Oleh: Amadeus Bonaventura (73289) 19 tahun yang lalu
Sesuai dengan threat awal untuk rencana Hunting Explore Bali Seri 1 yang ditulis Pak Dosen Anto... berikut ini liputannya. Untuk yang tidak sempat mengikuti hunting semoga liputan ini dapat mengobati kekecewaannya... Sekaligus dalam threat ini kami mohon maaf bilamana pengumumannya dalam waktu yang sangat singkat sekitar 5 hari saja dari jadwal. Untuk seri 2 akan kami umumkan lebih jauh hari... semoha peserta makin membludak... Seperti rencana awal dan pembagian kendaraan serta pembagian group keberangkatan, kami dari rombongan Denpasar berangkat jam 12.30 dari tempat masing2 ketemu di dekat perempatan Tohpati... setelah bertemu dengan mengendarai 2 mobil kami berangkat untuk bertemu rombongan Ubud... Sementara di rumah Mario telah berkumpul semua rombongan dari Ubud... termasuk model... pas menjelang memasuki daerah Sukowati kami dapat telpon dari Pak Dosen untuk bertemu di POM bensin dekat Goa Gajah... jadi kami tidak perlu masuk ke Ubud... desa Andong... (lokasi puri Mario). Sekitar jam 1 kami ketemu... 4 mobil dalam iringan kecil mulai bergera dengan cuek dan santai menuju Taman Ujung... gak pake acara makan dulu... karena pedoman kami... "Motret Dulu Baru Makan..." Tiba di Taman Ujung sekitar jam 3 siang... masih panas banggget... tapi dengan semangat 2005... karena semangat 45 kita2 belum lahir... Setelah selesai parkir, semua peserta langsung menyeberangi jembatan dan langsung bubar barisan cari posisi sendiri2 untuk motret landscape... Catatan Penting Yang Perlu Diperhatikan bila hunting atau motret ke Taman Ujung. Kami sempat diminta dana lebih dengan berbagai dalih, dan akhirnya karena hal tersebut kami memutuskan bahwa hunting hanya sampai jam 5 sore saja... Hal ini sangat tidak menunjang pariwisata... kami semua berharap oknum penjaga, satpam dan preman di Taman Ujung bisa ditindak dan tidak mengulangi perbuatannya yang dapat merusak citra pariwisata Bali. Karena "terusir" tersebut, maka kami putuskan langsung menuju penginapan, kita tinggalkan area parkir Taman Ujung sekitar jam 5.45 dan tiba di penginapan sekitar jam 7 malam. Lalu pada mandi dan makan malam... Setelah makan kita pinjam wide screen di penginapan untuk mengadakan "Photo Clip" dan observasi hasil shot seharian... Hari Kedua: Subuh jam 5 kita sudah bangun dan bersiap2 motret perahu di Amed, saat kita sudah sampai dilokasi, ternyata perahunya belum pulang. Setelah menunggu beberapa waktu, perahu para nelayan mulai pulang dan kita sibuk mengabadikan... Di lokasi kami sempat foto bersama... Dari situ kita kembali ke penginapan untuk sarapan dan jemput model serta managernya... Trus berkemas dan berangkat ke lokasi lain untuk pemotretan model di kolam... Sekitar jam 11.30 kita tinggalkan kolam renang dan langsung menuju rumah masing2, diperjalanan sekitar Goa Lawah, kita berhenti untuk makan siang... Dari situ kita berpisah antara rombongan Ubud dan rombongan Denpasar. Begitulah akhir cerita perjalanan pendekar FN dalam Bali Explore Seri 1. Seri 2 sedang dicarikan waktunya, semoga dapat segera diumumkan waktunya dan lokasinya...
Oleh: Mario Andi Supria (72635) 19 tahun yang lalu
masih imut gak ya..... :p
Oleh: Arief Setiawan (74146) 19 tahun yang lalu
Gambar 1 : Gara2 self timer yang di set 2 detik, akhirnya penjaga taman ujung yang kita minta tolong memencet shutter, ter foto ketika bergabung dengan barisan peserta.
Gambar 2 : Akhirnya, peserta bisa berfoto bareng di Taman Ujung. Dari kiri ke kanan (berdiri) : Yoga Raharja, Yuyun, Gede Ary, Putri, Mario, Eko, Rochmat, Anto dan GusTwo. Duduk : Pak Budi dan Ngurah Sanjaya
Gambar 3 : Setelah hunting sunrise, peserta berfoto di Amed. Di latar belakang terlihat jajaran perahu nelayan yang telah terparkir. Dari kiri ke kanan (berdiri) : Anto, Pak Budi, Mario, Gede Ary, Ngurah dan Yoga. Duduk : Gus Two.
Gambar 4 : Mario dengan kamera D2X Special Edition nya yang baru (katanya sih !), padahal itu sebenernya kamera lubang jarum... :)
Gambar 5 : Dari kiri ke kanan : Pak Budi, Gus Two, Reflector (liat perbedaan terang nya reflector dan skin tone nya Gus Two) dan Putri.
Gambar 6 : Berbagai macam gaya dan pose. Dari kiri ke kanan : Ngurah, Yoga, Eko, Mario dan Pak Budi.
Gambar 7 : Putri, Pak Budi dan Mario tampak belakang.
Gambar 8 : Bulu salah seorang peserta yang ga boleh di sebutin namanya. Pokoknya dari sana lah asal julukan Mario "Bulu" berasal... :p
Gambar 9 : Sang jendral kita; Pak Budi sedang tertangkap basah memancing. Maksudnya memancing perhatian model...
Gambar 10 : Setelah "memancing" dari bawah, sekarang perlahan-lahan, Pak Budi mulai mendekati model...
