Nikon Indonesia, baru-baru ini mengadakan acara di Medan, tepatnya di hotel Grand Angkasa, di Jupiter Room.
Saya ingin memberi kan kesan-kesan saya mengikuti acara tersebut, dalam beberapa point.

Saya sangat kagum, akhir nya bisa ikut acara yang di sponsori / di dukung / di temani oleh Nikon Indonesia, memang acara ini bukan di khusus kan untuk membahas "kehebatan" Nikon atau membantah "kelemahan" Nikon. Walaupun acara nya bayar, ndak masalah, karena saya "senang" pake product Nikon ini.
Diawal acara, pihak penyelengara memperkenalkan beberapa orang, diantaranya ada fotografer terkenal, "orang" Nikon Indonesia, dan beberapa hal lainnya.
Ekspektasi saya awalnya sederhana, bisa coba-coba produk kamera Nikon handal, bisa coba-coba lensa sakti nikon, bisa coba-coba wireless flash Nikon yang sangat "ajaib" menurut saya.

Cuman kekecewan di mulai, semua itu nggak ada :( :(( , yah...dengerin orang-orang cerita aja...mending nongkrong di WARUNG KOPI dengan sesama fotografer :D, lebih seru, bisa sambil coba2 kamera, lensa, ataupun flash.

Akhir nya saya pikir, daripada bosen, mending minum kopi dulu, dan ambil sebatang r*k*k dan mulai dech keluar ruangan. Diluar ruangan ternyata ada beberapa kawan yang ngobrol dengan seseorang ( yang kalo tidak salah, waktu awal acara di kenalkan sebagai "orang" nya nikon indonesia), mencoba nimbrung dan mendengarkan pertanyaan kawan-kawan.

Saya coba membagi obrolan yang ada disitu.
T = Saya pribadi, kadang di sambung pertanyaan temen-temen fotografer
N = Orang Nikon

T : Nikon D80 itu kapan keluar yaa ?
N : Itu kemungkinan baru keluar October 2006
T : Nikon D80 itu kayak gimana yaaa ( dimensi, kualitas)
N : Kayak D50 (tanpa menyebut-nyebutkan kualitas)
T : Kalo dibandingkan dengan SonyAlpha, Olympus, Canon?
N : Oh sony alpha, yang baru keluar kemaren yaa? nggak bakal laku dech (yaa berhubung orang NIkon pasti bilang gitu kali yaa - red), trus kalo olympus kan jarang yang pake, kalo pun pake pasti fotografernya akan "minder" karena jarang yang pake (pernyataan yang aneh, bukannya orang pake kamera karena kualitasnya, bukan karena banyak yang pake - red)
Nah kalo canon itu itu (sambil nunjuk salah satu "teman" yang ada disitu yg pegang 350D -red) kan buat pemula (maklum juga seeh kalo dibanding Canon 1 D series hehehehe -red)
T : Kalo masalah WB ( White Balance -red) di nikon suka nggak tepat itu kenapa yaa?
N : Masalah WB itu kan tergantung kreativitas, jadi nggak terlalu masalah ( hmm aneh yaa - red)

Hmm akhirnya di luar bosen juga, mendingan masuk lagi dech, karena di dalam, sang fotografer sedang membagi tips-tips nya

Jadi kesan-kesan saya, agak aneh juga mendengarkan percakapan tadi, dari orangnya Nikon. Kenapa Nikon Indonesia seperti tidak perduli dengan pertanyaan, seorang nikon user, yang memang cuma Hobbyist. Atau mungkin karena, saya cuman dianggap pemakai Nikon yang tidak di perhitungkan.

