Ratapan Perpisahan 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

Dengarkanlah bagaimana seruling bambu berkisah, mengeluhkan perihnya perpisahan.
n
nIa berkata: semenjak aku terpisah dari rumpun bambu, ratapanku menyebabkan laki dan perempuan merintih mendengar tangisanku. Aku senandungkan robeknya dada karena perpisahan sehingga aku dapat memaparkan perihnya rindu.
n
nSetiap manusia yang terpisah jauh dari tempat asalnya, ingin kembali kepada masa-masa ketika dia masih bersama kelompoknya.
n
nDi setiap perkumpulan aku tuturkan kata-kata ratapan, aku membaur bersama orang-orang yang tidak bahagia maupun orang-orang yang bahagia.
n
nSemua orang menjadi sahabatku. Tetapi tak seorang pun memahami rahasia yang tersimpan di dalam batin. Rahasiaku tak jauh dari tujuanku, tetapi bagaimana aku menjadi mata bagi cahaya atau telinga yang mendengarkan untuk menemukan rahasia-rahasia?
n
n“Jasad tak tertutup oleh ruh. Begitu juga ruh tak tertutup oleh jasad. Akan tetapi penglihatan ruh tak diizinkan untuk sembarang manusia.”
n
nSuara seruling itu adalah api, bukan hawa (nafsu). Barang siapa yang tak memiliki api ini, niscaya dia akan sia-sia. Ini adalah api cinta yang berada dalam seruling, gairah asmara yang berada dalam anggur.
n
nSeruling adalah sahabat setiap manusia yang telah terpisah dari kawannya. Nada-nadanya menusuk kalbu kita.
n
nBarang siapa telah melihat seperti penglihatan seruling bambu itu, mampukah dia menolaknya?
n
nSiapakah yang telah melihat teman dirindu seperti seruling bambu itu?
n
nSeruling bambu meriwayatkan satu Jalan yang dipenuhi air mata kepada kita. Kebijaksanaan diharamkan bagi orang yang tak berakal. Lidah tak bisa menjamin manusia dapat menyelamatkan telinganya.
n
nDalam kesengsaraan kita, hari-hari (dari kehidupan) telah menjadi terlalu cepat: hari-hari kita berjalan seiring dengan kesedihan-kesedihan yang membakar.
n
nApabila hari-hari telah berlalu katakanlah,”Pergilah! Kami tidak takut dengan kepergianmu.” Itu agar engkau abadi, wahai yang tak memiliki penglihatan dalam kebersihan hati dan kesuciannya.
n
nSetiap orang yang tak menjadi bagian ikan, maka ia merasa kenyang dengan air. Dan setiap orang tanpa rezeki, maka hari-harinya terasa panjang. Tipudaya tak menemukan keadaan yang mematangkan pengalaman. Tak ada sesuatu yang mentah akan mengerti pernyataan yang matang. Untuk meringkas ungkapan kami ini, maka kami cukupkan saja.
n
nWahai anakku! Pecahkan rantai-rantaimu dan bebaslah! Tidakkah keperihan yang tersimpan akan menjadi emas dan perak?
n
nJika engkau tuangkan laut ke dalam sebuah piala, bukankah piala hanya cukup menampung kebutuhanmu selama sehari?
n
nSeiring hal ini, mata yang rakus (terhadap dunia) tak terpenuhi (tidak juga dapat memejamkan kelopak matanya) dan tak akan berpesta dengan mutiara kecuali bila telah dipejamkan.
n
nDia yang pakaiannya disewa oleh suatu cinta dibersihkan dari iri hati dan semua cacat.
n
nO Cinta yang membawa keuntungan yang baik pada kita –engkau adalah penyembuh dari semua penyakit kami. Wahai siapakah yang menjadi obat bagi kelalaian dan kesombongan kami! Wahai dia yang serupa Plato dan Galen kami.
n
nSesungguhnya rindu menjadikan badan di bumi naik ke bintang-bintang. Gunung mulai menari-nari dan menjadi gesit.
n
nCinta mengilhami Gunung Sinai, O Pecinta, Gunung Sinai pun mabuk dan Musa pingsan tersentak kaget.
n
nJika aku sependapat dengan orang yang cocok denganku, maka aku, seperti seruling bambu, akan menceritakan semua yang bisa diceritakan.
n
nSetiap yang dipisahkan dari kaumnya yang sebahasa akan menjadi bisu, meskipun dia memiliki seratus lagu. Ketika bunga mawar layu dan taman pun layu, engkau tak lagi akan mendengar cerita burung bul-bul.
n
nSang kekasih adalah segalanya dan pecinta tak lain adalah selubung; kekasih adalah kehidupan dan pecinta adalah barang yang mati.
n
nKetika cinta tak lagi peduli kepadanya, dia akan ditinggalkan bagai seekor burung tanpa sayap.
n
nBagaimana aku memiliki akal untuk menemukan yang di depan dan yang dibelakangku, ketika cahaya Kekasih ku tak berada di depan dan di belakangku?
n
nCinta berkehendak bahwa pesan ini harus disampaikan. Bila tidak, bagaimana engkau menjadi cermin, bila engkau tak membalikkan gambar-gambar yang terlihat? Apakah engkau tahu mengapa cermin (dari jiwamu) tak mencerminkan apa-apa? Sesungguhnya cermin digelapkan karena karat telah menumpuk bukan karena terpisah dengannya.
n
nMaka dengarlah kisah ini wahai Kekasih. Ia akan menunjukkan kritik yang benar terhadap keadaan kita.
n
n(Sumber: Maulana Jalaluddin Rumi, Masnawi)

Kategori
LandscapeManusia
Shooting Data
  • Aperture: n/a
  • Speed: n/a
  • ISO: 0
  • Kamera: Spectra Vertex 737 *
  • Lensa: Built-in / Standard *
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Yap Siauw Soen Gie (83292)

17 tahun yang lalu

tangkapan bagus bro... agak under exposure kayanya... coba pake gradual nd... nice capture... salam

Iwan Setiawan (367)

17 tahun yang lalu

Siip, menarik siluet horisontal awannya. Bravoo!

 Agus Sarwono (41532)

17 tahun yang lalu

Cakep...........Keren abis Olahannya.........Tonalnya manis banget, dan puisinya pun cantik.........Saleum

 Benyamin Lakitan (104870)

17 tahun yang lalu

dalam gelap mereka mengendap-endap ............. mengintai mentari yang kuning membara ............ silhuet para sunset hunter terlihat sedap ............. karena yang jepret Verrianto Madjowa ...............

Agustinus Tjandra (993)

17 tahun yang lalu

siluetnya bagus... keren ada puisinya segala....

 Muhammad Djufryhard (8937)

17 tahun yang lalu

Waaahhhh...Om Verr......Puisi-nya membuat jantungku berhenti berdetak sesaat...tak terasa airmataku menetes....Sesakit itukah perpisahan yg kau alami?????.......No Comment.....Great Shot Bung...Hiks...Semoga bisa menyatu kembali....

 Iwan Maulana Kurniawan (92363)

17 tahun yang lalu

cantik view dan sunsetnya om... :salam:

 Anton Rahmadi (3942)

17 tahun yang lalu

Siluet yang indah, btw kameranya apa nih, kok sepertinya cukup langka mereknya..