Sehubungan dengan komentar-komentar yang terus di perbaiki. Saya juga berharap agar setiap anggota ini bisa belajar mengenai "senjata" ( baca: kamera ) para fotografer sebelum memberikan komentar-komentar. Sebab sudah sering kali saya melihat para anggota memberikan komentar , yang keliatannya hebat ... tapi keliatan sekali ke tidak tahuan akan peralatan kamera yang di gunakan si fotografer ataupun pengetahuan kamera. Salah satu contoh: Saya menggunakan kamera Digital Canon G2 membuat foto dengan kec 1/60 f:/8 , terus komentar yang saya dapat ada yang lucu bunyinya gini : " Gambar bagus, tetapi lebih baik lagi kalo DOF nya di tambah jadi f:/16 atau f:/11..." He...he.... Gimana saya mau nambahin DOF ? wong Kamera digital Canon G2 saya azza maximum nya f:/8. Gimana caranya nambahin jadi f:/11 atau f:/16 ??? Disinilah tempatnya kita bisa belajar lebih banyak tentang peralatan kamera sehingga membuka wawasan pengetahuan kamera kita dan orang lain, Alangkah bagusnya bila melihat dulu kamera apa yang si fotografer gunakan sebelum memberikan komentar 'Lucu', sehingga yang lain tidak melihat 'ketidak tahuan' kita.... Salam ...

pengalaman orang dengan kamera berbeda-beda, mungkin orang yang berkomentar tidak pernah tahu kamera G2. orang itu berdasar pengalamannya menganjurkan diafragma yang lebih kecil. sebaiknya hal seperti ini gak usah diangkat ke forum karena bagi saya menjadi topik yang 'lucu'. salam

Disinilah tempatnya kita bisa belajar lebih banyak tentang peralatan kamera sehingga membuka wawasan pengetahuan kamera kita dan orang lain, Alangkah bagusnya bila melihat dulu kamera apa yang si fotografer gunakan sebelum memberikan komentar 'Lucu', sehingga yang lain tidak melihat 'ketidak tahuan' kita.

Sebuah ajakan yang bagus, agar pengetahuan kita tentang kamera bertambah. Alasan "saya tidak faham dengan kamera itu" pun tidak bisa dijadikan tameng untuk tidak belajar kamera yang lain.

Menurut saya untuk mengetahui spesifikasi kamera secara singkat, bisa lihat reviewnya di internet, tapi sayangnya koneksi internet di Indonesia sering lambat.

Bagaimana caranya kita menambah pengetahuan tentang kamera ? Silakan berbagi kalau rekan-rekan mengetahui tips-tips yang lain.

Udah dibilang, ketidak-tahuan kita atau seseorang itu sering membuat kesalah-pahaman...
Ini bukan yang pertama kali terjadi dan bukan yang terakhir kalinya. ;)

Memang tdk ada salahnya belajar tahu berbagai jenis kamera. Tapi kalau keinginan kita disini utk belajar fotografi, maka saya rasa tidaklah salah bila memberi komentar seperti "lebih baik kalau DOF nya f/16", dsb. Karena itu merupakan masukan bagi sang empunya foto.

Bila sang empunya foto mengetahui hal itu (tehniknya) namun tidak dapat melakukannya (misalnya karena keterbatasan kamera), hal tsb dpt diinformasikan pada kolom keterangan agar para pemirsa dan pemberi kritik mengetahui/maklum. Disamping keterbatasan peralatan, kondisi dilapangan juga bisa menjadi contoh. Seperti misal pemilihan bukaan besar karena subyeknya bergerak atau angin kencang yg bertiup saat itu. Bila diberi penjelasan, dapat memberi pengetahuan dan pertimbangan yg berguna bagi kita yg menilai foto tsb. Salam.

Foto diri anda itu Mas Ruzy...jauh lebih 'LUCU' !!!.....
;)

maksud komentar yg lucu tsb saya rasa bahwa kenapa anda pake kamera canon G2 kenapa nggak 10 D atau 1D, minimal 300D.

