Oleh: Chandra SB (41373) 20 tahun yang lalu
Ini sekedar mau share sama kawan kawan saja. Di East Coast America saat ini sedang dilanda oleh serangga yg dinamakan Cicada (magicicada). Serangga ini hanya keluar dari dalam tanah setiap 17 tahun sekali untuk musim kawin. Kali ini serangga ini keluar antar bulan May sampe akhir June. Setelah itu mereka akan menghilang kembali sampe 17 tahun lagi. Species dari Cicada ini ada 3 macam dan semuanya hampir mirip, untuk membedakannya kita harus lihat dibagian perutnya. ketiga species itu adalah Magicicada septendecim, Magicicada cassini, dan Magicicada septendecula. Untuk Setendecim, ada bagian garis besar berwarna orange dibagian perut, dan untuk cassini hampir semuanya hitam. Untuk septendecula garis orangenya kecil dan pendek. Cicada muda dinamakan "nymphs" dan tinggal dibawah tanah. Mereka hidup dari menghisap cairan dari akar2 pohon. Cicadas dalam phase ini selama lima tahun dibawah tanah. Setelah itu selama 17 tahun dibawah tanah, ukurannya berkembang dari sebesar semut ke sebesar jari manusia. Kebetulan dirumah saya banyak sekali muncul serangga ini, bahkan sebagian masuk kedalam rumah. Saya foto serangga ini. Kalo engga saya ga punya dokumentasinya dan harus menunggu sampe 17 tahun lagi.. itu juga kalo saya masih hidup..hehehehe.
Oleh: Kikin Hamzah Mutaqin (19706) 20 tahun yang lalu
Sebenarnya suara dari serangga tsb. bukan dihasilkan oleh sayap melainkan ada sepasang organ khusus pada segmen pertama abdomen, organ tsb terdiri atas struktur mirip lembaran yang menutupi struktur bermembran berbentuk seperti drum oval (timbal). Timbal tsb. digetarkan oleh otot untuk menghasilkan suara.
Oleh: Andry ALAMSYAH (6702) 20 tahun yang lalu
kerenn, thanks infonya serangga asal cicadas, sarang preman dooongggg ... :D
Oleh: Hedi Priamajar (49168) 20 tahun yang lalu
Cute juga ya tonggeret ini, baru pertama kali ngeliat. Rajin juga ngumpulinnya ya, istri gak geuleuh ? :D Thanks for sharing, Mas Chandra.Kalo preman, harus pakai tattoo gak ?
Oleh: Heru Tjandranata (11161) 20 tahun yang lalu
Minta tolong dong mas Chandra, minta foto serangganya sekali lagi dengan skala pembanding, rokok atau pensil atau korek api. Thx banget.
Oleh: Galis Ragasunu (6359) 20 tahun yang lalu
infonya sangat berharga karena ilmu... fotonya jg berharga... semoga memberikan sumbangan ilmu yang bermanfaat... terima kasih
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Wah, kirain Cicadas yang banyak jeger-nya di Bandung :D Fotonya bagus2 kak, penjelasan dari ahli biologi kita kak Kikin Mutaqin juga sangat bermanfaat. Terimakasih!
Oleh: Gunawan Wibisono (26231) 20 tahun yang lalu
Thanks for sharing Mas!
Oleh: Feri Latief (10508) 20 tahun yang lalu
Mas Chandra selain Cicadas ada yang, Ciroyom, Cikaso dan Buah batu nggak?
Oleh: Heri C., Winale (5653) 20 tahun yang lalu
Cicada = tonggeret = gareng ? Melihat bentuknya cicada kayaknya tidak lain yah yg disebut gareng di tempat masa kanak2 saya. Sekarang baru ingat, gareng atau cicada ini memang meski tidak harus 17 th sekali muncul, di Indonesia juga - saya tidak tahu persis - tidak setiap musim/tahun hewan ini muncul. Kalau pun ada, biasanya sang hewan nyasar ke rumah di malam hari. Perlu juga tuh di selidiki kalau di Indonesia berapa tahun sekalikah periode nongol hewan ini. Seingat saya, terakhir jumpa hewan ini bertahun-tahun yang lalu sudah.
Mas Judhi: Saya bukan ahli biologi atau ahli serangga, hanya kebetulan saja saya suka dan sedikit tahu (seringnya sok tahu) :)
Oleh: Petrus Suryadi (85030) 20 tahun yang lalu
Wah... kalo di sanggrai kayak enak tuh.... :D Kayak di Fear Factor... :(
Pak Petrus: Tonggeret termasuk serangga yang dapat dimanfaatkan untuk konsumsi manusia. Berikut link tulisan teman saya tentang serangga itu makanan bergizi
Oleh: Jessica Wuysang (28887) 20 tahun yang lalu
Ingat Cicadas...jadi inget bandung :-? Cicadas, ciroyom, cicaheum....:(( jadi kangen banduuuungggg :(( kak Chandra, qq mo nanya...itu cicadasnya masih idup yah :O? thanks to sharing :)
Oh ya ukurannya berapa cm Mas?
Oleh: Andi Lubis (14072) 20 tahun yang lalu
3 TU atas infonya , kang.... :)
Oleh: Pujo Rahmanto, Pudz (59699) 20 tahun yang lalu
akang Chandra SB ama akang Kikin Mutaqin memang infonya luar biasa.. Kang Kikin kan memang ahli Biologi bukan? Tenggoret? (hmm.. nama jawanya apa ya? Garengpung?) paling enak memang disangrai..
