Oleh: Indi Soemardjan (7483) 20 tahun yang lalu
Rekan2, Mari diskusi... Dalam hubungan antara sebuah kamera SLR dengan lensa nya, berdasarkan yang saya tahu, mengapa aperture-nya selalu berada di dalam tubuh lensa dan bukan di dalam tubuh kamera. apakah kesulitannya apabila aperture itu berada dalam satu tubuh dengan shutter nya? (menjadi satu tubuh = bersetubuh?)
Oleh: Yoni Tan (13785) 20 tahun yang lalu
Karena ada hubungannya dengan bukaan yang berbeda-beda secara fisik untuk masing2 lensa ? Misalnya untuk lensa 24-70mm f/2.8 yang ring 77mm kalau bukaan maximum bisa 2 cm (misalnya lho karena kagak pernah ngukur) tetapi untuk lensa 50mm f/1.4 utk bukaan f/2.8 bisa2 cuman 1 cm. Lha kalau begitu berarti body kamera harus "mengerti" ataupun mempunyai database atas setiap lensa donk dan setiap ada lensa baru maka body yang akan diupdate firmwarenya. Aneh sih rasanya. Atau ????
Y. Tan, terima kasih! coba saya simpulkan perkataan anda: Ukuran Aperture itu berbanding lurus terhadap panjang lensa, begitukah? Sehingga keterbatasan ukuran tubuh kamera menyulitkan pembuatan aperture di tubuh itu karena ukuran lensa yang berbeda2 panjangnya. Kalau boleh usul: Dengan adanya diffractive optics yang bisa mengurangi panjang fisik tubuh lensa, dan juga dengan adanya firmware spt yang anda utarakan, tentunya tidak mustahil membuat Aperture sebagai bagian dari tubuh kamera, bukan? ada tanggapan lain?
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Bukaan diafragma adalah f dibagi dengan angka tertentu. Kata kuncinya: f = focal length lensa. Focal length adalah jarak titik api lensa yang tidak selalu sama dengan panjang lensa. Bentuk fisik lensa bisa diakalin untuk mendapatkan focal length yg panjang tanpa harus memanjangkan body-nya, misalnya dengan menggunakan cermin.
Oleh: masbaz (39152) 20 tahun yang lalu
mungkin lebih ke praktisnya sih... dasarnya sama dengan yang dikatakan Yoni, hanya it might be impractical to design an aperture to cater all that needs while you can make one to fit the lens at just a fraction of the cost...
terima kasih, om judhi dan masbaz! dengan adanya mekanisme aperture yang berada di dalam tubuh kamera, maka kita mengurangi design mekanis di dalam tubuh lensa bukan? sehingga tubuh lensa itu hanya perlu berisi "gelas2 kaca" (spt judul lagu lama) dan mungkin lebih ringan pula karena memang jumlah komponen berkurang. usul dgn membuat lensa dgn cermin itu sungguh bagus tapi apakah ada kekurangannya dari segi ketajaman di bagian pinggir?
Secara teoritis memang mungkin untuk membuat diafragma bersatu dalam tubuh kamera, tapi akan menambah rumit karena lensa dan body harus selalu berkomunikasi dalam menentukan diafragma. Body harus tahu apakah yg terpasang adalah lensa 70-200mm f4.5 ataukah 50mm f2.8. Lensa zoom akan lebih merepotkan lagi karena tiap kali bisa berubah f nya. Pada kamera digital non SLR, diafragma memang ada di body nya karena toh lensanya sudah diketahui dan tidak untuk diganti-ganti :) Soal lensa dengan cermin, saya punya lensa Canon FD 500m f8 yg panjang body nya cuma sejengkal! Soal kualitas saya belum bandingkan sendiri, tapi di situs2 fotografi lain pasti ada deh.
saya rasa bisa dibuat satu tubuh kamera berisikan built in aperture sehingga kalau kita beli lensa akan lebih murah karena masing2 lensa tersebut menjadi sangat sederhana laksana teropong (mungkin masih tetap ada sedikit mekanisme jum/zoom). lantas lensa tersebut bisa diberi bar code yang memberi tahu tubuh kamera bahwa ini lensa X mm atau lensa Y mm spt laksana kode ISO yang ada di tubuh film.
Oleh: Aditya Budi Pratomo (7325) 20 tahun yang lalu
Gampangnya gini. Nilai aperture = Panjang fokal / diameter efektif . Atau kalo dibalik : Diameter efektif = panjang fokal / nilai aperture. MIsalnya kita punya dua lensa : 50mm dan 100mm . Pada bukaan 4, lensa 50mm akan punya diameter efektif sebesar 50/4 = 12.5mm. Sdgkan diameter efektif lensa 100mm sebesar 100/4=25mm. Lha kalo lensanya 600 f/4 berarti diameter efektifnya 150mm alias 15cm !!! Kameranya mau segede apa?
aditya, terima kasih! omong2 kalau ada kamera saku yang bisa 10x atau 20x optical zoom itu kok aperture nya tidak nampak jadi besar ya? itu pake jenis apa sih design aperture nya? dan lagi, 10x dan 20x optical zoom itu setara dgn berapa mm di lensa zoom/jum slr kah?