Kasihan saya yang gak tau kalo bukaan Canon G2 maksimum f/8 :( Trus apa saya berarti harus belajar karakteristik setiap kamera ya ?

kalau lucu ya tinggal ketawa, beres :))

setuju dgn Pak Fadil dan Bung Hedi !!!!!

Komentar-komentar seperti itu wajar-wajar saya, menurut hemat saya. Karena lazimnya orang belajar memotret menggunakan kamera non-digital (SLR 35mm) yang lensanya punya bukaan sampai f/22. Jika mulai belajar memotret memakai kamera digital poket yang lensanya tidak bisa diganti, menurut hemat saya lagi, adalah hal yang tidak lazim. Karena, sejatinya, ilmu fotografi dasar tidak bisa dipelajari secara benar melalui kamera digital pocket.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pemula yang belajar memotret menggunakan kamera digital pocket (meskipun tetap tidak dianjurkan), sebaiknya komentar seperti yang disebutkan Bung Rozy Kosasih tidak dipermasalahkan. Malah akan sangat baik jika dijadikan bahan masukan yang berharga.

D.Setiadi: Udah dibilang, ketidak-tahuan kita atau seseorang itu sering membuat kesalah-pahaman... Ini bukan yang pertama kali terjadi dan bukan yang terakhir kalinya.

Saya setuju dengan komentar itu. Teramat banyak FNers yang begitu, padahal FN mungkin bisa dijadikan tempat untuk belajar bagi kita, baik dalam menilai, berkomentar, memahami, melihat dan membuat sebuah karya.
Semoga ini dapat menjadikan pencerahan bagi kita.
Peace...

:D lucu ? oh..., iya! manusia tidak pernah luput dari kekhilafan...yg terkadang memang "lucu2" kok..., salam...

...........sejatinya, ilmu fotografi dasar tidak bisa dipelajari secara benar melalui kamera digital pocket .....Kristupa W Saragih.
bahan renungan.......untuk menghasilkan sesuatu yang baik dibutuhkan proses dan waktu...tidak instan.

saya setuju banget sama Kristupa. kalo mao standard settingan yang pake yang 35 mm itu kalo kagak DSLR.

Mungkin ada baiknya mas Ruzy atau para FNers lain yg mempunyai keterbatasan dengan camera menjelaskan juga di bagian komentar foto bahwa cameranya cuman mentoq sampai f/8 ?....Mungkin tambahan komentar2 seperti ini jauh lebih baik ketimbang kita harus mempelajari beratus jenis kamera bserta keterbatasannya...:)

:(( :(( modalku cuman kamera pocket digital... :(( jadi nggak bisa belajar motret... :(( Tapi yang penting motret aja... mau di katakan fotonya nggak sesuai standard atau jeleklah cuek aja...

:O kenapa sih jeng susi ? :D

Bagi yang tidak tahu, menjadi tahu, bahwa selain F8 maksimum yang tersedia di G2, ada juga di "luar sana" hingga sampai F45.

Jadi IMHO, komentar itu tidak perlu dipermasalahkan. Bagi yang berencana membeli G2, misalnya, karena dia tahu maksimum G2 cuma hingga F8, maka komentar semacam itu akan menjadi masukan berharga buat dia.

Salam.

Topik ini menarik sekali dan memang lucu.

Lucunya, para FNners disarankan untuk untuk mempunyai pengetahuan mengenai kamera berbagai jenis (kalau saya tidak salah). Terus terang, saya tidak banyak tahu dan mungkin tidak punya banyak waktu untuk tahu dan memperkaya diri saya dengan pengetahuan2 mengenai kamera berbagai jenis. Paling2 yang bisa saya ingat adalah beberapa merek, itu pun tidak semua model2 dari setiap merek itu saya kenal dan hapal akan spesifikasi nya.