Saya memang bukan pemakai Nikon yang sangat lama, cuman sebagai gambaran saya memakai, dan pernah memakai beberapa Nikon seperti dibawah ini :
Yang masih saya pakai saat ini :
1. Nikon D70
2. Nikkor 12-24
3. Nikkor 70-200 VR
4. Nikon SB-800
5. TC 14E II

Yang pernah saya pakai (kadang minjem atau sudah saya jual)
1. Nikon FM2, Nikon FM3A, Nikon D50, Nikon D2x, Nikon D1X
2. Nikkor 28-85, Nikkor 24-85, Nikkor 17-55 DX, Nikkor 70-210 D, Nikkor 17-35, Nikkor 14mm, Nikkor 80-200, Nikkor 300mm AF-s f:4, Nikkor 28-70 AF-s

Akhir kata, mudah-mudah an aja Nikon Indonesia makin peduli dengan para "customer biasa" nya, sehingga makin banyak yang pake di Indonesia.

Salam,
Leo Indrawan

Nikon Indonesia = Alta ?

:)) pasti yg dimaksud pemakai canon itu saya....
cuma ada yg ingin saya sampaikan disini, sedikit uneg2 saya, soal pembicaraan kemarin dengan Mr.Y dari nikon.
perkataan " dimana-mana cuma pemula yg pakai CANON", hmm......
kalau emang niat bilang begitu, nah..... pernyataan perang nih? apakah semua fotografer pro gak ada yg canonian?
tapi yah sudahlah....... namanya dia dari pihak NIKON, yg penting semalam acaranya cukup happy, meskipun banyak teman2 yg ga sabaran.....

Kalau saya bilang Nikon Indonesia itu Exist kok, ada Kantornya di Mangga Dua :), saya pernah kenal dgn Yongki, Aldi dan senior di sana, saya ngobrol panjang lebar dgn mereka,.... andai anda punya Kartu Nama Orang Nikon Indonesia itu, akan jelas, siapa dia dan jabatannya di Nikon Indionesia

Iya om Leo. Awak juga kurang puas sebagai pemakai prodak nikon kalo cam gitu.

Yup, setau saya Nikon Indonesia, dari kartu garansi di wakili oleh ALTANIKINDO

@ Pak Wiwin : Saya tidak jelas dengar namanya , seperti memang Pak Yongki seperti yang Pak Indra sebutkan. Yach mungkin karena saya cuman "fotografer biasa", jadi nanggapin nya datar.

@ Indra : Perang merek ...cape lah... kita kan cuman demen foto-foto, ngapain perang merek :D

Mas Leo,
Yang kira-kira nggak enak didengerin, nggak usah dimasukkan dalem hati. Menurut pengamatan saya (yang kadang kurang cermat), pihak-pihak yang mewakili Nikon di Indonesia saat ini baru selevel dealer (pedagang) kamera beserta uba-rampe (aksesori) bercap Nikon. Berhubung pada dasarnya mereka adalah pedagang, temtu saja mereka akan mengatakan nyang baek-baek tentang barang dagangannya. Kebetulan sadza saat ini mereka tengah mengais rejeki dengan berjualan Nikon, maka disebut-sebutlah segala kebaikan Nikon. Jika suatu saat mereka dipercaya untok jualan kamera merek lain, misalnya "Kamera Cap Kucing", temtu mereka juga akan berbusa-busa menjlentrehkan kehebatan Kamera Cap Kucing tersebut.

Jadi, emang agak berat untuk mengharapkan keluarnya pandangan yang obyektif dari seseorang yang sedang berperan sebagai pedagang.

Berkenaan dengan rasa kecewanya sampeyan kerana tidak bisa mencicipi produk-produk andal, sampeyan pasti tidak sendirian. Di mana pun di Indonesia, hampir tidak pernah seorang calon konsumen kamera diperkenankan mencoba barang dagangan. Maklum, kamera (digital) kan mahal dan berisi komponen-komponen yang rentan kerusakan. Salah pencet bisa-bisa rusak. Temtu saja, pedagang tidak akan membiarkan dirinya jatuh di lembah kerugian lantaran ada barang dagangannya yang rusak gara-gara dicicipi calon konsumen (yang belum tentu akhirnya membeli). Kecuali bila sampeyan sudah dipastikan betul-betul mau beli, barulah sampeyan boleh pegang-pegang barang dagangan.

