Oleh: Setyo Bagyo, SB (6862) 18 tahun yang lalu
Berdasarkan masukkan dari FNers yang mengetahui mengenai terowongan Lampegan dinyatakan bahwa terowongan ini tidak pernah dimasuki karena mungkin ada ular, ada hantu atau mungkin suasananuya menyebabkan orang tidak mau masuk kedalamnya. Ternyata berita diatas malah semakin mendorong semangat ke 7 orang nekat ini untuk menerobos dan mencoba mengetahui apa sih yang disebut angker dll itu . . . Menerobos terowongan KA, menikmati pemandangan kebun teh dan mendaki Situs Megalith yang ternyata memang sangat berat . . . . terus terang ini merupakan hunting yang unik dan penuh tantangan karena sebagian besar peserta ternyata akhirnya POWER nya terkuras habis setelah pendakian Situs Megalith Gunung Padang. 1. Keberangkatan dari Meeting Point Ratu Plaza terlambat sekitar 1 jam karena sebagian peserta mengalami traffic jam. 2. Jumlah peserta 7 orang dan kami akhirnya memutuskan untuk memakai 2 mobil Honda (Jazz & CRV), terima kasih kepada mas Yan yang sudah menyumbangkan tenaga & mobil untuk kami semua. 3. Perjalanan menembus belantara kemacetan Jakarta cukup berat sebelum akhirnya melaju di Tol Jagorawi & mampir makan di Cipayung, selamat sampai ditujuan awal (guest house) disambung dengan beberapa diskusi mengenai karakteristik serta penanganan lensa. Banyak sekali masukkan dari mas Bayu yang menguasai sekali mengenai tehnik bongkar pasang kamera maupun lensa. 4. Rencana berangkat subuh dirubah karena para hunter yang berhati baja memilih untuk hunting makro disekitar guest house yang menyediakan berbagai macam serangga 5. Selanjutnya setelah sarapan mi instant rombongan langsung berangkat ke Terowongan Lampegan, Situs Megalith Gunung Padang dan rencana ke perkebunan Bunga dibatalkan karena peserta sudah terkuras habis tenaganya. Foto keluarga dari kelompok yang betul betul baru saling kenal, dari kiri ke kanan Aditya, Yan, Udin, Bayu, Andriato, Victor dan Setyo
Oleh: Ignatius Victoriyantoko (15543) 18 tahun yang lalu
Salam kenal semuanya ..... Mas Setyo - Andriato - Yan - Udin - Bayu dan Aditya. Walaupun kita baru saling kenal, saya merasa terkesan baik dari subject hunting maupun pribadi-pribadi rekan-rekan yang menyenangkan. Rasanya tidak ada kata tua - muda, semuanya bersemangat muda. Sebagai catatan tambahan Terowongan Lampegan ini juga diliput TransTV, kebetulan saya lihat liputannya hari ini. Betul kata Mas Bayu : "Mana nih foto sy yg ngesot ?" :D :D :D Gila friend sampai hari ini kaki sy masih pegel terasa amat kalo sy mau jongkok dari berdiri atau sebaliknya. Foto kontribusi sy susulkan. Terimakasih semuanya, mohon maaf kalo ada kata-kata yang kurang berkenan selama hunting, terus maju ......
Oleh: Eleena Oktavian (1448) 18 tahun yang lalu
Thanks for sharing. Mantab neh, sayang fotonya kurang banyak. Tambah dong.. :)
Oleh: Bayu Arya (665) 18 tahun yang lalu
Iya-iyah tambah foto donk...........LCD saya kan Blank waktu hunting :))
Ini suasana hunting sebelum memasuki Terowongan Lampegan, nampak Mas [Bpk] Setyo dan Mas Yan bersemangat mengambil gambarnya .....
Candid Mas [Bpk] Andriato dari balik bilik warung .....
Mas [Bpk] Setyo dan Mas Bayu, seperti Father dan Son yah .....
Mas [Bpk] Setyo masih semangat walopun hari sudah panas terik .....
Mas Udin nampak dari kejauhan, sepertinya sedang meng-candid kita .....
FN-ers Lampegan (mungkin kali yah ..... :D :D :) ) sedang menunggu dengan sabar kedatangan FN-ers Jakarta .....
FN-ers Jakarta sedang mencari-cari dimanakah gerangan FN-ers Lampegan ..... :D :D :)
Mas Bayu (mentor of the hunting) tetap sabar mengajari semua peserta hunting, tak terkecuali Mas Yan, sabar juga yah Mas Bayu (penganten muda sih .....)
Mas Udin hilang terjebak dihamparan hijaunya kebon teh .....
