Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Verrianto Madjowa (53078)
Dengarkanlah bagaimana seruling bambu berkisah, mengeluhkan perihnya perpisahan.nnIa berkata: semenjak aku terpisah dari rumpun bambu, ratapanku menyebabkan laki dan perempuan merintih mendengar tangisanku. Aku senandungkan robeknya dada karena perpisahan sehingga aku dapat memaparkan perihnya rindu.nnSetiap manusia yang terpisah jauh dari tempat asalnya, ingin kembali kepada masa-masa ketika dia masih bersama kelompoknya.nnDi setiap perkumpulan aku tuturkan kata-kata ratapan, aku membaur bersama orang-orang yang tidak bahagia maupun orang-orang yang bahagia. nnSemua orang menjadi sahabatku. Tetapi tak seorang pun memahami rahasia yang tersimpan di dalam batin. Rahasiaku tak jauh dari tujuanku, tetapi bagaimana aku menjadi mata bagi cahaya atau telinga yang mendengarkan untuk menemukan rahasia-rahasia?nn“Jasad tak tertutup oleh ruh. Begitu juga ruh tak tertutup oleh jasad. Akan tetapi penglihatan ruh tak diizinkan untuk sembarang manusia.”nnSuara seruling itu adalah api, bukan hawa (nafsu). Barang siapa yang tak memiliki api ini, niscaya dia akan sia-sia. Ini adalah api cinta yang berada dalam seruling, gairah asmara yang berada dalam anggur.nnSeruling adalah sahabat setiap manusia yang telah terpisah dari kawannya. Nada-nadanya menusuk kalbu kita.nnBarang siapa telah melihat seperti penglihatan seruling bambu itu, mampukah dia menolaknya?nnSiapakah yang telah melihat teman dirindu seperti seruling bambu itu?nnSeruling bambu meriwayatkan satu Jalan yang dipenuhi air mata kepada kita. Kebijaksanaan diharamkan bagi orang yang tak berakal. Lidah tak bisa menjamin manusia dapat menyelamatkan telinganya.nnDalam kesengsaraan kita, hari-hari (dari kehidupan) telah menjadi terlalu cepat: hari-hari kita berjalan seiring dengan kesedihan-kesedihan yang membakar.nnApabila hari-hari telah berlalu katakanlah,”Pergilah! Kami tidak takut dengan kepergianmu.” Itu agar engkau abadi, wahai yang tak memiliki penglihatan dalam kebersihan hati dan kesuciannya.nnSetiap orang yang tak menjadi bagian ikan, maka ia merasa kenyang dengan air. Dan setiap orang tanpa rezeki, maka hari-harinya terasa panjang. Tipudaya tak menemukan keadaan yang mematangkan pengalaman. Tak ada sesuatu yang mentah akan mengerti pernyataan yang matang. Untuk meringkas ungkapan kami ini, maka kami cukupkan saja.nnWahai anakku! Pecahkan rantai-rantaimu dan bebaslah! Tidakkah keperihan yang tersimpan akan menjadi emas dan perak?nnJika engkau tuangkan laut ke dalam sebuah piala, bukankah piala hanya cukup menampung kebutuhanmu selama sehari?nnSeiring hal ini, mata yang rakus (terhadap dunia) tak terpenuhi (tidak juga dapat memejamkan kelopak matanya) dan tak akan berpesta dengan mutiara kecuali bila telah dipejamkan.nnDia yang pakaiannya disewa oleh suatu cinta dibersihkan dari iri hati dan semua cacat.nnO Cinta yang membawa keuntungan yang baik pada kita –engkau adalah penyembuh dari semua penyakit kami. Wahai siapakah yang menjadi obat bagi kelalaian dan kesombongan kami! Wahai dia yang serupa Plato dan Galen kami. nnSesungguhnya rindu menjadikan badan di bumi naik ke bintang-bintang. Gunung mulai menari-nari dan menjadi gesit. nnCinta mengilhami Gunung Sinai, O Pecinta, Gunung Sinai pun mabuk dan Musa pingsan tersentak kaget.nnJika aku sependapat dengan orang yang cocok denganku, maka aku, seperti seruling bambu, akan menceritakan semua yang bisa diceritakan.nnSetiap yang dipisahkan dari kaumnya yang sebahasa akan menjadi bisu, meskipun dia memiliki seratus lagu. Ketika bunga mawar layu dan taman pun layu, engkau tak lagi akan mendengar cerita burung bul-bul.nnSang kekasih adalah segalanya dan pecinta tak lain adalah selubung; kekasih adalah kehidupan dan pecinta adalah barang yang mati.nnKetika cinta tak lagi peduli kepadanya, dia akan ditinggalkan bagai seekor burung tanpa sayap.nnBagaimana aku memiliki akal untuk menemukan yang di depan dan yang dibelakangku, ketika cahaya Kekasih ku tak berada di depan dan di belakangku?nnCinta berkehendak bahwa pesan ini harus disampaikan. Bila tidak, bagaimana engkau menjadi cermin, bila engkau tak membalikkan gambar-gambar yang terlihat? Apakah engkau tahu mengapa cermin (dari jiwamu) tak mencerminkan apa-apa? Sesungguhnya cermin digelapkan karena karat telah menumpuk bukan karena terpisah dengannya.nnMaka dengarlah kisah ini wahai Kekasih. Ia akan menunjukkan kritik yang benar terhadap keadaan kita.nn(Sumber: Maulana Jalaluddin Rumi, Masnawi)
17 tahun yang lalu
tangkapan bagus bro... agak under exposure kayanya... coba pake gradual nd... nice capture... salam
Siip, menarik siluet horisontal awannya. Bravoo!
Cakep...........Keren abis Olahannya.........Tonalnya manis banget, dan puisinya pun cantik.........Saleum
dalam gelap mereka mengendap-endap ............. mengintai mentari yang kuning membara ............ silhuet para sunset hunter terlihat sedap ............. karena yang jepret Verrianto Madjowa ...............
siluetnya bagus... keren ada puisinya segala....
Waaahhhh...Om Verr......Puisi-nya membuat jantungku berhenti berdetak sesaat...tak terasa airmataku menetes....Sesakit itukah perpisahan yg kau alami?????.......No Comment.....Great Shot Bung...Hiks...Semoga bisa menyatu kembali....
cantik view dan sunsetnya om... :salam:
Siluet yang indah, btw kameranya apa nih, kok sepertinya cukup langka mereknya..