Oleh: Suharyoko (41) 19 tahun yang lalu
Iseng2 browsing menemukan artikel yg membahas subyek diatas:http://www.digitaldarrell.com/DDBlog-ShouldNikonMakeA35mmSizedSensor.asp Saya belum selesai membacanya juga (agak kagok englishnya). Bagaimana komentar FNers????
Oleh: Togar Sitanggang (65921) 19 tahun yang lalu
jang penting da man behind da camera... bukan body... bukan lensa... mo body canggih kek... mo lensa super mantap kek... kalo gak bisa make ya sama aja
Oleh: FNU Brawijaya (4664) 19 tahun yang lalu
Bang Irwans dan Andreas: Setuju bang Irwan di atas, Digital Darrel - siapapun dia - belum melek konsep crop factor, sensor size. Darell sudah paham kok. Kan bilangnya act like 600mm lens, dan itu kan bener. Mau gambar tambah besar atau kita terima bersih crop-nya makin ketat... Sama aja hasilnya. Hidup crop factor!!! :D
Oleh: Norman Joshua (643) 19 tahun yang lalu
setuju sama kak brawijaya... long live crop factor!! :)
Oleh: Igor F Firdauzi (185236) 19 tahun yang lalu
betul hidup crop factor, crop factor kameraku aja 1.6 hebat, kan! :D
Oleh: Sandy Junandya (5241) 19 tahun yang lalu
Mungkin maksudnya yang ini yah.........
Oleh: Radix R (2382) 19 tahun yang lalu
kenapa NIkon ga/belum bikin FF? mungkin ini jawabannya : http://www.photo.net/bboard/q-and-a-fetch-msg?msg_id=00Djmn
Pak Radix, Singkatnya apa sih dari perdebatan yang ada di link itu. Saya agak tidak mengerti maksudnya. Thx atas penjelasannya...
Oleh: Yadi Yasin (116383) 19 tahun yang lalu
Krn belum mampu aja :))
yah... kan makin panjang focal lengthnya makin puas... (buat penggemar tele loh....):D
Pak Suharyoko, penjelasannya adalah ini: 5D + EF 24-105mm f/4 L @ 24mm f/4 =
Oleh: Setyo Adhi Pamungkas (15166) 19 tahun yang lalu
sudahlah ..sudah............!...
Oleh: Anton Mulyana (37199) 19 tahun yang lalu
Karena conon lebih ungul!!!! hidup canon,,, pissss
Oleh: F.N Terryan, TERRY (6211) 19 tahun yang lalu
Wah.. jangan salahin NIKON dong.. wong SONY yg belum ngeluarin sensor FF kok.. atau rumor2nya, FUJI ?
Oleh: Isal Murandi Artha (676) 18 tahun yang lalu
Nikon kayaknya ga bakal ngeluarin Full Frame, Buat apa? dan saya lihat ga ada urgensinya. Sensor Digital beda dengan Film, cara menangkap cahaya juga beda. Sensor digital membutuhkan ke-presisian supaya photon tepat jatuh ke photo bucket, semakin tegak lurus semakin baik. Bikin sensor Full Frame itu gampang (tinggal di sub-kon kan ke Sony, Nikon memang bukan specialisasi sensor), cuman masalah size aja, 35 mm 36x24 sedang DX 24x16, cuman yang harus di lihat adalah cost untuk bikin itu, efektifkah untuk market? Lihat saja harga 1Ds Mk II yang overprice. Nikon akan konsisten dengan DX format. Yang menjadi masalah skg kebiasaan fotografer konvensional dalam melihat angka2 focal length pada 35 mm. Ini sama seperti bandingin angka2 focal length pada 35 mm dan medium format. Medium telephoto di 35 mm adalah wide angle di Medium Format. Kelebihan DX format adalah pada telephoto Kelemahan DX format pada wide angle, oleh karena itu PR Nikon adalah membuat lensa2 wide angle untuk DX. Setahu saya, even full frame, 1Ds MK II punya masalah dengan wide angle, karena memang lensa Canon untuk wide tidak di optimize untuk Digital Sensor, dimana merupakan peninggalan lensa2 35 mm yang tentu saja berbeda cara mengarahkan cahayanya. Sehingga banyak light fall off di tepi2 lensa nya. So, sebagai Nikonian, jelas saya ga mimpiin Nikon punya full frame, karena ga ada urgensinya. Justru saya harap Nikon tetap konsisten dengan DX format dan tentu saja memproduksi lensa2 wide angle untuk DX format, dengan focal length yg pendek2, sehingga tidak terjadi light fall-off seperti di wide angle Full Frame 1Ds MK II.
