Fotografer.net - Galeri: Nenek Humoris

Kritik dan Komentar

Tundra Laksamana (24075)

15 tahun yang lalu

ASik kali fotonya mas, bisaaaaaaaaaaaaaaaaaa aja...lov it

Yudhy Prima Putra (1807)

15 tahun yang lalu

liat apa tu nek......... nenek ada-ada aja nech.......... mantap momentnya....

Mahendra Pradana (39)

15 tahun yang lalu

hahahaha...great moment

Supandito (803)

16 tahun yang lalu

lucu bro.. nenek2 masih ke anak2

Marlinda Mailuhu (243)

17 tahun yang lalu

deeuuuh..jadi kangen sama kota gudeeeg....moment yang indah n jenaka..:D

Muhamad Gita Fazryan (711)

17 tahun yang lalu

haha.. lucu momentnya .. sigap jg nangkep momentnya

Bramusti Panji A (546)

17 tahun yang lalu

sabar banget ya.....bisa dapet moment kyk gitu!!!nice snapshot,salam adari semarang!!!

Arief Setiadi (35)

17 tahun yang lalu

lucu n humanis bangeeetttt...! nice moment..

Thomas Diptya Wahyantara, Diwa (99892)

17 tahun yang lalu

ah, kok baru liat sih yg ini.. apik Kang.. nggayem...

Adri Ismanto (166)

17 tahun yang lalu

Teliti sebelum membeli...!!! hehehe..momennya pas banget om...

Aniceta Sabrina (27702)

17 tahun yang lalu

hahah .. moment nya ok banget .. BW nya ok banget nih buat foto humanis gini .. nice moment mas

Dian Rosita (2450)

17 tahun yang lalu

hehehehe cara jaman dulu buat ngecek telur, masih ada ya tnyata. seleksinya dirapiin lg bisa ini biar lebih oke

kartika sari wijaya, Tika (17279)

17 tahun yang lalu

wahahahaaa... simbah lagi moto :p apik tenan Dab momen n olahane ... sip deh ih

Arithma Fajar Trilaksono (2454)

17 tahun yang lalu

hahaha... lucu bgt!!!

Amelia Wirogo (28318)

17 tahun yang lalu

hahaha kocak gue demen foto lu yang ini ton wahahaha

Christovita Wiloto, SI PEMULA (32085)

17 tahun yang lalu

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu Nikmati bersama suasana Jogja Di persimpangan, langkahku terhenti Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera, orang duduk bersila Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu Merintih sendiri, di tengah deru kotamu (Walau kini kau t'lah tiada tak kembali) Oh... (Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) (Izinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi) (Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh... Tak terobati Musisi jalanan mulai beraksi, oh... Merintih sendiri, di tengah deru, hey... Walau kini kau t'lah tiada tak kembali Namun kotamu hadirkan senyummu abadi Izinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi (untuk s'lalu pulang lagi) Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh... (Walau kini kau t'lah tiada tak kembali) Tak kembali... (Namun kotamu hadirkan senyummu abadi) Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi (Izinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi) Izinkanlah untuk s'lalu, selalu pulang lagi (Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Bila hati mulai sepi tanpa terobati Walau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembali Namun kotamu hadirkan senyummu (abadi) Senyummu abadi, abadi...