Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 18 tahun yang lalu
Mempunyai tempat berkumpul sesama peminat fotografi merupakan sesuatu yang patut disyukuri. Jumlah foto yang banyak dan jumlah anggota yang ribuan membuat pergaulan di komunitas FN menjadi ramai dan hangat. Sudah selayaknya ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari sana. Tatkala sudah sedemikian lama keanggotaan di FN teralami dan ketika sudah sedemikian banyak peristiwa yang dilewati sudah sewajarnya jika semua hal itu menempa tingkah laku dan cara berpikir kita. Memberi komentar kepada foto yang di-upload rekan lain sudah diberi koridor seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya, tentu dengan aturan-aturan sebagai konsekuensi sebuah kebebasan. Demikian pula dengan himbauan yang berulang kali disampaikan untuk memberikan poin jempol secara wajar. Kebebasan bertindak, baik dalam hal memberi komentar di foto maupun forum diskusi, membawa konsekuensi sebuah tanggung jawab yang musti diemban. Alangkah piciknya sebuah alasan memberi komentar atas alih-alih sebagai pemula yang tak pernah (mungkin pula tak mau) belajar. Bukankah sebuah permulaan itu adalah sebuah titik, bukan berupa garis yang tak berakhir? Alangkah egoisnya sebuah alasan memberi komentar bagus dan puja-puji pada sebuah foto yang butuh banyak pembenahan, atas dasar ingin mendorong yang sebenarnya lebih cenderung membuai dan memanjakan hingga membawa ke sebuah keterjerumusan. Bukankah kita tak selalu minum susu terus, tapi juga harus belajar makan bubur dan selanjutnya bisa makan nasi? Kita sadar bahwa tatkala kita bergabung di FN ada banyak motivasi yang tercetus. Apapun itu, marilah kita sekarang meninjaunya kembali kalau-kalau motivasi itu ternyata salah atau mungkin tak sejalan dengan semangat FN yang terbuka, bebas, egaliter, kreatif dan selalu ingin maju. Keterbukaan membawa kita ke iklim kebebasan. Kebebasan membawa konsekuensi berupa tanggung jawab. Dan, egaliter menjadi sebuah syarat agar atmosfir kebebasan itu bisa terwujud. Sehingga kebebasan itu bisa membuat suasana berpikir dan bertindak kreatif. Dan pada akhirnya membawa kita pada keinginan untuk selalu maju, menjadi yang terdepan, menjadi yang terunggul. Sudah sewajarnya dalam sebuah proses menuju kemajuan ini tak selalu jalan mulus yang dilewati, melainkan jalan yang berliku bahkan kadang rusak. Berbuat salah dan jatuh adalah hal yang wajar, asalkan tak dilakukan berulang-ulang pada lubang yang sama. Dan patut pula disadari bahwa kemampuan tiap individu berbeda, baik jenjang maupun kapasitas dan tingkatnya. Tapi jangan lantas perbedaan kemampuan ini dijadikan alasan untuk berpura-pura bodoh, dan jangan pula dijadikan alasan untuk minder. Si Lebih memberi kepada Si Kurang, dan Si Terdepan mendorong Si Terbelakang, demikianlah dinamika yang diharapkan bisa menghangatkan suasana pergaulan kita di FN. Dinamika hidup juga hendaknya kita terima sebagai konsekuensi jumlah kita yang sedemikian banyak di FN ini. Dan masalah-masalah yang timbul sudah sepantasnya disikapi sebagai konsekuensi wajar sebagai manusia yang masih hidup. Tak mungkin manusia hidup tanpa masalah, tinggal tergantung cara menyelesaikan masalah dan menuntaskan tanpa mewariskannya untuk hari esok. Demikian pula tatkala himbauan soal memberi komentar dan poin muncul sebagai konsekuensi nafsu memperoleh poin tinggi, nafsu meraih gelar Foto Pilihan Editor dan gelar Fotografer Pilihan Editor. Sejatinya, poin dan gelar itu diberikan kepada rekan-rekan yang sudah membuat effort, usaha untuk belajar dan membuat foto yang baik. Bukan, dan sekali lagi ditegaskan bukan, untuk diberikan kepada effort non-fotografis, seperti mengajak teman lain memberi rating, bahkan mungkin setengah memaksa. Kita musti membedakan antara rekan kita yang sudah membuat effort (usaha) positif untuk membuat foto yang baik dengan rekan yang cenderung malas-malasan. Poin, gelar FPE dan FGPE bukan sesuatu untuk dikejar melainkan sesuatu yang cukup ditunggu untuk dianugerahkan kepada Anda. Tentu, jika usaha yang Anda lakukan untuk membuat foto yang bagus merupakan yang terbaik. Bukan poin dan gelar yang harus dikejar, melainkan usaha untuk selalu menjadi