Iya nggak?

KM juga dulu sprt ini, tapi kata temenku sekarang sudah membaik sejak diakuisisi Sony. Apa Nikon perlu diakuisisi juga? hehehe..

Garansi memang oleh Alta dan dikerjakan dg sangat baik. Tapi memang Nikon minim banget kegiatan marketing (jangan campur adukkan marketing dan sales ya) dan public relationsnya. Majalah Nikonia sih lumayan bagus dan cukup banyak iklan produk di sana, tapi itu sama saja dg khotbah ke orang2 yang sudah masuk surga dong?

Mungkin dari acara itu, mmg nggak dikhususkan ada test alat kali mas.. jadi mereka nggak persiapkan seperti itu...

kalau mengenai komentar mereka nggak perlu ditanggapi..

contoh.. :

Sales Merk A bilang merk B jelek..
Sales Merk B bilang merk A ketinggalan jaman.
Sales Merk C bilang merk A dan B teknologinya butut
and so on..

itu mah sudah umum ;)) hehehehehe
bahkan beberapa reviewer's yg katanya "netral" aja kadang2 tedensi memihak..

yg penting pengalaman kita makenya aja.. kalau sistem itu cocok dengan kita.. kita bisa gali teknologinya untuk kreativitas foto kita.. gunakanlah merk itu..

kalau masalah Brand War.. hehhee.. sampe kapanpun nggak ada habisnya ;))

kecuali semua produsen dari semua jenis alat dan makanan.. pake satu merk,... baru deh brand war bisa nggak ada ;)) hehehe

IMHO lOh

bener kata Mas Tri Haryanto...wis ndak usah dipikir, mungkin Mas Leo ngobrol sama orang yg ndak tepat...bener, tinggalin aja dan gak usah dimasukin hati :D

@ Pak Tri : Masalah coba-coba produk, memang di indonesia belum dibiasakan, khusunya product Kamera kalu yaa. Kalo elektronic lain seperti nya ada juga kan. Hal lainnya, sebagai dealer resmi, dan kebetulan diacara tersebut ada service centre juga, kan bole juga para customer di "tunjukkan" at least kehebatan product nya.

@Tri: hari pertama pameran Focus, Datascript menyediakan demo unit 5D lho.. tapi ya itu.. hari pertama itu juga lgs rusak. :D

Kl pedagang, mana mauuuuu ambil resiko sprt itu. Yang diharapkan Mas Leo ini sepertinya Nikon yang mau menjual brand, bukan hanya menjual barang.

hmm.... cuma rasanya gak etis aja bagi seorang profesional kalo ngomongin begitu langsung ke USER lawan nya, (meskipun gw juga punya NIKON, dan kebetulan yg saya bawa semalam itu CANON )
at least, gw jadi tahu deh org2 pemasaran itu gimana :D
tokh DS juga sama sih payahnya :)) maklum, SDM masih rendah....
soal D80 keluar oktober? ;)) sepertinya strategi ngabisin stock gudang deh >:)

@ Pak Dian Agung : Mungkin bener juga, orangnya nggak tepat. Dan nasib jadi customer yang berharap-harap di dukung oleh pihak perwakilan vendor, cuman bisa kecewa atas after sales service.

@ Pram : Setuju banget soal kegiatan marketing Nikon yang kurang mendukung di Indonesia ini.

Dengan dunia kamera digital yang berkembang begitu pesat, kalau saya pasti akan mengarah ke 'pemula' itu. Jumlahnya berapa banyak ya, pemula itu? Berapa banyak revenue yang hilang gara-gara para pemula disedot saingan kita?
Sony nggak bakalan laku? Really? =)) Belum kenal Sony fanatics kali.
Di Jepang sendiri kan katanya D80 dan 400D diluncurkan cepat untuk counter Sony karena market share C+N dimakan Sony lumayan banyak.

Kalau saja D80 tidak cepat keluar dan keduluan 400D, ya jangan salahkan kalau banyak yang kabur deh. Ketinggalan jadi paling akhir keluarnya sih.

