Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Sukrishna Candra Balada (26716)
BANYUWANGI - Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan gamelan. Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00). nnMenurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.nnDi Banyuwangi kesenian Gandrung pada awalnya dilakoni kaum pria, setidaknya hingga tahun 1890-an. Baru tahun 1914 penari wanita dihadirkan setelah kematian penari pria terakhir, Marsam. Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing†(Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.nnTradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.nn[Rujukan: Wikipedia, www.cybertokoh.com]
14 tahun yang lalu
wah mba...nice knowledge..gambar yang manis utk melestarikan budaya kita ^^..hmm apakah hanya tinggal patungnya saja tarian ini??? salam hangat.....Rifqi
eksekusinya pas, detilnya dapet... :) Salam jepret..
keren nih angle N komponya.....salan N salut selalu
perpaduan warna yang kontras dan obyek yang spesifik menjadi kekuatan foto ini... saluuuut
Suka dengan Narasinya mas.....potonya masih kurang tajem,,tapi tertutu[i dengan sebuah narasi yang asik dan menarik,,salam hangat yah......
Nice pict............mantap komponya................cantik tonalnya..........
sederhana tapi cakep ..... salam hangat selalu
Tajam nan art....Maju Terus Pantang Gak Motret....salam WONG KITO GALO
cantik komponya, asik bg nya, tajam, terimakasih tambahan keterangannya,salam jabat erat selalu