Mas Yan lagi ngapain mas ? Motret koq serius dan "napsuin" ..... :)
Sorry friends saya lagi diluar kota . . . tapi gak apa2 dicoba upload dari sini Oom Andrianto sedang melakukan dokumentasi dimulut/pinggir terowongan, ditunggu nih uploadnya !?
Kedua cucu pemilik warung pulang sekolah dengan menelusuri jalur rel menuju terowongan. Mereka berdua akhirnya jadi model natural dari mas Viktor dan mas Aditya
Mulut gua dari sisi yang lain ternyata tidak terawat seperti yang didekat setasiun Lampegan. Dinding dan konstruksinya meskipun kekar tapi tampak kumuh
Selesai makan minum dan moto...rombongan memutuskan utk meneruskan perburuan ke gunung padang, kami langsung kembali melalui terowongan lagi. Titik putih disebelah kiri (didepan oom Andrianto) adalah mulut gua diseberang sana semua pengambilan foto didalam terowongan menggunakan speedlite
Sampai ditengah kegelapan dan kelembaban terowongan terpikir juga untuk foto keluarga he he he bisa ditunjukkin ke anak anak dirumah. Dalam perjalanan harus waspada juga terhadap tetesan air dari atas hemm kita masing2 harus melindungi kameranya Selain itu didinding terowongan setiap 50 meter dibuat cekungan untuk perlindungan pejalan kaki atau pekerja rel KA apabila ada rangkaian KA sedang melintas, kami sudah mencoba kapasitas tampung ternyata hanya untuk 4 orang saja. Melihat ini terpikir ide untuk menjelajah terowongan KA antara Jkt~Bdg dan ingin mencoba berada didalam cekungan perlindungan sambil moto pada saat rangkaian KA lewat (pasti foto yang dihasilkan akan menakjubkan) Ada yang mau NYOBA yuuk yuukk
Sebelum meneruskan perjalanan dokumentasikan dulu rumah Kepala Setasiun (KS) Lampegan, rumahnya besar model kuno dan kurang terawat, sayang sekali pak KS hari itu sedang tidak berada ditempat sehingga kita nggak bisa ngobrol / nanya mengenai proses rekonstruksi terowongan Lampegan
Kehidupan dipelosok pedesaan memang berat, kami bertemu satu keluarga yang berjalan kaki sekitar 5 km untuk mencapai jalan yang dilalui angkutan pedesaan . . . setelah itu mereka harus menunggu lama sekali dengan harapan ada angkutan pedesaan yang lewat. Kami sebagai orang kota merasa beruntung sekali dengan pemanjaan teknologi maupun sistim transportasi yang sangat memadai diperkotaan.
Ada juga hal yang sangat baik telah dilakukan pemerintah yaitu listrik masuk desa, semoga saja subsidi listrik untuk masyarakat pedesaan ini tidak "byar-pet" seperti yang dialami masyarakat perkotaan
Banyak pemandangan khas pedesaan sepanjang perjalanan...diantaranya mesjid yang indah ditengah hijaunya sawah dan hutan. Sebagai tambahan informasi sepanjang jalan juga banyak pohon duren yang sedang ber buah, oleh pemilik kebun dijelaskan bahwa 2 bulan lagi akan di panen (hmm berita ini akan membuat fotografer penggemar duren akan berangkat ke Lampegan bulan Januari 2007)
Akhirnya setelah melalui tanjakan berat dan becek kami sampai juga di Situs Megalith Gunung Padang. Ternyata yang menunggu situs sedang pergi sehingga diputuskan langsung naik . . . tapi begitu melihat terjalnya pendakian maka sebelum melalui 50 mtr pendakian saya dan Andriato sudah menyatakan menyerah dan memilih menunggu dibawah saja.Sementara itu ke 5 rekan yang lain tetap mendaki dengan "Gagah Berani" Sempat foto keluarga lagi selagi masih mampu berdiriii he he he
Ini adalah beberapa foto yang diambil oleh mas Udin dan mas Bayu menunjukkan betapa hebatnya kemampuan nenek moyang orang Sunda yang mengangkat tiang2 batu dari bawah keatas (bawa diri aja berat apalagi bawa beban batu huuuhh)Besar dan luasnya situs bisa dibandingkan dengan kecilnya teman kita ditengah tengah situs tsb
Angle yang lain dari situs Gunung Padang, saya belum tahu kenapa teman yang lain belum masukkin foto dari situs Gunung Padangnya . . . apakah karena sudah kecapekan nggak kuat upload atau diatas udah nggak kuat nekan tombol shutter ??