Oleh: Indi Soemardjan (7483) 20 tahun yang lalu
Ini harus dijawab jujur ya... Hobi anda semua ini adalah hobi mahal, terutama untuk kebanyakan orang yang tinggal/bekerja di Indonesia. Pertanyaan sudah tertulis diatas, silakan dijawab beramai2. Jawaban saya 2 macam: 1. Ada lensa dan kamera yang beli dengan uang hasil keringat sendiri pas kuliah - Olympus OM-1N dgn 50mm/1.8 dan Soligor 70-200mm. 2. Ada lensa dan kamera yang dibelikan oleh isteri - (ya yang saya pakai sekarang itu).
Oleh: Prasetyo Otty (8931) 20 tahun yang lalu
makasi buat bunda......gara2 keseringan minjem camera sodara dia beliin nikon f401s + 50mm 1.8 pas jaman kls 2 smp doeloe Skrg sih banyak maunya, cuma sayang sama duit, punya canonG3 aja susah bgt.....kalo malem pada glotakan di lemari.....brantem kali tu nikon sama canon kaya di forum camera digital ;-)
Oleh: Indra D. Prasetya, Depe (1101) 20 tahun yang lalu
KAMERA dan LENSA : Beli pakai Credit Card. Credit Crad dibayar lewat internet banking dari rekening pribadi. Rekening pribadi selalu di isi oleh bagian payroll perusahaan via TT setiap bulan. Banyak kali pelanggan TT ke rekening perusahaan. So far, belum pernah ngecek asal duit yang ada di rekening pelanggan. Mungkin ada juga duit mas Indiana Jones. :D
Oleh: Damon Rizki (9249) 20 tahun yang lalu
Indi, Wah kalo saya kamera dan lensanya dan semua tektek bengeknya dibeliin perusahaan, karena duitnya dari tempat saya kerja, dikasih tiap bulan, dikumpulin ampe banyak trus di beliin kamera dan lensa deh....
Oleh: Fauzan Saftari (5542) 20 tahun yang lalu
jaman kuliah nemu kamera bekas bapak, rusak. Dituker ama yashica fx-3 plus lensa seken, nambah 40 ribu, duit hasil nyuci piring di warung nasi. Sekali-kali dipake motret temen/sodara temen yang kawinan. Kadang hunting juga, dipake buat liputan tabloid kampus, kebanyakan sih nganggur dirumah kagak sanggup beli film. Beruntung 1,5 tahun sebelum tamat kuliah direkrut senior untuk gabung jadi reporter koran lokal. Kamera yang sama dipake buat liputan. Fotonya jadi? Jadi! Bagus? Jadi! Pas Kerja, kamera itu aku jual, dan dari sedikit Tabungan beli kamera seken tua merk ***on deh.
Oleh: Iskandar Utama (1051) 20 tahun yang lalu
kalo kamera poket kayaknya ga saya itung deh....... cuma kamera yg ada sekarang dibeliin kantor dan hasil keringat sendiri......
Oleh: David Dewantoro (22969) 20 tahun yang lalu
:O Wah...Alexis...!! Kok tau :"> Kalau gityu modal dengkul ataw kaki namanya :))
Oleh: Jessica Wuysang (28887) 20 tahun yang lalu
lah...kalo dibeliin....sapa juga yang nolak...mas Alex :D:D cara ngembat? ada ajaaaaaa.....:D/:D/
Oleh: Rina Firdausy (3954) 20 tahun yang lalu
Hahaha, Alex punya mainan baru :P Kamera gue yang pertama dari bokap, selanjutnya tergantung rezeki gue :)
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 20 tahun yang lalu
Rina..mau jadi mainan saya juga ;;)....:p
Oleh: Haryanto R (6495) 20 tahun yang lalu
weks alex usahe :))
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 20 tahun yang lalu
bikin sensus buat biro statistik ya? :-? :-? kalau saya beli pake uang sendiri terus ada apa? kalau beli pake uang ortu juga kenapa? topik ini saya lihat nggak ada gunanya, selain ingin pamer kalau yang menulis topik ini membeli dengan uang dari kocek sendiri. apakah foto dari fotografer yang pakai kamera dibeli dari uang orang tua dan uang sendiri berbeda? kalau saya masih muda dan saya nggak punya penghasilan pribadi ( misal saya masih smu atau smp ) ya wajar kalau beli pakai uang orang tua. kalau udah kerja, udah mandiri masih pakai uang orang tua itu namanya nggak tau diri ---> ini saya kira adalah tujuan dan jalan logika yang dipikir Indi Soemardjan ketika beliau membuat topik ini. topik nggak mutu
saya yakin habis ini Indi akan menulis dan mencoba utk menggemukakan alasan2 pribadi dia. tapi bagi saya tetap topik ini nggak ada sangkut pautnya dengan fotografi, walaupun menyebut kata2 yang berhubungan dengan fotografi. Indi juga perlu ingat kalau FN itu terdiri dari banyak kalangan, dari anak sekolah sampe abah-abah. mereka mau beli pake uang sendiri atau uang orang tua ya terserah mereka. yang kita nilai dan yang kita SHARE bukannya hal2 seperti ini, tapi yang kita share adalah fotografi dan karya2 fotografi!!! saya tau dengan ini Indi semakin menganggap saya sebagai "arrogant man" spt dia dulu tulis di japri kepada saya. tapi yang jelas, bagi saya, topik ini nggak ada hubungannya dengan fotografi. dan masih banyak lagi topik tulisan INDI yang kosong isinya.
