Oleh: Nyoman Bayu Yudianala (306179) 18 tahun yang lalu
Setelah menunggu respon undangan sebulan yang lalu, akhirnya kami memenuhi jadwal belajar memotret di Gunung Fuji yang terkenal. Target kami adalah mengabadikan "ASAHI" (matahari terbit) dari puncak tertinggi seantero Jepang. Beberapa orang urung hadir karena jadwal yang bentrok, atau kesibukan yang lain, dan beberapa orang ikut juga walaupun tanpa mendaftar ke saya... :D Hunting dilaksanakan dari tanggal 12 s/d 13 Agustus kemarin, dan ada 7 orang yang akhirnya berangkat .... mendaki dan/atau memotret.... Kami sebut saja Sichi-nin Samurai (7 Samurai)... mengutip film klasik terkenal dari Akira Kurosawa... ;)) Mari kita mulai liputan-nya... dan rekan-rekan yang lain nanti akan menambahkan foto-fotonya... Salam sahabat alam... !!
Kami berangkat dari markas (rumah Mas Ari Suryanta, Tokyo) jam 17.10, melakukan navigasi melalui GPS pada mobil dan meluncur ke lokasi pendakian dari Jalur Fujinomiya. Kami tidak bisa masuk ke Stage 5, karena sampai sudah malam dan jalan ditutup untuk umum. Mobil kembali menuju tempat parkir dimana akhirnya kami menggunakan Shuttle Bus dengan membayar ongkos 1,300 yen PP. Inilah adalah foto jalur pendakian yang diambil dari tempat shuttle bus kami berangkat. Difoto ini ada stage-stage yang harus kami lalui untuk mendaki. Mulai dari stage 5.... hingga PEAK/Summit...!! Kelihatannya dekat sekali... tetapi Gunung Fuji sangatlah besar... :)
The Seven Samurai.. eh Ronin... karena ga punya Lord untuk mengabdikan diri. Kami memotret apa yang kami suka... tidak peduli apa alirannya... yang penting... tebas...!!
Sesaat kami naik bis, saya mencoba mengabsen... dan memperkenalkan nama-nama ronin... Mas Rudo Wibowo (FN-er Tokyo)... sehari sebelum pendakian beliau PM saya, menyatakan ikut hunting.. dan kami baru pertama kali ketemu satu sama lain.. Salam kenal mas Rudo.. saya senang belajar memotret bersama anda.
Mirsa Nurhidayat (FN-er Tokyo).. jarang upload karena sibuk kerja... dan kebanyakan hunting peralatan.... ;))
Juragan Bedie Roesnadi (FN-er Tokyo).... kawan paling setia hunting bersama saya.. terutama saat-saat menebas mahluk bening... :D
Mas Ari Suryanta (FN-er Tokyo)... kakak saya, yang mengenalkan saya untuk join FN dan selalu menyemangati saya untuk belajar keras memotret... Terimakasih mas....
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 18 tahun yang lalu
Ketahuan yg naik orang Indonesia, makanya cepet2 dipasangin kantung plastik tuh Joknya bis, kebiasaan jelek orang indo kl gak bawa antimo, suka "mabuk" dan ngiler kl tidur :p:p
Pak Syamsudin... khusus datang dari Fukuoka... pertama kali kenal dengan saya... dan berjanji untuk belajar memotret kalau sudah punya gear yang representatif... Kali ini ikut menemani pendakian saja... nanti hunting lain kali harus sudah punya kamera loh pak...!!... :D
Huahahahahaha... mas Alex.... Ketahuan ya... Habis jalannya berliku-liku begitu... :( Dan memang Gunung Fuji banyak sekali didaki oleh orang Indonesia.. terutama pemuda-pemuda Kensushee (magang kerja/rodi)... :D
Mayor Tiranda... belum menjadi member FN... :D Tapi selalu menebas dengan katana video kecil bawaanya... untuk meliput secara "live" suasana pendakian... Sekaligus sebagai 'pengawal' kami... kalau ada apa-apa... bilang saja.. militer bisa bertindak... tebas dulu... urusan belakang...!! fufufufufu... ;))
Ronin terakhir... yang tidak punya aliran potret... yang penting tebaaaaas....!! Suka motret... kalu dipotret mesti beri tanda V.. peace...!! ..... :D
Oleh: Nufransa Wira Sakti , Frans (19637) 18 tahun yang lalu
Ini dia yg ditunggu2....Lanjut Bli...;;) Mudah2an ada "tebasan" ala juragan Bedie :P
Tiba di lokasi pendakian (Stage 5) jam 21.00. Setelah membeli walking stick, hampir semua peserta pendakian 'menelpon' kerabat mereka untuk minta restu... supaya selamat sampai ditujuan... :D Kalau NBY tidak perlu minta ijin... motret ya.. motret...!!...