Oleh: FNU Brawijaya (4664) 18 tahun yang lalu
Irwans: Perhatikan tulisan yang saya bold. Kalau Digital Darrel masih berkesimpulan seperti ditulisannya yang saya bold itu, maka bisa kita maklumi seberapa dalam pemahamannya mengenai sensor size. To be clear: tulisannya yang saya bold itu adalah jelas-jelas keliru dan salah kaprah.... Nggak keliru kok. Kan ada tanda kutip-nya.
Oleh: Eggy Siagian (8395) 18 tahun yang lalu
kesiann deh yg mikir itu salah kaprahh
Oleh: Johannes P. Kusumo, barron (2861) 18 tahun yang lalu
Kalaupun nikon ngeluarin FF, dan sensornya berbentuk parabol / lengkung mengikuti titik api/fokus dari image circle lensa, pasti dari tengah ke ujung pinggir tetep tajem, karena ...The light fall-off from 35mm sized lenses can be as much as two-stops on the frame edges, simply because a sensor chip requires light to hit it almost directly Itu kan berarti yang di pnggir2 di sensor FF setelannya dibuat 2 stop lebih peka ya? biar mendapat amount of light yang sama....
Barron: Itu kan berarti yang di pnggir2 di sensor FF setelannya dibuat 2 stop lebih peka ya? biar mendapat amount of light yang sama.... Isal: itu berarti bang Barron, menambah kesulitan membuat sensor, jadi sensornya musti tidak merata sensitivitasnya, muncul masalah baru, bagaimana dengan setelan ISO nya? ukuran MP jadi tidak merata, karena photobucket di ujung2 sensor musti lebih besar dari pada pusatnya. Artinya kita tidak lagi melihat sensor sepeti ubin di rumah yang merata, namun ukurannya berbeda-beda, tentunya hal ini akan menambah keruwetan, tp bisa saja ini menjadi solusi dari Canon untuk mengatasi masalah ini, tp ingat ini baru masalah pencahayaan, sebesar apapun photo bucketnya, tetep aja cahaya datang akan tetap miring, bagaimana dengan masalah lain seperti impactnya thd kecepatan auto focus dan ketajaman? PR bagi Canon untuk meng-optimize, namun dengan Lensa DX ini bisa di optimize....biarlah pakar2 lensa optik dan semikonduktor yang mikirn hal ini, kita cuman sebagai pengamat saja ;))
Oleh: Hendarto Kramadibrata, Kubrik (681) 18 tahun yang lalu
Hmmm ... rame nih .. nyumbang info ah ... Sebenarnya ada karakteristik dari pabrikan untuk lensa digital dengan sensornya, lensa non digital dibuat dengan sensor dari film yang punya toleransi jatuhnya cahaya bisa diterima dengan adanya pergeseran (sifat dari film adalah proses kimia yang toleran terhadap jatuhnya sinar yang tidak lurus), pabrikan baik Canon, Nikon, Minolta, Olympus dll sangat sadar akan hal ini, jadi koreksi bisa dilakukan pada saat proses kimianya, baik di lab pencucian maupun pada saat pencetakan. Beda dengan digital, 1 pixel yang diterima (sebaiknya) harus tegak lurus agar penangkapan info ini bisa di repro dengan baik... persis seperti ember tadah hujan (misalnya) 6 mega pixel, nah ember-ember ini menangkap sinyal lurus, nah lensa nya jadi dibutuhkan yang lebih baik lagi, baik bahan, coating dan mekanis nya, agar jatuhnya cahaya benar-benar tegak lurus, OK impact nya adalah produksinya jadi mahal. Si pabrik tentu juga ndak mau kehilangan Market gara-gara ini, jadi dibuatlah beberapa ukuran ... APSC dll (saya ndak hapal) ... 1.5 dan 1.6x dan beberapa yang lainnya, kalau dengan bahasa mudahnya pabrik membuat lensa dengan menyesuaikan dengan sensornya, bukan pabrik membuat sensor dengan menyesuaikan lensanya ..... pertimbangannya .. mahal... pemakai analog nanti kabur ... kemahalan. contoh, Canon 5D full frame .. cukup mahal. Canon kerja keras dengan membuat 2 roadmap, yang full frame digital dan yang AFSC tsb, berat bro. Nikon, menyesuaikan pasar, sensor nya pake yang AFSC 1.6x, nah lensa nya terpaksa harus buat baru, lensa-lensa lama yang untuk full frame bisa dipakai, tetapi konsep tegak lurus ini aman untuk digunakan, karena cuma sebagian yang ditangkap oleh sensor, jadi yang ngawur ndak lurus ndak tertangkap ... Pabrikan lain semuanya mengikuti langkah yang diambil Canon dan Nikon, cuma Olympus yang bener-bener nekat, buat frame 4/3 baru untuk sensornya dan lensa digitalnya .... secara teori, Olympus yang paling bener, coba test dan cari referensi digital lensa dan kamera olympus, hasilnya paling bagus ... cuma PR nya pemasaran dan jualan nya kurang ngetop, kalah dengan Nikon dan Canon ... Mudah-mudahan berguna .... Tks, tabik ...
