind" and the attainment of a state different from, "more than", and ultimately "truer" than everyday reality: the "sur-real", or "more than real" jadi surrealisme adalah gerakan seni budaya dan intelektual yg mengarah pada kebebasan berpikir dan menekankan pada aspek kritis dan imajinatif dari alam bawah sadar manusia, dan juga sarana penyampaian sesuatu yg "lebih dari nyata". setelah banyak baca dari beberapa forum tentang urban surrealisme, ternyata emank ga beda jauh dengan street photography sih. tapi di sini lebih ditekankan pada moment2 yang unik. sama halnya dengan street photography pada umumnya, kebanyakan orang emang sebenernya klo ditanya tentang street photo pasti dibilang poto asal jepret, padahal sih aslinya ga gitu loh. street photography mengambil poto dari kehidupan sehari2, lalu apa bedanya dengan urban surrealisme? hhhmmm.... saya sendiri klo disuruh jelasin juga masih bingung sih, tapi klo urban surrealisme biasanya ga cuma moment doank yang diperhatikan tetapi juga komposisi dari foto itu sendiri. memang buat dapet moment yang ok itu ga gampang, dari pengalaman saya sendiri, setidaknya saya butuh waktu minimal 10 mnt untuk dapet beberapa moment yang saya mau, bahkan untuk satu poto yang bener2 saya mau ada yang makan waktu setengah jam buat dapetinnya. jadi menurut saya klo urban surrealisme itu, emank ditekankan pada suatu moment yang unik dan biasanya di bawah sadar manusia. ini ada salah satu contohnya yang menurut saya bener2 pas untuk masuk ke dalam kategori urban surrealisme.
Oleh: Farid Maruf (4960) 18 tahun yang lalu
Just trying to spice up the discussion... "... penyampaian sesuatu yg "lebih dari nyata..." Kalau menurut saya teknik (in additon to the moment) bagian dari presentasi surrealism. Berhubung dasar kata genre ini adalah sur- realism. Sehingga moment (perkotaan) yg biasa yang disajikan atau presentasikan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan effek "more than real" dapat disebut (Urban) Surrealism Photography. Di dalam teknik presentasi ini, menurut saya, olah digital sah-sah saja. Tanpa adanya presentasi atau moment yang sur-real maka justru foto jatuh di superset kategori street photograpy.
Oom Farid; sepertinya ga juga sih, kan saya dah kasih beberapa contoh poto.buat saya itu tetep genre urban surrealism, ga "selalu" harus ada efek2 tertentu yang menambahkan poto itu. tapi emank klo kita dah jago dengan teknik2 tingkat tinggi tersebut sah2 aja buat nambahin kesan surrealnya.
akhirnya tiap orang punya pendapatnya masing2 kan hahaha..... intinya saya jadi ikutan bingung :D
[Betul, pendapat (dapat) berbeda...tapi saya setuju dengan pendapat anda "tidak selalu", maksud saya juga gitu kok, cuman salah nyampainnya kali ya.] Makanya dalam banyak hal saya lebih suka menelaah sesuatu dari definisi dasar (arti kata misalnya), agar perkembangan pemikiran masih dalam koridor definisi tersebut. Nah penafsiran kita akan sesuatu itu subjektif sekali. Akan tetapi koridor yang saya pakai (dalam konteks ini) adalah kata sur-real atau dreamy. Dan manifestasi dari kata tersebut bisa "presentasi" bisa "moment". Karena pada prinsipnya kedua hal tersebut sampai di otak pemirsa sebagai satu kesatuan.
