Mbi-Kao 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

MBI-KAO (lanjutan foto: Bule Kamoro)
nKu-Kaware adalah ritual pengusiran roh jahat sebelum kegiatan pembuatan perahu dimulai.
nTugas sakral ini dilakukan oleh seorang yang memakai topeng Mbi-Kao.
nSaat prosesi, Mbi-kao memegang tongkat memilih orang-orang untuk membuat perahu
nMbi-kao akan menari dan berteriak berkeliling desa, membersihkan desa dari roh jahat.
nSetelah ritual ini, barulah pencarian kayu dan pembuatan perahu Kamoro dilakukan.
nSaat pembuatan perahu, Mbi-Kao ke pantai menangkap ikan diikuti orang lain, mencari makan bagi pekerja.
nBila perahu sudah selesai, Mbi-Kao akan mengubur tongkatnya dan upacara Ku-Kaware selesai.
nKu-Kaware yang asli bisa sampai 3 bulan lamanya, dan terakhir dilakukan tahun 1970.
n
nKal Muller pertama kali melihat sketsa Mbi-Kao dari literatur tahun 1956 museum Belanda, digambarkan ada 2 jenis.
nSketsa tangan 2 gambar Mbi-Kao dibawa Kal Muller ke Papua lalu petualangan budaya dimulai.
nTahun 1997 salah satu topeng itu dapat diketahui keberadaanya di desa Paripi, milik Marselus Takati.
nTopeng yang tersisa itu buatan Teo Takati, bapak Marselus. Celakanya Marselus tidak bisa membuatnya.
nSedangkan Teo Takati sudah lama meninggal. Mbi-kao terancam lenyap dari muka bumi.
nUntunglah Gerardus anak lelaki Marcelus pernah diajari kakeknya untuk membuat Mbi-Kao.
nTak lama kemudian dilakukan pembuatan topeng Mbi-kao berdasarkan sketsa gambar dari Kal Muller.
n
nAda cerita sedih dibalik kembalinya topeng Mbi-Kao.
nSaat Kal Muller mencari topeng Mbi-kao di Paripi, beliau terinfeksi malaria Plasmodium Falcifarum.
nJika fisiknya sedang lemah, malarianya kambuh, beliau akan menderita demam hebat dan pasti teringat Mbi-Kao.
nSuatu pengorbanan yang sangat besar untuk sebuah karya seni dan budaya yang beliau kagumi.
nBentuk topeng yang aneh, makhluk imajinatif, dan beraroma mistis yang kuat.
nSalah satu hasil seni dan budaya Papua yang nyaris lenyap.

  • Nilai foto: 169
  • Dilihat: 309
  • Waktu upload: Senin, 09 Okt 2006
  • Lokasi: Kuala Kencana, Timika., Papua Barat, Indonesia
Shooting Data
  • Aperture: f/4.0
  • Speed: 1/200
  • ISO: 0
  • Kamera: Canon canon EOS 350D *
  • Lensa: Canon EF 70-200mm F/4L USM *
  • Filter: UV
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Abas Karim (22543)

18 tahun yang lalu

Salut atas usaha pelestarian budaya daerahnya om petrus...jadi tahu deh salah satu budaya papua...salam selalu!

 IB Putra Adnyana (83899)

18 tahun yang lalu

POI penuh dengan keunikan, xpresi natural, kompo manis...salam

 Agung Permana (19665)

18 tahun yang lalu

lengkap info nya.... nice angle.. salam

 Yap Siauw Soen Gie (83292)

18 tahun yang lalu

foto yang cakep... sayang ya kepala topengnya terpotong... Salam

 Janette J. D. Najoan (28563)

18 tahun yang lalu

Fn salah satu sarana u/ melestarikan budaya yg hampir punah... thanks untuk ilmu pengetahuannya Pak... dgn begini jadi tau sejarah culture Papua... ~J'nt.~

 hadehh (18314)

18 tahun yang lalu

tajamnya sip mas, thanks buat sharing foto dan ceritanya, sangat informatif, mantap!! salam salut, =)

 Agung Widhiarto (19641)

18 tahun yang lalu

hemmmm...nilai budayana kental sekali omm..nice kompo...sudut ambilna cakep ommm..nice natural tone...saleum budaya

 Ivan MK Tarigan (8754)

18 tahun yang lalu

kompo dan angle foto kurang enak, seharus fini bisa foto potrait yang bagus

 Wredy Septiady (74709)

18 tahun yang lalu

tambah ilmu lagi euy, ati2 ama mistis nya bro tar di Vodoo lho

Samsul Ulum (1178)

18 tahun yang lalu

good picture....

 Riyadi Hambali (4964)

18 tahun yang lalu

nice moment n detail.....mukanya serem yah......heheheh.... salam

 Thomas Diptya Wahyantara, Diwa (99892)

18 tahun yang lalu

cakep Pak.. itu propertinya ya.. wah, makasih ya keterangan tambahannya.. jadi tambah tau.. regards -diwa-