Sur...maklum dia mau nulis di bincang bebas, takut tulisannya nggak mutu, makanya larinya ke sini..:) Yang inipun juga nggak mutu...makanya saya juga nggak jawab selain merusaknya :D
Oleh: Wisnu Krisnanto (3034) 20 tahun yang lalu
pakai duit ortu!!! thanks for my mom dan dad
Oleh: Rio Martin (4209) 20 tahun yang lalu
Beli kamera pertama Olympus C-740UZ ini dari hasil tabungan sendiri.. :p , karena keluarga ga ada yg hobi fotografi, ini juga hobinya dadakan, mungkin kalau ndak percaya bisa dtanyakan ke Judhi Prasetyo :)) Dan itulah mengapa waktu mau beli sampe posting 3 thread yg mirip berturut-turut dlm 1 hari :)) - Rio.Martin -
Oleh: Nugroho Adhi, FGPLE (778) 20 tahun yang lalu
:-? Indi, kamu masih inget dengan pepatah yang bunyinya "Tong kosong nyaring bunyinya?" Seperti itulah kamu... Apakah kamu merasa tersaingi oleh di Rio yang rajin bikin thread tapi males baca?
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Terlepas dari apapun motivasi Indi membuat topik ini, ternyata responnya cukup ramai dan saya yakin pada jujur jawabannya. Sifat dasar manusia salah satunya adalah rasa ingin sharing, berbagi perasaan, pengalaman dan emosi. Itu esensi yang saya tangkap mengapa banyak yang menanggapi pertanyaan Indi yang toh bukan kuis dan tidak ada hadiahnya. Entah apa yang Indi dapatkan dari tanggapan-tanggapan tersebut. Tapi saya cukup senang membacanya dan sedikit banyak memberi masukan mengenai latar belakang para anggota FN dan karakternya. Lalu apa untungnya tahu latar belakang dan karakter anggota FN? Buat saya banyak untungnya, salah satunya bukankah tak kenal maka tak sayang? :)
Judhi...kamu sayang saya dong ;;)
cayaaaang... banget.. juga sayang sama Indi, Iyus, D. Setiadi, iing, Rio, Beben, Tita, Grace, Lia, Arbain Rambey, Julfini, Andi dan Maya Lubis, Hedi dan C. Priamajar, Valens dan Kristupa, dll yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. :)
Oleh: Hendrik Ronald (5349) 20 tahun yang lalu
Uum... saya sepakat ama Mas Judhi... menurut saya, ga masalah topik seperti ini dikeluarin..... soal bermutu atau engga, itu nanti biar audience yang menilainya. Kalau misalnya memang banyak tanggapan dari members dan mereka ga merasa offended dengan thread ini, ya go ahead.... Seandainya ada yang merasa offended dan thread ini ga bermutu, kenapa harus marah-marah? Apa ada hasilnya dengan marah-marah? Karena IMHO, di tempat umum kita ngga bakalan bisa memaksakan kehendak kita dan membentuk pola forum seperti apa yang kita inginkan. Uum.... saya pernah beberapa kali ikutan forum dan milis, dari hasil pengalaman saya, kita memang harus sedikit let loose dan ga bisa terus-terusan stick to the point. Semua orang bakalan merasa tired. What's more important, is the bonding between the members.... yang juga akan meningkatkan rasa memiliki..... karena.... karena... kita ini non-profit organization. Kita ga dibayar buat melakukan hal ini kita ga hidup dari sini, hidup matinya kita ga tergantung dari sini... jadi tentu saja ga bisa mengharapkan semua orang behave professionally kan? Ini IMHO yach.... mudahan bisa damai lagi d semuanya........
