Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 21 tahun yang lalu
Masih soal diskusi dengan sejumlah rekan dalam beberapa hari terakhir ini. Salah seorang yang sempat saya kontak adalah Agus Leonardus, fotografer Indonesia pertama yang meraih gelar bintang lima A.FPSI. Tapi, bukan karena gelarnya itu Mas Agus saya kontak. Melainkan karena selama ini saya mengenal Mas Agus sebagai fotografer salon yang terbuka terhadap pembaharuan dan teknologi digital. Buktinya, Mas Agus yang orang Jogja ini sempat menjadi Ketua Panitia Salon Foto Inovasi beberapa tahun lalu, menggelar pameran tunggal foto-foto fine art-nya, dan menyediakan galerinya sebagai tempat pameran foto-foto hasil karya olah digital. Bukti lainnya, Mas Agus Leonardus juga sudah tercatat sebagai anggota Fotografer.net. Berkaitan dengan beragamnya latar belakang kita di komunitas ini, kami sempat berdiskusi tentang bermacam-macam "warna" yang muncul pada foto-foto, komentar dan diskusi di Forum kita di Fotografer.net ini. Sampai pada akhirnya sampai pada suatu diskusi mengenai foto dan konsep. Saya sempat melontarkan umpan bahwa kebanyakan pemula lebih banyak berkutat pada hal-hal teknis ketimbang konsep. Dan, konsep lebih banyak dibahas oleh fotografer senior atau profesional yang sudah tak diragukan lagi kualitas teknisnya. Umpan saya ini lantas dikembalikan Mas Agus dengan pernyataan bahwa hal ini merupakan salah kaprah yang sudah sekian lama terjadi dan terus terjadi dalam kancah fotografi amatir dan di klub-klub foto. Bahwa, sudah sepatutnya seorang pemula memulai pelajaran fotografinya dengan konsep. Mengutip kata-kata Mas Agus, "Selama ini biasanya fotografer amatir berangkat hunting bareng-bareng, jalan-jalan, lantas ketemu obyek bagus dengan lighting bagus kemudian dipotret. Seharusnya, sebelum berangkat hunting sudah tahu lebih dahulu apa yang akan dipotret, mau dibuat seperti apa, dan ingin ditampilkan dengan lighting seperti apa." Kesalahkaprahan ini sudah sedemikian akut, sehingga Mas Agus pesimis bisa membetulkannya. Fotografer-fotografer muda yang sedang belajar mencontoh fotografer-fotografer yang lebih tua dan lebih senior. "Padahal sudah sulit merubah mereka yang sudah tua-tua itu," kata Mas Agus. Setelah pembicaraan berakhir, saya merenung sendiri, seberapa parahkah kesalahkaprahan sudah saya lakukan? Apakah kesalahkaprahan itu memang begitu adanya, atau sebenarnya semua benar-kaprah saja, kok. Tadinya, saya sempat menawarkan untuk tidak mencantumkan nama Agus Leonardus sebagai pelontar pernyataan. Tapi ditolak, dengan alasan biar menjadi trigger diskusi yang menggairahkan. Sekedar introspeksi saja, bagaimana komentar dan pendapat rekan-rekan semua?
Oleh: Firman Safiudin Bahari (1400) 12 tahun yang lalu
numpang menyimak. seru seru :) terimakasih mas mas master semuanya.
Oleh: Anjar Aji (14) 12 tahun yang lalu
boss ane newbie ijin nyimak... dari artikel ini jadi lebih terarah dalam foto... jadi poto yg akan kita buat berawal dari konsep yg kita inginkan.. bgtu yg ane tangkep dr artikelnya hehe... bener ya om kris?