Oleh: Cessy Karina (42569) 20 tahun yang lalu
cicadas pasti serangga sunda ... sefamily ama cibodas, cipanas, cisarua ... :D ... nice macro pics btw mas chandra, and thanks for sharing knowledge
Kalau Ci Priamajar? :)
pernah di sunda juga :D
Oleh: Irwansyah S (52460) 20 tahun yang lalu
Waktu saya kecil sering main dengan binatang ini, namanya kami sebut gareng. Saya dan kawan-kawan suka mengkoleksi binatang ini, dalam keadaan hidup tentunya. Dan kami memamerkan suara gareng siapa yang paling "keren". Makin berat maka makin keren. Tapi sudah lama sekali saya tidak pernah melihat lagi binatang ini, rindu juga :D.
Oleh: Kelik Broto (15537) 20 tahun yang lalu
kalau di sini adanya warna hijau namanya garengpung tapi ada setahun sekali pas abis musim penghujan alias musim panas
Oleh: Yosi Matsu (9304) 20 tahun yang lalu
kirain pasar cicadas tempat si agan biasa mangkal... :-"
Oleh: Rieska Wulandari (10745) 20 tahun yang lalu
aku suka deh infya..hidup cicadas,bandung dan tongereett huraay!
Oleh: ferdy siregar (5173) 20 tahun yang lalu
wah orang bulenya suka nambah-nambahin kali.... tonggerek setiap hari ada di rumah, nggak usah nunggu 17 tahun....
Kang Chandra dan rekan-rekan, saya ingin menambahkan kembali info sekaligus sebagai respon untuk komentar Bang Ferdy yang menurut saya agak menggelitik. Mungkin saya mulai dengan siklus hidup, siklus hidup serangga terdiri atas beberapa fase/stadium (jamak: stadia) dan ditandai dengan metamorfosis. Metamorfosis serangga ini pun beragam, misalkan metamorfosis sempurna (holometabola)seperti yang terjadi pada kupu-kupu atau kumbang dsb. meliputi stadia telur-larva (ulat)-pupa (kepompong)-dewasa/imago (kupu-kupu, kumbang). Nah untuk Cicada, metamorfosisnya lebih sederhana (paurometabola), meliputi telur-nimfa (nymph)-imago (tonggeret). Berbeda dengan metamorfosis sempurna, dimana bentuk serangga untuk setiap stadianya sangat berbeda, misalkan bentuk ulat,pupa dan kupu-kupu masing-masing sangat berbeda, sedangkan untuk metamorfosis sederhana, bentuk stadium nimfa ini sudah mulai menyerupai bentuk serangga dewasanya. Satu putaran metamorfosis dari telur sampai dewasa dianggap sebagai 1 siklus hidup. Siklus hidup suatu serangga bisa juga dinyatakan dalam ukuran waktu, yang meliputi penjumlahan lama periode masing-masing stadium. Kembali ke siklus hidup cicada, dengan contoh ekstrim yang 17 tahun. Cicada dewasa meletakkan telur di kulit pohon dan telur ini menetas beberapa minggu kemudian menjadi nimfa, kemudian nimfa pindah ke bawah tanah di perakaran tumbuhan, hidup dari menghisap cairan dari akar-akar, tinggal secara subteranea selama bertahun-tahun (sampai kurang lebih 17 tahun), sampai akhirnya berubah pada saat tertentu menjadi imago (tonggeret), kemudian mating, betinanya menghasilkan telur kembali dan siklus berulang. Lama hidup tonggeret dewasa ini tidak lama cuma beberapa minggu. Nah, fenomena keanehan alam yang belum terjawabkan untuk cicada 17 tahun yaitu faktor apa yang mengatur jam biologis (biological clock)-nya sedemikian sehingga setiap nimfa dalam populasi besar merubah diri menjadi tonggeret serempak dalam waktu yang bersamaan (sinkronisasi) setelah melewati masa 17 tahun. Fenomena sinkronisasi dalam dunia serangga dan juga hewan lainnya memang berbeda antar region, misalkan temperate/subtropis dengan tropis sebagai perbandingan ekstrim. Sinkronisasi semacam ini lebih mudah terlihat di daerah temperate, misalkan kupu-kupu atau serangga lainnya pun pada saat winter tidak terlihat sama sekali, sedangkan pada saat tertentu tampak beribu-ribu (mating season). Lain halnya di daerah tropis yang kondisinya tidak mengalami fluktuasi yang ekstrim, kapanpun kita bisa lihat telur, ulat, kupu-kupu hampir di setiap waktu, karena sinkronisasinya tidak jelas. Kembali ke masalah tonggeret, di Indonesia kita dapat melihat tonggeret lebih sering antar musim tanpa harus menunggu sampai bertahun-tahun. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tonggeret di Indonesia memiliki siklus hidup yang singkat, siklus hidupnya bertahun-tahun juga kok. Yang menjadi pembedanya adalah sinkronisasi yang tidak tegas sehingga memiliki struktur populasi dimana pada saat yang bersamaan terdiri atas berbagai stadia dan umur yang sangat bervariasi. Nah, kebetulan spesies tonggeret yang Kang Chandra perhatikan, berada pada saat populasinya terdiri atas jutaan serangga dewasa hasil sinkronisasi yang kompak dari jutaan nimfa yang telah melewati masa 17 tahun … kompak ni ye :) Jadi komentar Bang Ferdy ttg bisa-bisanya orang bule dalam “nambah-nambahin”, hanya karena ia bisa melihat tonggeret setiap hari, belum bisa saya fahami, apalagi akumulasi informasi ttg tonggeret 17 tahun ini cukup melimpah berdasarkan penelitian, pengamatan dan catatan berpuluh-puluh tahun dan masyarakat pun menyaksikannya. Mohon maaf bila komentar saya panjang dan keluar dari topik fotografi %%-