Istilah zoom 10x, 20x etc dikenal di dunia videografi,IMSL. Di fotografi aslinya tdk mengenal istilah itu. Istilah itu menunjukan berapa kali panjang fokal maksimal dari lensa zoom yg digunakan. Misalnya lensa 75-300 bisa dikatakan punya optical zoom 4x . Karena hanya menunjukan berapa kali panjang fokal maksimal, istilah ini agak sulit utk dipakai di fotografi krn membingungkan, Misalnya, Indi pengen beli lensa 5x optical zoom, ini bisa berarti lensa 24-120,80-400 bahkan 100-500 !
kamera saku itu susunan elemen lensanya disesuaikan dengan besar sensornya, jadi mungkin memang butuh aperture yang tidak terlalu besar. Ambil contoh kamera saya, Lumix FZ10. Ukuran sensornya 1/2.5". Panjang fokal (real)nya 6-72mm, f/2.8. Jadi diameter diafragmanya memang tidak butuh terlalu besar. Namun karena crop factor, lensa tadi setara dengan lensa 35-420 di kamera 35mm. Untuk kamera saku angka tersebut bisa lebih kecil lagiItulah sebabnya mengapa kamera prosumer susah untuk mengungguli DSLR
jadi kembali kepada diskusi mengenai mudah atau tidaknya (dan kemungkinan kesulitan lainnya) untuk membuat kamera dengan built in aperture di tubuh kamera dan dengan membuat lensa pasang copot sederhan spt teleskop. kalau kamera saku saja bisa mempunyai zoom yang cukup kuat tanpa harus membuat tubuh kamera menjadi besar mungkin kalau begitu lensa nya memang tidak perlu sepanjang yang biasa dipakai SLR dong ya? singkat kata, kalau saya ingin membuat tubuh kamera dengan built in aperture, apakah batas2 ukuran lensa yang bisa saya gunakan copot pasang?
erm... sebenarnya mekanisme diafragma sendiri cukup sederhana lo, murni mekanikal tanpa ada alat lain yang mengontrol. Jika kita ingin membuatnya menempel di bodi kamera, kita harus membebankan database lensa ke prosesor kamera, belum lagi kita harus membuat diafragma yang cukup fleksibel untuk semua lensa. Di situlah dimana skala ekonominya gagal. Ada isu kamera Nikon yang baru mempunyai database lensa Nikkor di bodi kameranya, sehingga kameranya dapat mengkompensasi aberration dan distorsi akibat ketidaksempurnaan lensa langsung dari kamera.Itu jugalah yang dipikirkan Olympus dan Kodak waktu mempelopori standar four-thirds. Seperti lensa DX di Nikkor, sistem four-thirds menyesuaikan susunan elemen lensa dengan kebutuhan sensor DSLR ukuran 4/3", menghasilkan lensa yang lebih kecil dan ringan
masbaz, 4/3" = 1-1/3" kah? dimensi diagonal dari sudut ke sudut?
saya nemu ini masbaz: http://www.four-thirds.org/en/index_01.htm
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Kalau lensa Nikon seri G gak ada aperturenya tuh....ngatur aperturenya di body...:pCuma Nikon yang bisa...;;)Btw...jangan mimpi lensa IS lagi ya....;))
Oleh: Feri Latief (10508) 20 tahun yang lalu
Setuju Jaya, seri G udah di body.
Oleh: Haryanto R (6495) 20 tahun yang lalu
bayangi kalo slr aperture di body , body nya segede apa ya?
setiadi, oo bisa tho? wah lantas kenapa hal itu tidak dicoba/ditiru oleh pembuat kamera lainnya ya? ada paten nya kah? atau sudah dipateni? :)
Pengaturan apperture dari body tetapi tetap aja bukaan apperturenya di lensa khan utk lensa seri G Nikon ? Tolong dikoreksi nih kalau salah. Indi : kalau kamera saku saja bisa mempunyai zoom yang cukup kuat tanpa harus membuat tubuh kamera menjadi besar mungkin kalau begitu lensa nya memang tidak perlu sepanjang yang biasa dipakai SLR dong ya? Yang lebih penasaran sih itu soal kamera saku film yang mempunyai zoom yang kuat seperti 38-170mm itu bagaimana bisa tetap kecil ukurannya meskipun medianya itu tetap full-frame dalam hal ini film 36x24mm. Khan Masbaz mengkaitkan ukuran fisik lensa dengan ukuran sensor yang lebih kecil sedangkan "sensor" kamera film saku khan tetap besar. Emang nggak pernah tahu sih kalau misalnya kamera saku film itu dipakai utk motret pemandangan dengan film Velvia 50 bisa atau tidak hasilnya sama tidak dengan kamera SLR dengan lensa standard dalam hal detailnya.
With Canon you can't, but with Nikon can. :-"Ada gak ya... shutter button di lensa....8-}
Can On lah.. bisa nyala lah...
Oleh: Widarto Adi, darto (13411) 20 tahun yang lalu
indi : Can On lah.. bisa nyala lah... , apalagi nikon :P haha..
biar kata Can On, tapi sudah dipateni :P ... jadi Nikon haha...
Can = kaleng? ;))Y. Tan : Masa kamera saku kualitasnya dibandingin sama SLR? :O