Oleh: Riyan A. Saputra (16842) 12 tahun yang lalu
nice share om......tp konsep itu harus di pikir sebelum memotret, ketika memotret atau setelah mengolah foto om??
misal nya ketika kita jalan2, atau foto candid? bukan nya konsep nya kita dapat setelah motret dan saat mengolah foto?? maaf om nubie bgt soal nya ...:D
Oleh: Rachmad Trijono (1987) 12 tahun yang lalu
Konsep sebelum memotret mesti disiapkan dg baik, namun dlm perjalanan menuju obyek atau lokasi bisa sj tiba2 kita menemukan hal yg menarik (moment bagus/di luar konsep),maka tdk ada salahnya kita sempatkan ambil moment tsb, setelah itu kita tetap dan harus kembali kepada konsep yg sudah kita persiapkan, salam
Oleh: Bima Restu (344) 12 tahun yang lalu
numpang nimbrung..klo pmikiran ane pribadi bener kta om leo,soalnya ane klo hunting g suka rame2.. jd sebelum hunting dh dpkirin dlu konsep'y apa tjuan kmna trus objek'y apa dsna jÐ prlengkapn ga msti bwa smua'y dsesuaikan kbtuhan... Adapun klo dlm prjalanan ktemu momen yg bgs ane kga pduli yg jelas smpe ktjuan ane,setiba dsna kga ktemu objek atau moment2 yg indh itu udh resiko...mav senior2 FN klo kta2 ane kpnjangan n slah..mhon di maklum msh newbie..salam
Oleh: Adi Ilham M. (4036) 12 tahun yang lalu
Permisi numpang suara ya om, menurut saya konsep itu perlu. tapi kembali lagi dengan tujuan masing-masing. mungkin kalangan PRO (yg cari duit dari motret) akan sangat membutuhkan konsep, dikarenakan mereka memotret untuk keperluan bisnis. sudah tidak bisa ditawar lagi, klien minta konsep begini, kita harus turuti. namun untuk kalangan pemula konsep memang diperlukan, tapi kebanyakan mereka terlena karena baru menikmati gear yg ada. mereka masih ingin mengeksplor lagi gearnya. jadi konsep tetap ada namun hanya sebatas keinginan untuk memotret seperti apa. misalnya (aku ingin memotret orang depresi) namun pada suatu ketika jika ada hal yang menarik lainnya, kebanyakan mereka beralih konsep ke hal tersebut. mungkin itu dikarenakan mereka masih belum terbebani konsep dari orang lain (klien) seperti para kaum PRO. kelak jika para junior itu melanjutkan ke tingkat pro maka dengan sendirinya mereka akan sangat memperhatikan konsep (karena merupakan tuntutan karir).
jadi menurut saya ini hanya masalah waktu dan pengalaman saja, mungkin para senior kita sekarang, dulunya juga begitu. bagi saya ini seperti anak tangga, 1 memahami teknis 2 memahami nilai artistik foto (termasuk konsep dll).
mengutip perkataan om arbain rambey kaum PRO ingin memotret sesederhana mungkin dan pemula ingin memotret serumit mungkin dengan gear yang mereka miliki (inti kalimatnya seperti itu). namun jika sang junior banyak melihat dan belajar maka sejak dini pula ia mengetahui nilai-nilai artistik sebuah foto. semoga berkenan, maaf jika ada salah kata. kritik dan saran sangatlah saya perlukan, karena kita sama-sama berjuang untuk memajukan fotografi indonesia. salam,
Oleh: Isnandito Henri Saputro (113) 10 tahun yang lalu
iya pak, sebagai seorang pengagum karya pemula (saya tidak layak dikatakan dengan istilah fotografer), terkadang seorang memotret perlu konsep, konsep yang ditonjolkan pada saat memulai. seperti halnya manusia yang baru lahir, dan memiliki ciri khas dan sebagi karakter buat fotografer yang baru lahir dan diaplikasikan hingga nantinya. buat diri saya sendiri, terkadang masih belum mampu untuk konsisten pada konsep yang harusnya saya tekuni. layaknya bocah abg yang masih labil untuk kepuasan hasil yang saya anggap bagus. mungkin saya sudah terinfeksi penyakit akut tersebut. secara umum, saya setuju dengan konsep untuk memotret. meski dari saya sendiri belum bisa melakukannya. salam.