Oleh: Guewin_WY ( Wiwin Yulius ) (103497) 20 tahun yang lalu
Yth. bapak - bapak / ibu - ibu Jurnalis Saat ini, walau pun saya seorang pegawai IT yang notabene bukan wartawan foto, saya lagi gandrung dengan foto - foto jurnalis. Dan kebetulan di Jakarta banyak sekali yang bisa digarap dan ternyata memang kepuasan nya lain sekali ... Foto jurnalis saya yang pertama memang sudah lama sekali yaitu Foto konser Metalica yang rusuh dan kebetulan saya mem-foto dengan segala resiko, hujan batu, digebuk Polisi sampai harus jalan kaki karena ngga ada kendaraan ... Yang menarik adalah ketika saya mem-foto kemarin pas libur Imlek di terminal Blok M, banyak yg setengah berteriak wah ada wartawan ada wartawan, padahal kan saya cuma mau motret saja, dan juga pertanyaan dari satpam, satgas yang bertanya, mas - mas dari harian mana ? ya jelas saya tidak dapat menjwabnya dengan benar :P .... Apakah ketika saya yang non jurnalis lalu memfoto suatu kegiatan, lalu ada pertanyaan spt itu, bagaimanakah baiknya jawaban saya ? Terus terang dengan menenteng kamera dan disangka wartawan, saya jadi punya akses yang lumayan bebas, bisa melewati antrian, bisa ke daerah yang dilarang atau pun masuk duluan ke BUSWAY,...wah enak juga pikir saya,... namun apakah dengan ini saya sudah memanfaatkan dugaan orang bahwa saya adalah wartawan ??? Terima kasih
Kira - kira mungkin ngga saya digaruk Kamtib karena disangka wartawan gadungan :(
Oleh: Kupluk Merah (10549) 20 tahun yang lalu
saya lebih milih ke profesi foto model... supaya mata saya tetap segar dan jasmani saya terpuaskan =p~ :D :))
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Ini kok jadi ngomong " kepuasan " ya? :O :-?Andri buruan sana nikah....kasian banget....:pDulu waktu nonton Metallica di Lebak Bulus kok kita gak ketemu ya? 8-}
Oleh: Budi Santoso Agung P (14506) 20 tahun yang lalu
sama dong kasusnya...kl ditanya ya jujur aja, kebanyakan mereka ok2 aja difoto...kl gak ditanya, ya gak papa jg kan.. :)
Mungkin om Jay, pada saat itu saya lagi berlindung di balik warung rokok nyaris masuk Got ... jadi ngga ketemu ... abis batu udah berseliweran :D Yang saya ingin tau sebenarnya bagaimana baiknya sikap kita jika ada hal seperti itu ....
Oleh: Eka Alam Sari (9096) 20 tahun yang lalu
Kalau untuk di tempat umum dan ditanya, gw bilangnya hobiis foto, kadang juga mahasiswa fotografi (Yg gak boong juga, krn sempat punya id card NYI student smp Des 2003 walau kursus ini batal saya ikuti), motret buat tugas kuliah atau cuma untuk koleksi pribadi.
Oleh: Feri Latief (10508) 20 tahun yang lalu
Bilang aja dari fotografer.net gitu!
Oleh: Jo Seng Bie (1600) 20 tahun yang lalu
Kira-kira jawabannya seperti Eka bilang. Kalau bukan jurnalis, katakan saja hobies dsb. Ngaku-ngaku wartawan, agaknya tidak elok, malah bisa-bisa menambah daftar wartawan bodrex. Lagian kalau kena gebuk massa atau petugas, asosiasi mana yang bisa menolong secara moral? Kira-kira, kalau di ruang publik, orang boleh saja memotret kecuali di dalam mal/dept store, TK, SD, kompleks tentara dan obyek vital perlu minta persetujuan dari yang berwenang. Ngmong-ngomong, i wartawan, juga jurnalis foto, bukan hanya kaum bapak. Jadi sebaiknya di alamat surat Anda disertakan Ibu-ibu selain Bapak-bapak Wartawan, supaya tidak bias gender. :)
baik mBak Jo :)
Oleh: Wiratno (11293) 20 tahun yang lalu
Jeng Wiwin emang layak jadi wartawan deh........:)
Oleh: ABBO simanjuntak (2086) 20 tahun yang lalu
Kalau ditanya, jawablah dengan jujur...bahwa anda bukan wartawan....tapi kalau gak ditanya, gak usah bilang bilang kalau anda bukan wartawan......kalau ketahuan ngaku ngaku wartawan,tapi bukan wartawan, biasanya yang paling senep/gondok adalah wartawan yg "real",...kejadian terakhir yang saya lihat sih, itu kepala orang yg ngaku wartawan bocor, di kepruk pake botol-nya teh botol.....oleh wartawan yg sebenarnya. jujur pangkal pandai
Oleh: Cessy Karina (42569) 20 tahun yang lalu
print halaman personal FN, laminating, bawa-bawa kemana-mana, kalo ditanya tinggal tunjukin :D mudah2an gak tambah digebukin ... :p
Oleh: Ferry Gunawan (11576) 20 tahun yang lalu
Sesama Ferry (atau Feri, whatever), saya setuju usulan Feri Latief! :D
Memang saya tadinya mau menyebut fotografer.Net, eh kemarin yang terucap malah ... Internet ...:D Terima kasih bang Abbo,...memang yang saya hindari supaya tidak disangka wartawan bo ongan dan memang kalau misalnya ada suatu peristiwa lalu saya ikut - ikutan memotret disamping wartawan foto yang beneran kan juga ngga dilarang ... yang kebanyakan saya baca di koran adalah ngaku - ngaku wartawan lalu merugikan orang lain / memeras / atau motivasinya duit,...kalau saya kan memang non jurnalis yang suka ajah motret ... dan tidak melanggar hukum .... Jadi agak cerah nih atas masukan rekan - rekan, terima kasih, terima kasih .... kalau ada masukan yang lainya silahkan ....