Oleh: Primarita Sinantya Smita (8446) 18 tahun yang lalu
Onisan, mengenai foto Fearless Aku cuma bisa bilang, "sosialisasi" tentang aliran2 baru hanya bisa berhasil dilakukan oleh fotografer2 yg sdh punya nama spt Onisan sendiri. Sayangnya biasanya fotografer2 yg sudah punya nama itu jarang melirik aliran2 baru. Makanya aku berterima kasih banget sama temen2 spt onisan dan oom Igor (oom Igor disebut2 terus ya?? maaf nih ngefans sih hihihi) yg dgn beraninya upload segala macam foto yg "ajaib2" tanpa peduli nilai yg didpt. Dan akhirnya berhasil membuka mata org thd aliran2 lain. To be honest tujuan aku sama Ika dulu join FN adalah membuka mata orang. Udah berhasil blm ya? :D Mengenai lukisan van Gogh Hanya sekedar info, dalam sejarah seni lukis ada bbg macam aliran: Romanticism, Impressionism, Post-impressionism, Surrealism dst. dan masing2 punya pelopor beda2. Van Gogh bukan tergolong dalam aliran surrealism tapi Post-impressionism. Jadi memang ada perbedaan antara kata "surreal" dan definisi dari "Surrealisme." Kesan surreal memang sering ditemui dari kebanyakan lukisan, walaupun bukan tergolong dalam alisan Surrealisme. Aku rasa penting jg utk tau bedanya (: Di dalam teknik presentasi ini, menurut saya, olah digital sah-sah saja. Aliran street photography yg boleh dibilang hardcore, menurut saya agak anti olah-digital. Walaupun sbnrnya ya terserah sang fotografer mau mengapakan fotonya utk mendapatkan kesan dreamy. Seperti contoh2 foto yg diupload Ika itu semuanya tidak ada yg dimanipulasi habis2an spt foto RDP misalnya, tapi kesan surrealnya imho masih kuat sekali. Mungkin yg dibilang hardcore ini ya krn tingkat kesulitan mencari moment lebih tinggi dibdg menambahkan kesan surreal lewat oldig. Terus terang yg seperti ini lah yg sedang saya dan Ika pelajari.
Ooo begitu ya... saya soalnya bukan art student.... jadi lebih banyak berpegang dengan definisi yang saya temukan google. Dan saya lebih suka definisi-definisi yang pendek dan lugas. Cuman resikonya... dangkal kali ya?Surrealism
Oleh: Nyoman Bayu Yudianala (306179) 18 tahun yang lalu
Thanks buat Ika dan Tita buat pencerahannya. Onisan ga pernah baca buku lagi... fufufufu... ;)) .. jadinya banyak tumpang tindih... :( Saya pernah komentar satu diantara kalian, bahwa street photography (yang kalian tekuni) membutuhkan stamina atau endurance yang tinggi. Kita sering bicara dalam diskusi sebelumnya (biasanya Ika tuh yang lapor pengin ini-itu..), sebelum pergi memotret kita paling tidak memiliki konsep dasar, memilih lokasi.. untuk memberikan kita konsentrasi atau memperluas peluang. Kadang kita apes... tidak dapat apa-apa... alias asal jepret sana sini yang mubazir. Esoknya kita ulangi lagi.. dan lagi.. berharap ada hasil yang bisa terwujud dari konsep kita. Saya setuju untuk urban surealism, mengurangi olah digitalnya (tidak seperti contoh rural surealism yang disebut diatas). Karena... momentumnya memang nyata tetapi lebih dari itu memiliki potensi perluasan interpretasi (alam bawah sadar). Ganbatte.. selalu tanamkan dalam diri kalian.. focus, terencana/terkonsep, dan latihan.. latihan.. dan latihan. Onisan... nanti menyusul.. kalau sudah tinggal di urban.... ;)
arigato gozaimasu bayu nisan iya emank, onisan sering bilang klo street photography memang butuh stamina dan endurance super extra, itu emank ga saya pungkirin :Diya ika ika dan ika selalu pingin ini itu hahahhaa...... sebenernya kita berdua tita dan ika cuma sharing aja dengan karya2 kita yang kebanyakan seperti itu. pengennya sih membuka wawasan FN, udah cukup mendobrak belom sih? hahhahaha.... nah saran buat mi sista, tetep aplot poto di FN yah biar lebih memberi wawasan di FN :Dtidak lupa pula di dukung sama Bayu Nisan dan OOm Igor ( aduhhhhh..... maap Oom ditulis2 lagi namanya, gimana donk nih ngefans berat ^^ si Oom mah tetep jagoan neonku).