Gambar 11 : Gus Two dengan lensa "kafir" nya. Terus terang, foto ini dibuat dengan kompensasi over 2 stops, bisa diliat di langit yang wash out. Memotret Gus Two itu harus membawa grey card, karena bidang hitam nya terlalu dominan.
Gambar 12 : Dari kiri ke kanan : Eko, Gede Ary, Gus Two dan Mario.
Gambar 13 : Mario sedang pamer D2X Special Edition nya ama Pak Budi...
Gambar 14 : Ciri khas Pak Budi; selalu memperlihatkan hasil jepretannya ke mana2, kaya' jualan kacang rebus. Atau jualan rokok M******O, Pak?
Gambar 15 : Kali ini, Pak Budi ingin sekali bergaya. Katanya; To, tolong pake sync 1/500 ya, supaya langitnya bisa gelap. Cuma N**** yang bisa begini, katanya... Padahal motret nya pake CPL, Pak...
Gambar 16 : Naaa, ini Pak Budi lagi membagikan jamu eh salah, maksudnya lagi memberikan wejangan cara memegang kamera dengan baik dan benar...
Gambar 17 : Pak Budi lagi. Bangun jam setengah enam langsung motret sun rise. Yang bisa nemuin belek nya, dapat CF 1 MB katanya...
Gambar 18 : Bursa kamera oleh Mario "Bulu". Harga kamera nya juga "bulu" sekali. Beli N**** dua dapat C**** satu. Itu yang warna silver katanya...
Gambar 19 : Cover Boy, Mario "Bulu" lagi memperagakan gaya kepada model...
Gambar 20 : Kalo yang ini lagi inspeksi kelayakan kolam renang, karena kamera N**** D70 kalo kecemplung bakal ngambang. Makanya Pak Guru Mario "Bulu" selalu berteriak, "Batere kamera dimasukin, supaya kamera kalo jatuh bisa langsung tenggelam !". Garing ya?
Oleh: Andi Sucirta (72130) 19 tahun yang lalu
Seru huntingnya......:D....tertarik dengan uraian pak Amadeus....tiket masuk ke Taman Ujung sudah resmi atau belum pak?....sifatnya wajib?...atau sukarela?....yang menagih petugas dari Pemda?..atau Pecalang Desa?...atau Preman?....besaran biayanya berapa?....tambahan diminta berapa?....ada intimidasi?.... Ini sebagai data awal saja pak....sebab beberapa tempat pariwisata sudah terkenal dengan prilaku premanisme seperti tersebut. Beberapa tempat yang sudah pernah saya alami seperti tersebut diantaranya Trunyan dan Taman Ujung (kedua tempat ini sudah pernah diangkat ke media massa mengenai prilaku premanisme seperti itu) Nanti kalau bisa dicatat kronologisnya (apa adanya) aja pak...untuk disampaikan ke Dinas Pariwisata atau Pemda dan Media Massa...
Oleh: Yoga Raharja (38350) 19 tahun yang lalu
Gus Andi.. inilah tampang2 orang (the red one) yang mencoba minta bayaran "lebih" ke kita.. alasannya karena petugasnya lagi OFF hari itu (kebetulan banget) jadi kalo kita stay di atas jam 5 atau setelah matahari terbenam, kita musti bayarin uang lembur mereka... gimana sih ?? kan mereka kerja menjual service.. kalo service-nya begini, gimana kita mau promosiin Taman Ujung.. iya kan ??... ck ck ck memalukan !! gubrakkk !!! b-( b-(
Waktu kita baru tiba di Taman Ujung dan mo beli tiket masuk, mereka udah bilang, ini foto untuk dijual ya... wah mesti bayar... dll. Waktu itu kita bilang kalo kita hobby aja... non comercial. Udah itu ditengah tunggu acara pemotretan model, iseng aku sama Yoga kembali ke mobil ambil minum, trus disamperin sama oknum berkaos merah seperti di foto Yoga itu... dia bilang kalo Taman ini buka sampe jam 5 aja. Aku ngeyel "Biasanya saya motret di sini sampe jam 7 lebih bisa." Dia bilang "Kebetulan hari ini satpam shift malemnya gak masuk, apa situ mau bayarin uang lembur satpamnya?" Aku jawab "Coba nanti saya bicara dengan teman2" Aku cuman mikir kok yang minta bukan satpamnya? Kesanku terhadap oknum itu, ini cuman preman setempat aja. Tapi dari awal waktu beli tiket, penjaga tiketnya sudah okay, lalu satpamnya yang bilang mesti kena bayar kalo motret... Waktu aku kembali bersama Yoga ke lokasi tengah, aku cerita ke temen2 yang lain... saat itu juga Goes Two langsung ambil HP katanya mo telpon temennya yang di RING 1, mo laporan. Tapi ternyata yang ada cuman converter dari ting 72 ke ring 77, jadi gak jadi dech ke ring 1... =)) Emang tindak pemerasan di atas ini harus diberantas demi AJEG BALI... dan yang bisa berantas ya kita2 juga, makanya buat temen2 yang punya koneksi ke pihak berwenang setempat tolong sambungannya... Karena fotografer adalah mahluk sosial yang aman dan tidak memangsa sesamanya... mengapa dipersulit... Tapi waktu pulang sebenarnya saat melewati jembatan menuju parkiran itu kita sudah jam 5.30an kitra2, dan mereka tidak agresif... waktu itu dikasih uang Rp 5.000,- untuk 4 mobil mereka berterima kasih... (tapi yang kaos merah saat itu ya duduk seperti di foto atas, di pos tiket). Ada kemungkinan dia takut saat melihat temen2 kita:
Oleh: Arimbi Bimo (12682) 19 tahun yang lalu
TOP liputannya .... Gus tu itu lensa apa teropong ???