yang terunggul. Kiranya menjadi jelas sekarang, bahwa hal-hal yang mendasar perlu kita tinjau kembali. Tak perlu berkecil hati jika sebuah harapan digantung tinggi tapi tak bisa terwujud. Jangan berharap kepada manusia karena Anda akan kecewa. Sungguh disayangkan jika kecil hati muncul dilanjutkan dengan keputusan untuk undur diri. Ibarat menyaksikan pertandingan bola yang para pemainnya bermain kacau dan tak sedap untuk ditonton. Sebagai pemain bola, buktikan bahwa Anda bisa bermain indah, fair play dan mematuhi aturan pertandingan. Kaki yang sakit karena di-tackle bisa saja terjadi, dan tanggunglah itu sebagai konsekuensi kalau ikut bermain. Toh, wasit juga akan menyemprit jika melihat pelanggaran. Jikalau Anda dianugerahi Yang Mahakuasa untuk bisa bermain di lapangan, maka bermainlah. Marilah mensyukuri sebuah dinamika kehidupan di komunitas yang majemuk ini. Tanggalkan semua kekecewaan yang membuat Anda emoh untuk ikut beraktivitas upload foto dan berdiskusi di forum. Ajaklah rekan-rekan untuk memperluas wawasan agar bisa memberikan komentar di foto secara wajar. Bulatkan tekad untuk membuat usaha menjadi yang terunggul melalui cara yang sehat dan bersahabat. Dalam kerja keras untuk tujuan yang mulia, tak ada yang sia-sia.
Oleh: Indraharto (4982) 18 tahun yang lalu
trims bang Kris... maju FN salam
Oleh: Leonard S. Hadinata (739) 18 tahun yang lalu
Oom Kris kalau nulis asik banget. Betah di FN kalau bos-bosnya kaya gini. IMHO aja, urusan komentar atau nilai jangan jadi masalah deh. Kalau maunya 3 TU melulu ya susah, masalah seni kan selera. Kalau saya ngga suka lukisann Van Gogh, nilainya kan tetep miliyaran, ngga berkurang hanya karena saya ngga suka. Hasil jepretan yang bagus ngga akan berkurang nilainya kalau beberapa orang tidak suka. Nyebelin sih memang kalau ada yang aneh-aneh komentarnya, tapi.... cuekin aja deh... FN bukan sekedar berapa TU yang kita dapet. Saya belajar motret dari nol disini. Pertama pegang dslr mau ngatur focus malah dioptrinya diputer-puter, kacau ngga sih... =)). Hampir semua ada disini deh, dari milih lensa, kamera (ini yang seru), teknik jepret, maenin lensa, sampe perawatan gear ada semua. Buat saya itu yang sangat berharga menjadi anggota FN. Pokoke hidup FN deh.... Salam dari pemulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget..
Oleh: Dani Eltanto (3444) 18 tahun yang lalu
saya seh.. happy aja.. di TU ok.. di TD nrimo.. yg penting berkarya..
Oleh: Herry Muliana Tjandra Widjaja (13123) 18 tahun yang lalu
Thanks mas Kris..saya baru dapet nilai 1000 keatas dan waktu dapet nilai ini sudah terbayang wah...skrg saya bisa kasih TD !. tapi membaca tulisan mas Kris jadi meluruskan motivasi saya. Cuman kadang memang kalo saya ngasih nilai 2TU atau 1TU kadang ada perasan risih, apa ini membuat down potografernya ataukah harusnya dia harus bangkit. kalo saya pribadi sih gpp..lah dikasih 2TU,1TU atau yg TD itu justru membuat saya harus lebih tau foto yg bagus itu sebenarnya gimana sih.. salam dari Batam
Oleh: Agung Djojosoekarto (27604) 18 tahun yang lalu
KEEP THE FAITH, BROTHER!!!
Oleh: Astrianto Setiawan,Wawan (36634) 18 tahun yang lalu
Sejenak hening membaca ulasan Mas Kris... sangat menggugah... Salam Salut FN...
Oleh: Nufransa Wira Sakti , Frans (19637) 18 tahun yang lalu
Om Kristupa, Kalo menurut saya sih nanti ada seleksi alamnya kok. Dan setiap member pasti menjalani proses "ngebet" mendapatkan nilai bagus, FPE, FGPE. Tapi kalo dia memang pengen bener2 menekuni hobby foto atau serius di bidang ini, lama2 mereka akan sadar kalo nilai bukan segala2nya Dan otomatis FN dijadikan ajang pembelajaran serta mencari teman sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan kualitas fotonya Yang saya maksud dengan seleksi alam, mereka yang cuma mengejar nilai tanpa belajar apapun dari bidang ini, lama2 akan hilang atau non aktif sendiri, cuma sekedar ikut2an doank. saLaM, fRAnS -------
Oleh: Yordan Ahmadinata (26165) 18 tahun yang lalu
sip deh om.... salam
Oleh: Taufan Wijaya (525) 18 tahun yang lalu
so touching, bang! harusnya kita menyadari ini... sejak awal... SEMANGAT LAGI :)
Oleh: Helmy Noermawan (20421) 18 tahun yang lalu
hmmmm.... menyentuh sekali... hiks...