Back to topic please.... Terus terang saja, sampai saat ini, setelah membaca berulang-ulang komentar yg ada saya masih tetap tidak menangkap essensi dari definisi surrealism. Yang ada adalah pendefinisian yang "gray" yang memudahkan kita untuk "ikut-ikutan" melabel karya sebagai urban surrealism. Karena kalau masalah intepretasi atau perluasan intepretasi "cerita" dari sebuah foto yg dijadikan acuan. Wadoh banyak sekali foto yang jatuh dalam kategori ini. Begitu juga kalau keunikan yang dijadikan pegangan. Seperti kata Wid "....keunikan seperti apa yg bisa dikategorikan sebagai "surreal"... ". Terus terang foto Ika "the lost child" yg dalam waktu kurang dari 3 detik bisa saya setujui sebagai urban surrealism. Apakah foto berikut bisa dikategorikan urban surreal...? (coz I can make up dozen stories behind it)
Berbeda dengan photography, di lukisan definisi surrealism dengan sangat mudah saya pahami. Contoh definisi berikut: Surrealism: An art style developed in Europe in the 1920's, characterized by using the subconscious as a source of creativity to liberate pictorial subjects and ideas. Surrealist paintings often depict unexpected or irrational objects in an atmosphere of fantasy, creating a dreamlike scenario. atau definisi yang ini Surrealism: A movement in literature and the visual arts that developed in the mid 1920s and remained strong until the mid1940s, growing out of Dada and automatism. Based upon revealing the unconscious mind in dream images, the irrational, and the fantastic, Surrealism took two directions: representational and abstract. Dali's and Magritte's paintings, with their uses of impossible combinations of objects depicted in realistic detail, typify representational Surrealism. MirÙ 's paintings, with their use of abstract and fantastic shapes and vaguely defined creatures, are typical of abstract Surrealism. Bahkan definisi tersebut kalau disuruh disingkat menjadi 1 atau 2 kata, maka: Surrealism = Fantasy or Dream. Nah pertanyaannya apa begitu digandeng dengan kata Urban dan dikaitkan dengan fotografi definisi tersebut tidak berlaku lagi? Oh ya.... saya juga kagum sama Bang Igor, terutama kalo udah maen gitar dan nyanyi lagu2 Pink Floyd dan Alan Parsons...
Mas Farid, Sblmnya saya minta maaf kl ternyata saya bukan org yg bisa menjelaskan definisi tepat dari kata surreal itu sendiri. Saya bukan kuliah jurusan seni dan hanya berbekalkan ilmu yg saya dpt dari kelas2 French Culture yg saya ambil. Saya sendiri sempat bertanya2 surreal itu ada bhs Indonesianya apa nggak ya? Surreal, punya arti beda dari kata sifat lainnya, seperti misalnya beautiful, wonderful, lovely, ugly dst. Unsur dari kata surreal itu kan ada pada "dream-like" nya, sedangkan unsur dari (misalnya) kata beautiful itu ada pada keindahan. Nah skrg pemakaian kata2 sifat tersebut kan beda2 utk setiap org. Sesuatu yg saya bilang jelek, bisa jadi dibilang indah utk org lain. Bagi saya, foto yg surreal itu punya unsur2 "ajaib" dan "tdk nyata" dgn kata lain seperti mimpi, seperti dongeng, seperti fairytales, sesuatu yg absurd, seperti dari alam lain, dari planet lain, dari dunia lain Sekarang kl mas pernah melihat lukisan2 aliran Surrealism, sungguh sangat tidak mungkin sebuah