kubrik: secara teori, Olympus yang paling bener, coba test dan cari referensi digital lensa dan kamera olympus, hasilnya paling bagus Isal: Wah teori yang mana bang kubrik? apakah karena Oly pake 4:3 (menyesuaikan dengan conventional perspective TV kontra konvesional 3:2) maka di sebut Oly yang sesuai teori, bukankah yang penting sekarang prakteknya, Nikon dan Canon telah mempraktekannya, buktinya mereka lebih laris, sekedar info, kita masih berkutat di masalah aspek ratio, ada yg bilang 16:9 lebih baik daripada 4:3, ada juga yg bilang 2.35:1 itulah yang terbaik, format theater...
Oleh: Radix R (2382) 18 tahun yang lalu
Isal: Wah teori yang mana bang kubrik? apakah karena Oly pake 4:3 (menyesuaikan dengan conventional perspective TV kontra konvesional 3:2) maka di sebut Oly yang sesuai teori, bukankah yang penting sekarang prakteknya, Nikon dan Canon telah mempraktekannya, buktinya mereka lebih laris, sekedar info, kita masih berkutat di masalah aspek ratio, ada yg bilang 16:9 lebih baik daripada 4:3, ada juga yg bilang 2.35:1 itulah yang terbaik, format theater... Kak Isal, yg sedang dibahas disini adalah ukuran besar kecilnya sensor DSLR (full frame vs DX) bukan proporsi gambar (4:3 vs 3:2 vs dll). pendekatan Oly dg standar 4:3 adalah mirip dg DX-nya Nikon. lebih jauh tentang standar 4:3http://www.four-thirds.org/ Pendekatan lain untuk solusi light fall off pada digital SLR adalah dengan Offset Microlenses dari Kodak yang akan dipakai oleh kamera Leica. salam
double post - deleted
Radix: yg sedang dibahas disini adalah ukuran besar kecilnya sensor DSLR (full frame vs DX) bukan proporsi gambar (4:3 vs 3:2 vs dll). pendekatan Oly dg standar 4:3 adalah mirip dg DX-nya Nikon. lebih jauh tentang standar 4:3http://www.four-thirds.org/ Pendekatan lain untuk solusi light fall off pada digital SLR adalah dengan Offset Microlenses dari Kodak yang akan dipakai oleh kamera Leica. Isal: Yup, memang benar,namun yang saya tanyakan kan teori yang mana? karena saya belum pernah dengar, info itu sangat berharga karena menambah wawasan pengetahuan saya... Oly memang jalan dengan 4:3 nya, karena dengan format ini akan sesuai dengan monitor komputer, sehingga ga ada black space, namun jika melihat luas sensor yang kecil, maka jelas akan mengubah perspektif fotografer konvensional. Pengubahan aspek ratio akan berakibat berubahnya perspektif yang di tangkap sensor, jika Nikon masih dengan DX format, yg 1.5 crop karena masih sama 3:2 sehingga comparable nya lebih mudah, bgmana dengan Oly? bukankah tidak comparable lagi, karena model sensor nya memiliki aspek ratio yang berbeda? mungkin dengan kesulitan comparable terhadap 35 mm ini jadi kurang populer, harus diakui, semboyan full frame canon memang prestisius di telinga fotografer konvensional 35 mm. Namun bagi yang baru baranjak di dunia digital seperti saya ini, itu jd meaningless...
jadi semisal shape photo bucket tetap, untuk mengurangi cahaya yang jatuh miring (jadi light fall - off) kalau misal sensor tsb ndak dibuat rata tetapi parabolis, alias melengkung cekung ke arah image circlenya, kira2 bisa ndak ya? kalau dx sepertinya karena image circlenya pas buat APS-C sensor size jadi lebih kecil, hingga intensitas cahaya lebih pekat / lpi nya lebih tinggi , CMIIW
barron: jadi semisal shape photo bucket tetap, untuk mengurangi cahaya yang jatuh miring (jadi light fall - off) kalau misal sensor tsb ndak dibuat rata tetapi parabolis, alias melengkung cekung ke arah image circlenya, kira2 bisa ndak ya? Isal: Secara engineering harusnya bisa, tp mungkin perlu special technique dan riset khusus, lalu untuk produksi massal nya perlu di pikirkan juga dan itu mungkin mahal!!! sehingga kurang cost effective...sehingga lebih baik me re-design lensa, karena akan lebih mudah dan murah...:D