@ Pak FBY : Mungkin terlalu percaya diri Nikon Indonesia, so tinggal tenang-tenang aja ;))

@ Indra : Emang loe dah pernah liat gudangnya Nikon Indonesia yaa...:p

Pak Leo ,kalo org yg anda ajak diskusi tsb sewaktu2 pindah kerja ke distributor merk Lain , lalu ktemu anda lagi dan anda tanyakan hal2 yg sama lagi ,kira2 apakah jawabannya akan sama ?

@ Pak Hans : saya sich nggak masalah dia membela productnya. Cuman kan bisa dibantu dengan wawasan yang cukup luas, tanpa perang merek. Jadi kita yang pake Nikon, makin Percaya Diri kan, wong produk nya mantap. Makanya saya contohkan mending ketemuan kawan-kawan foto di Warung Kopi, nggak ada perang merek, cuman tambah wawasan.

ada kartu namanya Pak?

Bung Leo . . . ikut prihatin dengan mental dealer ataupun petinggi "Nikon Indonesia", meskipun saya pake 2 atau 3 agama tapi rasanya harus tetap etis dan jaga perasaan agama lain he he he.

Pangkat boleh tinggi tapi kematangan mental harus mengikuti level yang dijabat, semakin tinggi seharusnya semakin merendah, kalo sombong malahan konsumen jadi antipati

Fanatisme konsumen dibangun dari "trust" bukan melalui informasi yang tidak akurat dan tendensius

@ Pak Anwar : Bukan mo tunjuk siapa2, kita kan disini saling mengingatkan saja :D

@ Pak Setyo : Tiga Agama yaa...saya setuju banget masalah "trust" :D

Mas Tri Haryanto pendapat mas tentang mencicipi... saya tidak sependapat sepenuhnya...tidak semua pedagang gitu kok....

Acara tersebutkan kurang lebih pameran terbatas, di hotel dan sehingga jumlah jg pengunjung terbatas.... siapin demo unit dong.. mosok penyalur resmi gak punya :P

Di pameran Focus dulu (yang pengunjungnya ratusan ribu), stand datascrip berani memperbolehkan kita untuk mencicipi primadonanya waktu itu (20D + L series malah )...

stand Leica juga begitu....

malah ada yang pernah demo Phase One, memperbolehkan peserta mencicip P45....(kalo soal mahal, P45 itu kayaknya lebih mahal dari rumah saya ;)) )

@ Pak Farid : AFAIK, Di pameran FOCUS, Nikon juga tidak ada product demo nya. Cuman pajang2 stock aja... Nah itu dia, apakah NIKON Indonesia ini tidak ada demo unit. Saya pikir tadinya kalo orang Nikon Indonesia dateng, bawa demo unit lah :D

Sharing dari pemakai SLR pemula
he..he..jadi inget pertama kali waktu mau beli SLR di pameran focus,
maklum masih belum punya gambaran karena nggak pernah pegang SLR, niatnya beli antara Nikon D50 atau Canon 350D.
Berhubung lebih berat pengen Nikon, saya mampir duluan ke stand Nikon,tanya2 banyak hal dijawab singkat2 dan kurang enak jawabnya.
Berhubung sebel langsung aja meluncur ke stand Canon, disini servis pelayanannya jauh lebih baik, lama kelamaan hati jadi pindah lebih berat ke Canon.
Tanpa pikir panjang saat itu saya langsung boyong 350D, dan sampai sekarang saya jadi cocok banget sama Canon.
Sori nggak niat brand war, aku cuman mau sharing aja bahwa servis ke pembeli itu penting banget, Seperti kata pak FBY bilang, pemula itu penting banget.
Jika seandainya saat itu servis pelayanan di Nikon baik, mungkin sampai saat ini saya akan maniak sama yg namanya Nikon, karena waktu itu saya berat ke Nikon.

Anggap saja Mr N itu public relation yg buruk. PR yg buruk merusak citra produk.