foto bisa mencapai taraf seperti itu kl tidak dimanipulasi sama sekali. Oleh sebab itu unsur surrealistik dari (street) fotografi hanya bisa berpegang pada definisi kata surreal yg mengarah ke dream-like atau fantasy. Karena sgt sulit utk mencapai tahap revealing the unconscious mind seperti yg ditekankan oleh pelopor Surrealisme. Dan perlu diingat, bahwa street photographer lebih cenderung untuk anti-oldig, membuat street surrealist fotografi semakin challenging. Sebagai contoh misalnya foto di halaman 4 yg diupload Ika, seorang bpk dgn jas gelap dan topi berjalan ke arah asap yg ntah dtgnya dari mana. Kesan pertama saya (bisa jd tdk berlaku utk org lain) adalah, ini spt scene di film Sin City, yg diambil dari fiction comic. Kalau mas tau mengenai filmnya, mas mungkin dpt membayangkan betapa tidak nyatanya cerita Sin City. Kita sbg penggelut bidang seni (fotografi) memang mau nggak mau hrs menghadapi kenyataan bahwa semua2 itu subjektif. Impression saya thd foto tsb, bisa jadi beda dgn impressionnya mas Farid. Skrg saya hanya bisa memberikan "pendapat" tentang foto mas Farid di atas. Menurut saya, foto ini tdk surreal. Kurang dlm wkt 3 detik saya bisa menyatakan foto ini bagi saya tdk surreal, krn tidak memenuhi kriteria yg saya bold tadi. Sejujurnya, ini jg menurut saya kurang ada momen istimewa yg bisa membuat foto ini dikategorikan decisive. Ika mungkin lbh pas utk menganalisa fotonya. Sekali lagi pernyataan saya ini tidak mutlak. Bisa jadi Ika atau Wid yg nantinya melihat beranggapan kl foto ini surreal. Banyaknya cerita yg bisa dikarang dari melihat sebuah foto bukan menjadi jaminan bahwa foto tsb surreal, krn yg penting adl unsur2 yg saya sebut di atas. Note: Surrealism saya beri huruf besar S karena kata tsb mengarah ke gerakan spesifik (seperti Marxism, Classicism, dll) seperti definisi yg mas Farid berikan di atas. Sedangkan surreal, adl kata sifat biasa. Kata surreal itu sendiri ada sebelum adanya gerakan Surrealisme. Jadi sptnya masuk akal kl gerakan Surrealisme itu mengembangkan lebih jauh definisi kata surreal. Nah pertanyaannya apa begitu digandeng dengan kata Urban dan dikaitkan dengan fotografi definisi tersebut tidak berlaku lagi? Boleh dibilang sama seperti gerakan seni lukis, seni fotografi surrealisme mengadopsi kata surreal. Jadi bukan mengadopsi dari gerakan seni lukis Surrealisme.
nah kan akhirnya ada kerancuan pada kata surrealismnyasebenernya yang mau saya tekankan di thread ini adalah keunikan dari moment2 yang ditemukan di jalan ato dimana pun.emank beda sama poto2 dengan teknik macem2, apa itu juga surrealist? ya... itu juga surrealist menurut saya tapi bukan poto seperti itu yang saya maksud dalam thread ini.arti surrealist emank layaknya seperti dalam fairytales seperti yang sudah dijelaskan oleh Tita.lalu poto yang diupload di atas, belom termasuk kategori urban surrealism.menurut saya IMHO poto ini masih poto street biasa, poto itu akan menjadi decisive moment dan mungkin bisa masuk kategori Urban Surrealism klo misalnya si cw tangannya menunjuk ke atas di antara kedua kaki (maap bukan maksud saya untuk berpikiran ngeres). tapi nanti orang2 dengan melihat poto seperti itu akan banyak muncul interpretasi yang berbeda2 bukan?