Oleh: Mamiek Trijoko (785) 20 tahun yang lalu
saya pertama kali blajar motret pake camera manual punya eyang : Ricoh kecil, Fujika dan Canon yg konon dibeli th 1970 gak tau produksi th brapa (lebih tua dr umur saya) Sekarang pake EOS Kiss III dan lensa EF USM hasil keringat sendiri dibantu sumbangan dr suami yg saya beli sekitar 4 th yg lalu. Awal punya camera itu saya sempet bingung makenya krn gak bisa baca buku manualnya krn pake huruf kanji semua) shg sempet saya cuekin tuh camera. Sampai akhirnya saya kenal dg FN, saya giat lagi make tuh peralatan. Krn saya banyak blajar dr forum ini (dulu pengen blajar fotografi tapi gak tau mo blajar ma siapa, krn guru saya cuman eyang yg dah lama meninggal) Saya merasa sangat beruntung bisa mengenal FN, krn saya mendapat banyak pengetahuan ttg fotografi. Akhirnya, salam hangat utk semua anggota FN.
saya sebelum bisa beli kamera sendiri minjem kamera Paman jenis Rolleiflex dan dulu uang jajan saya pas SMP hanya 500 rupiah sehari jadi musti nggak jajan untuk bisa beli film. Apakah S. Wibowo masih merasa bahwa saya ingin menyombongkan diri? O iya, kamera Olympus OM-1N yang saya beli itu kamera bekas yang saya beli dari teman seharga USD250 sudah termasuk lensa 2 biji dan macro adapter serta flash. Kamera murah... Sekali lagi, apakah saudara S. Wibowo masih merasa bahwa saya ingin menyombongkan diri kepada orang2 lain di FN?
Oleh: masbaz (39152) 20 tahun yang lalu
Indi: [-x sudah... sudah... you also stepped on other people's toes quite often... jangan sensi gitu...
Indi atau Den Mas Ray Ra'isin....Chupa te La Poya :-"
Indi : bukannya saya merasa begitu, dan saya nggak pernah bilang bahwa kamu ingin menyombongkan diri. tapi hal ini bagi saya nggak ada hubungannya dengan belajar untuk maju dalam fotografi. apakah karya fotografi seseorang dinilai berdasarkan status kepemilikian kamera dia? kalau demikian halnya, gini aja. kamu tanyai aja teman-teman kamu"Teman, bajumu bagus, kamu kelihatan keren dan meyakinkan. bajunya dibeliin orang tua apa beli sendiri?" atau coba tanya ke seorang teman yang sudah menikah. "Teman, istrimu cantik, pandai, rajin, pintar memasak, dan mandiri. dijodohin orang tua atau cari sendiri ?" sekalian saja kamu usul minta bikin keterangan di data tehnik kamera. Kamera: (misal) Nikon D100 Status kepemilikan: dibelikan orang tua / beli sendiri / pinjam / ... so, dari sini, logika ini bisa diteruskan lagi. jika orang melihat bahwa seseorang, misal memakai kamera yang dibeli kantor atau orang tua dan foto yang dihasilkan bagus. orang itu bisa saja menggerutu "wah fotonya bagus karena kamera bagus, dibelikan orangtua/kantor sih" ---> apa ini sebuah penilaian yang masih "objektif" ? sekarang misalnya saja, kita share, kamera kamu dibelikan istrimu, dan kamu mau tanpa sungkan mengakui itu ( that's great ). dan kamera saya, saya beli dengan duit saya sendiri ( i think, i have to ). dan si anu kameranya dibeliin tetangga. dari situ, setelah kamu tau itu, what are you going to do with those facts? my opinion: status kepemilikan kamera tidak merubah kualitas foto seseorang, dan apa yang menjadi perhatian utama adalah share karya foto, bukan share tentang kepemilikan kamera. saya nggak pernah peduli teman saya motret dengan kamera pinjaman, atau kamera yang dibelikan orang tua atau kamera yang dibelikan pacar dll. saya jadi ingat sewaktu saya masih kecil, jadi masih kanak-kanak, dulu saya sering bermain TAMIYA ( mainan mobil-mobilan balap ). kita sering adu lomba mobil. dan ada teman saya yang diam saja walaupun dia rela nggak jajan 2 bulan supaya bisa beli tamiya dan mesin yang katanya super. ada juga teman saya yang menggembar-gemborkan mainannya yang dibelikan papinya. lalu di adu balap. yang menang adalah orang yang mainannya dibelikan papinya. tapi si teman yang beli dari tabungan dia bersikap tidak ksatria, memberi ucapan selamat, tetapi belakangan dia menggerutu "ah tamiya dia dibelikan papinya sih". saya sebagai pihak ketiga menilai itu, itu balapan, tamiya dibelikan papi atau bukan yang menang siapa? yang dihitung itu apa? kemenangan waktu lomba tamiya kan? bukannya siapa yang membelikan.