Oleh: Denny Setia Utama, DSU (35846) 18 tahun yang lalu
seneng deh baca ginian..jadi betah.. dulu awalnya saya sgt 'mikirin' bgt soal skor, sejak sering ikut2 hunting, gathering, kumpul2, saya baru ngerasa bahwa banyak hal2 lain yang bisa dirasakan dari menjadi member FN ini.. tidak semata2 soal skor..lha skor 3TD tapi ga jujur yo buat opo..
Oleh: Angel Zhou (4026) 18 tahun yang lalu
Very inspirative. Well said, Kak Kris =)
Oleh: Hendri Setiawan (89420) 18 tahun yang lalu
Keren sekali deh pesan-2 sang pengasuh... Saya salut dan terima kasih sekali dengan para pengasuh FN. Saya jadi kenal dunia fotografi dan orang-2nya. Selain itu, minat saya di dunia fotografi tersalurkan dan ilmu yang saya dapat nggak ternilai harganya... Thanks berat...
Oleh: Denny Stefano Taroreh, dentar (57444) 18 tahun yang lalu
jadi tambah semangat nih baca tulisan abang.............. mantab, bos !!!
Oleh: Irvien Vedria (41379) 18 tahun yang lalu
berat neh bermain filosofi :D
Oleh: Valdy Prawhesmara (21899) 18 tahun yang lalu
Tulisan yg Baik,Mas Kris Betul jg k'lo sistem point hilang, pasti para Point Hunter akan berkurang...:D wajar lah mgkn bisa diganti dgn sistem reward yg lain mencontoh di forum lain, tidak ada sistem nilai, tapi masih ada sistem input, untuk saran, pendapat, atau sekedar "jatuh cinta" sama foto kita, bahkan untuk caci maki sekalipun... Gak tau kenapa, kok aku pengen Fn jadi lebih "seru" dengan tidak menitikberatkan k'lo foto yg diupload itu cewe sexy atau fotografer yg upload tmsk celebrities Fn, maka nilai menjulang tinggi... Jadi inget, beberapa wkt lalu, liat majalah SURFACE, ada nominator fotografer2 muda yg masuk AVANTGARDIAN AWARD...waw, foto2nya bagus, dan yg lebih menarik lagi, ada beberapa fotografer yg menyajikan foto2nya dengan teknik, yg kalau di upload di Fn, pasti nilainya hancur lebur :D dari mulai Overexposure, Kabur, Out of Focus, UnderExposure, etc Waw, Bisa ya? K'lo kata temenku, beda ring tinju, beda petinjunya =)) Karena aku pernah upload 1 foto yg sama di Fn dan di forum lain, waw input dan apresiasinya beda banget ya? Di Fn nilainya biasa2 aja dan orang yg mampir sedikit.Katanya Gelap, gak ada detail,etc...sdkgn di Forum lain tsb, orang2 menyukainya, dengan input2 yg menarik2.... Memang begitulah, hidup di kota yg orangnya beragam, dengan "jiwa" yg berbeda pula...Keanekaragaman itulah yg harusnya bisa kita terima...:D Biar ada pasang surutnya pun, aku suka Fn. Banyak yg aku pelajari disini..
Oleh: Atik Nursiana, ana (19816) 18 tahun yang lalu
si lebih memberi ke yg kurang dan yg terdepan mendorong yg terbelakang,semoga :)
Oleh: Ayub Ndaru, NSP (29716) 18 tahun yang lalu
waaa bijak sekaliii :)
Oleh: Iman Sudirman F. (129) 18 tahun yang lalu
Wah, saya baru bergabung di FN, baru juga buka mengenai kolom yang satu ini, isinya cukup memberika nuansa tanggung jawab dalam berkreasi. Etika sebagai pelaku, profesional yang bertanggung jawab, moralitas, merupakan issue yang memeng hangat untuk selalu dibicarakan. Terimakasih atas 'pencerahan'nya Mas Kris
Oleh: Rimba Mahardika (3935) 18 tahun yang lalu
Hanya manusia yang taat hukum yang takut akan realitas. Hadapi dan lontarkan saja ketimbang memaki di dalam hati.