Oleh: Kurniadi Widodo, Wid (37515) 18 tahun yang lalu
Arrgh, udah nulis panjang² ilang karena udah ke-logout dari FN gara² kelamaan nulisnya. ~X( First of all, glad to have om Farid in this discussion! Seperti biasa definisi² yg ia kutip bisa kita gunakan untuk menjangkarkan diskusi supaya nggak hanyut kemana-mana. :D Secondly, to Ika: Aku bisa mengerti bahwa yg ingin kamu bahas dan tekankan di sini hanya konsep "urban surrealism" aja karena background kamu yg street photographer. Namun demikian, yg menjadi masalah adalah karena surreal photography sendiri di FN masih sedikit sekali template-nya, dan karenanya bisa menimbulkan banyak kebingungan. Karena itu, upaya om Farid untuk mencoba menetapkan secara jelas terlebih dahulu apa konsep "surreal" sendiri dalam general photography kupikir juga perlu... supaya kita bisa dengan pasti mengatakan, "oh ini surreal!" atau "oh ini bukan surreal!" ketika ngeliat sebuah foto. Kalo konsep dasarnya udah kepegang, kupikir kita bisa lebih mudah mengaplikasikan konsep surreal ini ke berbagai cabang fotografi, karena kita hanya perlu mengaitkan konsep tsb pada karakteristik² yg ada di tiap cabang fotografi. :) Sebagai contoh, kita bisa ngeliat dari mindset Ika yg mengatakan bahwa foto yg surreal itu yg penting "momennya harus unik!" IMO ini bisa dimengerti ketika kita menyadari bahwa dalam street photography, penangkapan momen memang adalah nomer satu! Sehingga, penerapan konsep "surreal" dalam urban surrealism tetep berpatokan pada apa yg menjadi kekuatan utama cabang fotografi "induknya", yakni street photography. Pemahaman di atas menjadi bentrok ketika kita mencoba mengaplikasikannya pada cabang fotografi yg berbeda. Misalnya kita ambil contoh kasus foto² RDP yg belakangan ini juga lagi dibahas di thread ini. Ika mengatakan bahwa di salah satu foto RDP yg diberikan om Farid, "momennya biasa aja". Memang sekilas demikian. Tapi pernahkah terpikir bahwa foto² RDP emang nggak menitikberatkan pada momen yg luar biasa, melainkan lebih kepada "atmosfer/nuansa" yg dibawanya, yg kalo boleh aku nembak secara lebih spesifik, permainan lightingnya? RDP makes a heavy use of ROL (ray of light) in his photographs. Aku yakin kita semua udah pernah ngeliat ROL di kehidupan nyata, walaupun mungkin belom pernah mencoba mengambil gambarnya. Sekarang coba kita inget² lagi, apakah sama ROL yg ada dunia nyata dengan ROL yg ada di foto² RDP? No, because RDP beautifully *enhances* the ROL in his pictures! Dengan kemampuan oldignya, RDP mengolah ROL yg ada di fotonya sehingga nuansa yg ada di fotonya menjadi lebih dramatis, mempermainkan benak orang yg meliatnya, seakan-akan mereka sedang melihat sebuah scenery dalam alam mimpi... a world magically more beautiful than the real world, hence, surreal! Kalo kita liat kutipan² yg ditulis om Farid di beberapa postingan di atas, ada kata² "uses of impossible combinations of objects depicted in realistic detail" di sana. RDP rasanya menerapkan maksud kutipan di atas dalam penggunaan lightingnya yg near impossible di kehidupan nyata. Nah, mungkinkah, ketika kita ingin membuat sebuah foto surreal, kita harus menerapkan kutipan di atas tsb pada apa yg akan menjadi kekuatan utama foto kita, tak peduli pada cabang fotografi apapun yg kita ambil? Let me know what you think, and CMIIW. :) Dalam street photography, karena terkait dengan etikanya bahwa foto tidak boleh dimanipulasi, mungkin saja pengertian "impossible combinations of objects" dibuat lebih 'loose' dengan cukup 'hanya' mempresentasikan suatu scenery dimana elemen² dalam foto tersebut mempunyai kemungkinan yg sangat kecil untuk saling berinteraksi dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari (misal foto pertama di thread ini), atau adanya abstraksi yg membuat sebuah foto bisa dinalar lain dari apa yg tertera di foto tsb (misal Lost Child, atau foto bayangan burung), or even better, a little combination of both. Kalo dalam kasus foto yg terakhir dikasih om Farid, buatku sendiri keunikan hanya ada pada angle yg dipilih. Secara probabilitas momen dalam foto tersebut mungkin tidak terasa unik, dan gesture kedua subyek (perempuan di BG dan kedua kaki yg mengapitnya) IMO tidak cukup untuk memberikan sebuah abstraksi akan adanya maksud lain dari apa yg terliat. Hence, it doesn't feel surreal. Entah kalo ada faktor lain yg terlewat dari pemikiranku, mungkin om Farid bisa lebih menjelaskan. Once again, CMIIW. :)
Oleh: Feri Latief (10508) 18 tahun yang lalu
"Nyebrang"...
Wid... lain kali nulisnya via notepad aja dulu.. terus copy paste ke template topiknya... (kasihan)... Anak-anak muda... diteruskan diskusinya... Fokuskan subject-nya, telaah lebih dalam.... otakku ga kuat lagi mikir... udah mikir tagihan bulanan aja pusingnya bukan main... :(
"Rainy Day"...Aku nyumbang pendapatku lewat foto aja soalnya aku tak pandai berargumen seperti teman-teman semua...