Oh mas Frans... nunggu tebasan yang bening.... ??.... Coba dari belakang... back focus...?!... or focus back...!!... :D
Setelah memotret 'focus back'... akhirnya NBY melakukan 'pendekatan' yang lebih sopan... Memotret tidak hanya point and shoot... semestinya ada pertalian bathin antara obyek yang dipotret dengan pemotretnya... mendapatkan senyum yang cerah ceria adalah salah satu teknik matahati...
Masih dari tempat yang sama... dimana kami bercakap-cakap dengan sekumpulan gadis pendaki.. dan bahkan dari anggota kami mendapatkan nama-namanya untuk di tuliskan pada tongkat kayu... siapa tahu.. bisa tambah semangaaat...!!... :D Saya memasang tripod dan mengabadikan kota Fujinomiya dibawah sana. Saat itu saya bermaksud mengabadikan badai petir dibawah sana... tapi ga berhasil... keburu waktu untuk pendakian sudah akan mulai... :(
Pose di stage 5, saat itu waktu menunjukkan pukul 22.10 malam. Suhu sekitar 8-10 derajat Celcius. Altitude... 2,400 meter. Dibelakang adalah peta stage-stage pendakian... Mari mulai mendaki...!! Naik-naik.. kepuncak gunung.... Tinggi.... tinggi sekali.... :(
Oleh: D. Risanti (56932) 18 tahun yang lalu
jadi inget film Sinchan yang naik gunung sama bapak ibunya ;))
Saya mengabadikan suasana pos 6 (Stage 6) dengan handheld, 1 sec.. bantuan walking stick sebagai tripod... masih ada sedikit camera shake.. sorry... :D Altitude... 2,500 m... Naik hanya 100 meter (dari pos 6)... tapi merupakan trek perjalanan untuk mengukur seberapa jauh 'daya tahan dan kemampuan tubuh' kita. Apabila anda merasa cukup cape... nafas memburu (berdebar-debar)... terutama pada masalah kaki yang 'berat' untuk diajak jalan... saya sarankan untuk tidak memaksakan target sampai 'summit' (puncak). Aturlah tenaga anda... sampai dimana bisa naik.. dan perhitungkan energi yang tersisa untuk turun kembali ke posisi awal pendakian. Itulah saran saya yang bijak... berdasarkan 3 kali pengalaman pendakian... :)
fufufufu... ;)) Mbak Dotty... Memang kami cukup lucu untuk dijadikan lelucon diantara kami.. terutama setelah mengakhiri pendakian.. dengan tidak tidur selama 44 jam lebih... Banyak sekali suka-duka-nya... dan itulah yang akan kami kenang ketika masing-masing dari kami mengenang fase 'belajar' memotret kami disini... dan memang hanya kami yang tahu begitu banyak tantangan yang harus kami hadapi... saya akan lanjutkan liputannya... :)
Di pos 6, jangan lupa untuk memberi stempel pada walking stick.. sebagai bukti sudah sampai di pos ini. Walking stick akan dicap dengan logam panas.. dan akan tertera logo pos 6 beserta ketinggiannya pada batang kayu tongkat pendakian. This is a must do..!!... untuk souvenier.. :D
Pemilik kedai di pos 6, juga tempat untuk menandai tongkat kayu. Matahati melakukan pendekatan kemanusiaan.. mengajaknya bercakap-cakap dan memotretnya. Sebagai rasa persahabatan, beliau memberikan kartu nama.. yang ditulis dalam bahas kanji... :( Kami tidak bisa membacanya.. tetapi ini adalah suatu adat penghormatan... bahwa seseorang yang dianggap cocok untuk dihargai saja .. pantas diberikan kartu nama... Percayalah... NBY knows what he's doing... :)
Komposisi plang kayu menunjukkan posisi ketinggian pos 6. Hari itu memang 2 atau 3 hari setelah purnama... Suasana kadang berkabut silih berganti... disertai angin cukup kencang. Saya coba abadikan 'waktu' dan 'berita' dalam satu kesatuan...
Posisi jabatan saya adalah sebagai sweeper... Pendaki paling belakang yang menjagai pendaki lainnya... walaupun sedikit memiliki waktu... saya berusaha untuk mengabadikan kota diseberang... Fujiyoshida. Patern flash light sebagai efek slow speed didapat dari milik pendaki lain saat saya memotret. Saya memiliki beberapa patern yang lain yang lebih menarik... yang akan saya upload di galeri foto saya suatu saat nanti. Lensa sedikit berembun.. saya tidak menyadarinya hingga pos 7.5 (New 7th stage)... :(
Pendakian malam hari membutuhkan flash light (head lamp kalau bisa, supaya praktis.. sehingga tangan lainnya bisa bebas). Flash light yang menyorot lensa secara tepat akan membentuk patern bintang... Saya mencoba mengabadikan suasana pendakian saat malam hari, dengan mengambil representasi cahaya-cahaya bergerak.