Oleh: Herianus (23650) 18 tahun yang lalu
Marilah kita tanamkan dlm diri kita untuk memberikan nilai dengan jujur dan sesuai dengan hati nurani.... Kritik yang jujur dan membangun adalah salah satu modal untuk memperbaiki kesalahan dimasa datang...
Oleh: Kaufik Anril (37441) 18 tahun yang lalu
Bijak sekali bung KS... Mungkin hanya masalah jiwa besar... bersedia di kritik sepedas apapun kritik tersebut. Ngak sedikit loh orang ngambek karena di kritik, oleh sebab itu banyak orang cenderung berfikir daripada ngambek mending kasih 3TU saja, biar beres. Akhirnya terjadilah hujan 3TU dimana mana.... Itulah yg terjadi di FN. Fotografer juga manusia... punya ego, punya gengsi, dan punya ambisi. Semoga komunitas FN semakin dewasa.... viva FN... salam,
Oleh: Puji Riswanto (7887) 18 tahun yang lalu
Dikritik terkadang membuat kita terpacu, tapi terkadang membuat males. Masalahnya kematangan pribadi yang harus dibenahi Trim kasih mas Kris
Oleh: Johan Wahyudi (9801) 18 tahun yang lalu
Jujur sebagai pemula saya seneng menerima masukan...jadi diberi tahu salahnya dimana, kelebihan dimana dsb... Saya ingat , pernah juga kesal awalnya dikasih nilai dan kritik yang lumayan pedes...yang paling saya ingat dari mBak stella noviani,(terima kasih loh)... tentang photo2 saya yang terlalu ketat tanpa ruang bebas bagi POI....dari yg lain tentang photo malam saya yang shake (saran pake tripod, meski dasarnya dah punya cuma malas aja kadang2, hehehe)..., tentang kontras yg kurang atau awan yang datar...dst.......tapi itu membuat saya mikir dan akhirnya menyadari...itulah masukan dan memacu diri untuk lebih baik ...saya pilih hal itu dan saya terima untuk foto2 tertentu..., tapi untuk foto yang lain yang emang lebih bagus ketat ...kenapa gak berani ketat cropnya... mungkin ada baiknya sistem nilai dihilangkan, TU dan TD nya tetap sebagai simbol pendapat aja... Masukan dan kritikan lebih baik ..., mungkin ada gak enaknya juga...maaf yah terkadang memberi penilaian gak bagus pada yg senior ( maklum masih junior ) ada rasa sungkan... tapi akhir2 ini saya beranikan dikit2 ... meski 3TU masih keluar karena ada sisi kagum saya thdp photo tsb..., krn saya banyak belajar dari photo orang lain juga ... Kalo untuk senior junior agak gak kelihatan kenapa gak dihilangkan dari awal kesan itu..maaf yah misalnya yang berhak memberi nilai TD hanya diatas seribu , ini menurut saya ada nilai senioritas juga.. Saya setuju sistem nilainya dihilangkan...atau kalo admin masih memerlukan ... di webnya aja gak usah dimunculkan... Semoga bisa memberi masukan bagi kita semua. Mohon maaf jika tidak berkenan...
Oleh: M. Hartono (8613) 18 tahun yang lalu
Sense tulisan Mas Kris pada topik ini sungguh mendalam. Sesungguhnya yang perlu kita percayai adalah berlakunya HUKUM ALAM. Setiap insan (baca fotografer) diciptakan berbeda. Setiap foto juga dihasilkan dgn konsep dan maksud berbeda. Saat ditampilkan (dimana/apapun medianya) maksudnya juga berbeda. Saat kita berkonsultasi pada sesama rekan fotografer, tentu juga akan mendapatkan komentar/pendapat yang berbeda. Jadi alangkah banyaknya perbedaan dalam hidup ini, meskipun hanya ditinjau dari sudut fotografi/komunitas fotografer saja. Akhirnya, menurut saya, alangkah bijaknya bilamana kita menerima semua PERBEDAAN itu sebagai suatu harta/asset yang berharga dalam komunitas ini, tanpa perbedaan pastilah tiada DINAMIKA. Bagi yang senior dan sudah 'menembus kahyangan' janganlah menempatkan diri laksana 'dewa' yang tak tersentuh dan tak mau menyentuh. Mohon tetaplah 'nginjak bumi' supaya yang masih 'manusia biasa' dapat tetap memperoleh bimbingan dan anugerah. Sementara yang masih 'manusia biasa' janganlah terlalu cepat puas diri dan marah bilamana diberi 'bencana dari para dewa'. Ingatlah, mungkin adakalanya 'bencana' juga merupakan suatu 'anugrah' supaya kita dapat menghasilkan karya yang lebih bagus lagi. Akhir kata mohon maaf, bilamana ada kalimat yg kurang berkenan.