Saya sependapat dengan Kusuma Adi Ningrat, bahwa maksud orang yang memberikan saran atas suatu karya foto adalah saran yang baik dan mau sharing pengetahuannya. Mestinya kita mau berterimakasih dan bukannya malah mengangkat topik seperti ini ke forum. Bisa kan sesudah mendapatkan komentar tersebut langsung meng-edit keterangan dan sekaligus megirimkan pesan langsung kepada yang memberikan komentar mengenai keterbatasan kamera nya, sehingga yang memberi komentar pun bisa meng-edit komentar2 / kritik2 / saran2 nya. Jadi, menurut hemat saya, supaya tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak mendapatkan komentar yang berlawanan dengan keadaan, seharusnya si empunya kamera lah yang memberikan keterangan pada waktu meng-upload suatu foto mengenai keterbatasan2 kamera nya dan juga keterbatasan2 pada waktu pemotretan, seperti yang biasanya dilakukan oleh para FNners.

Semoga berkenan. Salam.

Saya kira komentar tersebut tidak lucu koq, itu standard aja sesuai dengan apa yang diketahui umum, untuk mengubah dof nya ya dinaikan atau diturunkan. Terlepas dari kameranya bisa atau nggak menurutku. Justru dari sana pemotretnya yang mestinya bersyukur karena tambah pengetahuannya, minimal jadi tahu keterbatasan kameranya.

Lha kalo kita mesti tahu semua jenis kamera dan spesifikasinya, kapan kita motretnya...?

Itu hanya masalah non-teknis saja kok Kak,..kalau memang mentok di f8 berikan saja di keterangan tambahan, ....

Saya pernah memotret lalat dan dgn ekstrimnya saya kasih tau di judul langsung !, judulnya : " Hanya bisa segini ( Lensa Standart ) ", nah yg lihat Thumbnail kan jadi ngerti, kalau saya tidak pake dslr, lensa makro apalagi Mikro ...:) :)

kalau yg ini kan juga " lucu " : Sudah pakai kamera digital trus komentarnya " Masalah scanner yach ? " :D :D :D

HAHAHA..:D ..kalo apal semua jenis kamera dan spesifikasinya..lebih baik buka toko kamera ajaa, ketimbang jadi tukang motret..:p

OK, tergantung tema fotonya juga sih sebenernya. Memang lucu kalau foto jurnalistik lapangan (perang, bencana alam, kecelakaan) dikomentari seperti "lebih bagus kalau tidak blur", "coba sudutnya lebih ke bawah lagi", "kropingnya terlalu ketat", dan semacamnya.

Saya pernah memuat foto yang diambil menggunakan handphone Ericsson T610 yang boro-boro ada setelan diafragma, resolusinya-pun mengerikan sekali. Dan dalam kesempatan lain saya pernah upload foto 3 Dimensi yang bikin pusing sebagian besar pemirsanya sehingga menimbulkan berbagai reaksi seperti terbaca di komentar-komentar yang ada. Tapi saya benar-benar ingin sharing foto tersebut dengan harapan bisa bermanfaat bagi yang melihatnya. Apapun komentar yang diberikan oleh teman2 semua menjadi masukan yang berharga buat saya, apalagi soal nilai sama sekali bukan masalah.

Nggak perlu keder kalau ada komentar yang tidak masuk akal atau kita tahu bahwa itu tidak mungkin kita lakukan saat mengeksekusi foto tersebut, tinggal senyum-senyum sendiri aja :)

Ayo motret, lupakan komentar orang lain

Saya kira komentar yang beneran lucu dan bikin :)):)):))
Kalo itu mah sama sekali gak lucu :( ya wajarlah......
makanya saya:
Setuju ama Mas P.N.Rusyanto yang bilang :"....kalo apal semua jenis kamera dan spesifikasinya..lebih baik buka toko kamera ajaa,...." :)):))
Setuju ama Mas Hannan Abdullah yang bilang :"Ayo motret, lupakan komentar orang lain" :)
tapi bisa gak setuju ama Mas Wiwin yang bilang :"...kalau yg ini kan juga " lucu " : Sudah pakai kamera digital trus komentarnya " Masalah scanner yach ? " Kan bisa aja dicetak dulu trus discan pake scanner, lha wong kabel USB ama Card readernya ilang..... :)):)):))