Oleh: iing Gunawan, sidoel (27236) 20 tahun yang lalu
win, mantap man, gua liat sih elo bisa jadi wartawan man :D nga dicurigain :-? enak jg yah jadi preman blok M win kemana mana moto tenang :D
Oleh: Hedi Priamajar (49168) 20 tahun yang lalu
Mungkin mereka yang nanya itu karena liat tongkrongannya Jeng Wiwin yang gak keliatan seperti hobiis. Alternatif jawabannya Bung Eka Alam kayaknya lebih masuk akal, bilang aja lagi buat tugas dari fotografer.net :)
Oleh: susilo w. (50869) 20 tahun yang lalu
Ternyata dimana-mana sama ya... kalau kita menenteng kamera(walaupun punya saya cuman pocket digital...:P) orang2 sekitar kita waktu motret mesti tanya2 dari majalah atau harian mana mas...?:D
Oleh: Gunawan Wibisono (26231) 20 tahun yang lalu
Saya juga beberapa kali ditegur polisi dan satpam. Sempat diancam gebuk oleh polisi juga. Menurut Om j4y4 sih karena tampang saya 8-} pinginnya sih pake kaos FN, tapi kadang gak PD :D
Oleh: Herman Sam Martino (3473) 20 tahun yang lalu
Saya selalu bilang "Ini buat tugas jurnalistik kok" sambil menunjukkan KTM :)
Oleh: Arbain Rambey (103716) 20 tahun yang lalu
Ngaku wartawan tidaklah selalu salah. Wartawan adalah orang yang membuat warta (berita). Yang salah adalah, mengaku wartawan koran tertentu. Nah, ini kriminal... Tapi, ngaku sebagai wartawan tidaklah selalu menguntungkan. Untuk pemotretan yang lebih wajar, saya biasanya berlagak seperti turis. Pura-pura minta difoto, lalu motret sana-motret sini sambil kadang-kadang motret yang memang kita incar. Untuk kasus motret di tempat umum, usahakan jangan mencolok. Motret kan tidak harus menaruh kamera di depan mata. Belajarlah memotret tanpa membidik di depan muka. Dengan kamera yang kita pakai tiap hari, seharusnya kita sudah hafal pada sifat kamera/lensa kita pada lebar cakupan dan arah potretannya.
wah asyik tip&triknya kak .... yang susah tuh yg motret tanpa membidik di depan muka, udah pernah nyoba tapi salah sasaran melulu :D enak sih kalo punya G3 atau A80 yang layarnya bisa diputer2 ...
Terima kasih om Arba,. kebetulan Olympus saya lcdnya bisa titling 90', jadi bisa juga nyolong - nyolong foto,.
Oleh: Ali Lutfi (2099) 20 tahun yang lalu
bener bang arbain jangan ngaku watawan dari media tertentu kalo emang bukan wartawan, yang penting jujur aja, toh yang kita foto adalah fakta yang harus tampil apa adanya. kalo dikira wartawan ya biarin aja. yang penting tetep semangat buat motret.
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 20 tahun yang lalu
Kadang enak pake A80 bisa nyolong2 candid shot. Tapi kalau ngalungin EOS500 + 100-300mm zoom sering ditanya are you photographer from ..... (engga terlalu banyak media di Singapura), jawab aja "I am from Indonesia, thanks!"; yang nanya langsung manggut-manggut sambil terkagum-kagum lihat EOS gua yang sebenernya nggak lebih dari 800 rebu perak :))
Oleh: Basyirun Adhim (180) 20 tahun yang lalu
Begini ceritanya: Saat kebakaran hebat terjadi di PT Petrowidada Gresik beberapa waktu lalu, saya sedang dlm perjalanan menuju Surabaya (dari Lamongan) yg mesti melewati kota/dekat dg lokasi kebakaran. Kebetulan saat itu saya bawa dua kamera. SLR dan digital poket. Saya pingin motret dari dekat. Kebetulan waktu itu belum banyak wartawan datang. Saya persiapkan semua. Kamera tergantung di leher. Kartu identitas UKM Fotografi kampus yg ada tulisannya gede "FOTOGRAFER" saya sengaja petenteng jelas di dada (u membantu tugas..he.he.he).Begitu saya mendekati lokasi, saya dicegat security lantas ditanya: "wartawan ya Mas?" Saya yg mulai gugup coba jawab santai, "Iya Pak!". "Wartawan apa?", dia nanya lagi. Saya spontan menukas, " Wartawan ANTARA!". Setelah itu keliatan security tersebut percaya manggut2. Saya pun bebas motret2. Syukur. Saya bilang "Wartawan ANTARA" tadi dg maksud: Saya ini ANTARA wartawan dan tidak. Masih setengah wartawan lah. Sedikit bohong tapi ada jujurnya juga. Tidak wartawan karena memang saya bukan pewarta foto yg bekerja di media manapun. Tapi disiplin ilmu yg saya tekuni sekarang ini kan JURNALISTIK. Dan pas dg nama kampus saya: ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA. Jadi saya pikir, waktu saya jawab: "wartawan ANTARA" itu ada benernya. meski sedikit nyerempet2 bohong. Nah, itu menurut saudara2 FN'ers gimana?? Kadang saya juga mengalami posisi yg begitu dilematis seperti yg dirasakan Cak Wiwin Yulius. Sering pas hunting sendirian, org2 pada bisik2: ada wartawan.. ehh..hhe.. padahal aku kan belum wartawan. Tapi ada enaknya juga... Salam kenal buat Cak Wiwin..