Fotografer.net - Galeri: ...WAKTU demi WAKTU...

Info

Fotografer Pilihan Editor Arief Setiawan (74146)

rnrnWAKTU demi WAKTU

rnrnDetik demi detik,
rnangin semakin menerpa biduk kalbuku,
rngerimis membawa seribu tangisannya,
rndan daun-daunpun meraung-raung tiada arti.
rnMembawakan sejuta makna hampa kosa kata,
rnmenghadirkan semilyar isi di tengah samudera waktu,
rnkududuk disini, menangisi segalanya,
rndikau hadir lagi...

rnrnMenit demi menit,
rnawan-awan berlari dengan cepatnya, dan,
rnpetir-petir menyuarakan kegelisahannya,
rnbahkan rembulanpun enggan menebarkan senyumnya.
rnAda apakah gerangan ?
rnHamba hanya bisa diam seribu membisu.
rnMengenangkan, membayangkan dirinya,
rnmenyadarkan keberadaanku di tengah kehadiran dirimu...

rnrnJam demi jam,
rnsemuanya hening, sangat hening,
rndetak lonceng berpacu, detik demi detik,
rnmenit demi menit berusaha menghabiskan hari.
rnAlam semestapun berusaha sabar dengan penantiannya.
rnAkankah ini tiada guna ?
rnTiada akhir ataukah sia-sia ?
rnMerangkaikan titik-titik hilang dirimu,
rnmembuat dikau tetap hadir lagi dan lagi...

rnrnHari demi hari,
rnbintang satu-satu bermunculan,
rngugusan sinarnya menyiratkan harapan
rndan ketika sang bintang timur bangun dari tidurnya,
rnbeserta gema adzan subuh yang meluluhlantakkan sukma,
rnsegalanya hadir disini sunyi dengan tiada sepatah katapun.
rnDia hadir kembali, lagi, dengan sejuta misteri maknanya,
rnhari berganti tetap dikau hadir disini...

rnrnBandung, 1 Juni 1997 00.00

rnrn2004-09-09-20 15.06 ISO 50rnrn

rnrnFoto difoto dengan kamera kecil dan imut; Canon G1 yang dicari WB dengan cara custom WB dengan memanfaatkan Kodak Grey Card, tapi yang diukur bukan bidang grey nya tapi bidang putih solid dibalik bidang grey nya. Kemudian foto dicari warnanya hanya dengan Channel Mixer yang hanya bermain di channel Red dan Blue dan channel Green sama sekali tidak disentuh. Setelah itu baru dicari warnanya dengan Auto-Levels dan Levels. Bidang air kawah putih yang berwarna biru bukan hasil buatan karena itu adalah warna inversi pada saat pengolahan di channel mixer. Di beberapa area, foto kemudian di burning-in dan di dodging. Bidang langit, terakhir, diberi efek neat image untuk mengurangi efek grain nya di layer terpisah yang dikurangi opacity nya.rn

rnrnSampai sekarangpun, ketidak konsistenan warna IR membuat saya tertekan dan kagum pada saat yang bersamaan. Saya masih membutuhkan pencerahan dari senior2 dan member2 FNers yang lain. Karena terus terang, saya masih meraba2 dalam mengolah foto IR ini.rn

rnrnTerima kasih buat para senior dan member FN yang telah memberikan inspirasi, pengolahan teknis, bimbingan, kritikan, saran dan cacian yang membuat saya merasa bangga bahwa saya merasa disayangi oleh mereka. Mereka secara umum mungkin tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Saya coba nama2 yang kekal di ingatan saya ketika memotret dan mengolah IR; Mas Kristupa, Mas Arbain, Mas Munir, Mas Baz, Mbak Lonna, Mas D.Setiadi dan Mas Harlim. Terus terang, secara pribadi saya belum pernah ketemu dan hanya mengenal mereka di dunia maya dan saya blm sempat ketemu muka dengan mereka. Tapi saya ttp berterima kasih buat semua pencerahan yang mereka lakukan. Mungkin terkesan basa-basi, tapi dari dalam lubuk hati yang terdalam Anto mengucapkan terima kasih. Terima kasih...rn

rnrnFoto ilustrasi IR ini Anto persembahkan buat mereka semua. Waktu demi waktu terus berjalan...