Untuk sementara, saya udah ngga ada argumen lagi. Aku juga pusing onisan!! Jadi saya menikmati foto2 mas Feri aja deh. Bagus sekali lho mas. You got really good eyes. Dan yg paling penting, oldignya minimal sekali! Saya blm sempat cek gallery mas tapi ada yg diupload di FN nggak ya? Tanggapan FNers bagaimana?
Bli NBY: Kekeke, ketauan kelewat semangat yak... nggak sempet mikirin persiapan. :D Om Feri: Aduh, jadi ketauan saya nggak bisa motret dan cuman bisa ngomong... ;)) Yg Rainy Day cakep om, dialog dua dunia... kalo yg Nyebrang saya agak kurang nangkep esensinya.
Wid, penjelasan kamu yg panjang lebar, sama dengan pemikiran saya dari awal. Well said man! Girls, Setuju bahwa foto saya yang terakhir tidak termasuk Urban Surrealism, baik Caps maupun tidak, nothing dreamy dan fantasy ttg foto ini, cuman kalau alasannya karena decisive moment, I can argue both ways with you till the cows come home. Demikian juga foto Sin City yang dimaksud, buat saya tidak ada yang dreamy and fantasy tentang foto ini, I've seen this scene every morning long long time ago. But of course some could argue otherwise. Anyway thanks for the "buah-buah pikirannya", ika and tita, saya harap dengan adanya diskusi ini kami-kami yang masih awam ini tidak mudah "jump on the brandwagon". Anyway, can I give you friendly tips? Foto2 kamu bagus, tidak biasa mungkin, tapi tetap bagus. Tidak usah concern dengan opini public (FN) sehingga harus mengkompensasikannya melalui penjelasan betapa sulit dan lamanya mendapatkan moment tersebut. Ada pepatah cina yang artinya kurang lebih "kita boleh berbangga (pamer) dengan pekerjaan kita, tapi banggalah dengan hasilnya bukan dengan prosesnya" At one time, hasil dan proses pasti bercerai, dan hasil akan dilihat apa adanya. Keep up the good works guys Thanks again!
Kalo di FN kayaknya foto2 dengan sytle begitu kurang diminati...nggak tahu juga deh.
thx guys for hitting this threadreally glad to read that kind of comments, much much appreciated :DOom Farid, saya bukan menekankan pada prosesnya kok, saya hanya mau sharing aja. bukannya untuk menyombongkan diri dan makasih juga buat "spice"-nya di thread ini :D Oom Feri, as i said before, you really have "good eye" what can i say more ^^NBY onisan, makasih buat partisipasinya, ga usah dipikirinlah omongan anak2 muda jaman skarang hahahhaha.......Wid Wid Wid..... thx thx thx, saya senang banget ada orang kya kamu di FN yang mau bener2 belajar dari semua segi photography, BRAVO amigo !!!
Oleh: Setia Nugraha, Kang Ujang (53656) 18 tahun yang lalu
tambah psuing aye... tapi poto2nya emang kueren banget
Oleh: Haryanto R (6495) 18 tahun yang lalu
bukankan suburb dan urban digabung jadi subur uban, rambut putih semua, atau urbanan semua aliran urban kaya orang sikh, urbannya dipake dikepala, kalo dipake dipinggang namanya stagen kl dijawa sori oot, mumet mocone je,soale nek aku motret motret wae, moh mumet2
Kayaknya yang penting itu bukan hasilnya tapi berkarya untuk perubahan dalam diri kita sendiri. Ngefeknya kedalam diri gitu bukan pada produknya. Jadi yang membuat kita berubah memang proses bukan hasil. Hasil hanya menjadi sebuah tonggak yang kemudian kita tinggalkan untuk membuat tonggak baru lagi dan bisa juga nggak perlu bikin tonggak lagi karena proses kreatif kita juga sudah menjadi tonggak bagi kita sendiri....(....busyet deh ngomong apa sih gue...!)
betul kak feri.. proses emang penting..... mencoba dan mecoba lagi... dan terus mencoba.....