untitled 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

 Dani S. (24115)

  • Nilai foto: 149
  • Dilihat: 881
  • Waktu upload: Kamis, 20 Mar 2008
  • Lokasi: central, Hong Kong
Kategori
Snapshot
Shooting Data
  • Aperture: n/a
  • Speed: n/a
  • ISO: 0
  • Kamera: Praktica mtl 3 *
  • Lensa: Pentacon 50mm f/1.8 *
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Muadzin F Jihad (14122)

16 tahun yang lalu

Angle, komposisi & moment yg cakep banget.

 Emil Fahrinandi Sjahreza (30166)

16 tahun yang lalu

sumpah ini foto... sumpah cakep....

 Erik Estrada (89424)

16 tahun yang lalu

superman yang menyamar sebagai dani.s , sebuah tukang foto partikelir di sebuah situs fotografi di hongkong...selalu mengambil foto secara bird eye view secara bisa terbang gimana gitu lah pokoknya bisa aja slalu gitu..

 Agus Gunawan (73887)

16 tahun yang lalu

Cantik anglenya...tone BWnya ok..salam

 Igor F Firdauzi (185236)

16 tahun yang lalu

Di sebuah kota, satu rombongan mencari teman perempuannya yang mendadak hilang. Tanpa sadar, mereka pun sirna ditelan upaya pencarian tersebut. Di taman luas yang sepi, sebuah pembunuhan terjadi. Tak hanya mayat yang kemudian hilang, namun juga segala bukti bahwa peristiwa itu pernah terjadi. Di jalanan yang asing, seorang pria tiba-tiba mati. Tubuhnya dilenyapkan, lalu identitasnya digunakan untuk menciptakan identitas baru seorang lainnya. Di tepi taman luas nan sepi, seorang fotografer muda berambut kusut dengan sorot mata nyalang dan film BW murahan, melangkah gontai tanpa tujuan. Nun jauh di tengah sana, sepasang lelaki dan perempuan tampak bermesraan, dikepung rumput hijau terhampar: begitu syahdu, begitu damai. Naluri fotografisnya segera mengatakan itu objek menarik, maka dipotretlah mereka. Merasa privasinya terganggu, sang perempuan berang, lalu mengejar sang fotografer dan berusaha merebut kameranya. Begitu foto itu dicetak dan diperbesar (blow-up) beberapa kali, tercetaklah serangkaian misteri: adakah sebuah pembunuhan telah terjadi? Benarkah ada sesosok mayat tak sengaja terekam di foto itu, dan kenapa? Mengapa kemudian kehilangan demi kehilangan secara beruntun terjadi, termasuk bukti paling penting apakah peristiwa pembunuhan itu ”benar-nyata-adanya” atau ”sekadar-ilusi-belaka”? Sederet tanda tanya—bisa jadi inilah kenapa film murahan yang di-Blow-Up terasa memikat. Sepanjang cerita, tidaklah begitu terang apa yang sebenarnya terjadi. Namun kejeniusan Dani menjadikan foto peraih Salon Photo di Kutub Utara tahun 1967 ini tidak lantas jatuh sebagai cerita misteri murahan. Dengan caranya sendiri, foto ini mempertanyakan secara radikal tentang hakikat fotografi. Sekaligus di mana letak perbatasan ”ada” dan ”tiada”. Pertanyaan klise ”adakah sebuah foto bisa dikatakan menangkap realitas, atau dia hanya menciptakan ilusi tentang realitas?” menjadi pantas untuk kembali direnungkan. Layaknya karya fotografi, kekuatan gambarnya terletak pada komposisi yang tampak sangat cermat diperhitungkan. Dengan atmosfer cenderung sepi, menyimak film ini seperti menatap beku serangkaian foto yang penuh makna—dia tidak cerewet dengan kata-kata. Penonton, meski dengan risiko bingung, seolah dibebaskan membuat tafsirnya sendiri. Seakan menggenapkan kebingungan penonton, luasnya ruang interpretasi juga diterapkan di scene paling legendaris: sekelompok anak muda berperilaku nyentrik, bermain tenis lapangan dengan bola imajiner. Dari ruang editing, mungkin sambil tersenyum penuh arti, Antonioni menambahkan suara pantulan bola, yang terdengar membentur raket dan lantai—seolah “bola” itu memang benar-benar ada. Lengkap sudah, batasan realitas dan ilusi tak lagi jelas di sini. Pada akhirnya, film Blow-Up, sama seperti “seni”, atau bahkan “hidup” itu sendiri: tak dibiarkannya kita berhenti mencari. Peristiwa ”menghilang” nyaris selalu hadir di karya-karya Dani S. Fotografer kondang yang bermukim di Hongkong ini dianggap salah satu yang paling berpengaruh dalam sejarah estetika fotografi dunia. Perasaan yang distimulasi oleh keindahan gambar foto-foto Dani tidaklah jauh berbeda dengan perasaan yang selalu dialami oleh para karakternya: misterius, dan tak terungkapkan. Rasa teralienasi, nuansa kehilangan di dunia yang terasing, mendominasi karya-karyanya. Kejeniusannya meredefinisi konsep foto naratif, menantang pakem konvensional tentang penuturan, realisme, drama, dan konsep kehidupan manusia secara keseluruhan. Serupa puzzle yang disusun dari kepingan problematis manusia, foto-foto Dani adalah sebentuk kontemplasi visual: bahwa komposisi gambar puitis yang sarat makna lebih diutamakan ketimbang penceritaan gamblang dan perkembangan karakter yang jelas. Diselimuti atmosfer ketidakstabilan dan kegoyahan dalam foto-fotonya, pada dunia Dani, satu pertanyaan dilontarkan bukan untuk dijawab, tapi diuapkan menjadi gelembung-gelembung pertanyaan lainnya.

dONNY aRIEF (2556)

16 tahun yang lalu

Ada byk makna dgn judul itu. Ga tau mana yg dimaksud tp oke konsep nya.

Andry Halomoan Sitorus (1965)

16 tahun yang lalu

keren banget snapshootnya...nice bw...salam jepret2