Oleh: Mira TJ (4738) 20 tahun yang lalu
Aaah, satu siang beberapa bulan yang lalu, saya chatting via YM dengan rekan Icak, potograper canggih yang malu untuk mengetikkan pikiran-pikirannya di FN. Katanya...saya kan masih pemula. Hmmm...memangnya kalo pemula...terus tidak punya pemikiran? Eniwei, daripada nungguin dia nulis, saya aja yang langsung nulis di sini. Kami bicara tentang style. Tepatnya bagaimana mengenali style. Kita banyak mendengar tentang style, tapi sebenarnya apa sih style itu? Dengar2 siiii...kalau stylenya sudah jelas sekali...sekali pandang - orang langsung bisa tahu itu karya dia tanpa lihat name tagnya? Betul ngga sih? Kemampuan saya mengenali sebuat style masih mendasarrrrrr banget. So, dalam obrolan ini, kayaknya Icak lebih dominan pengetahuannya. Lalu kita membahas foto-foto rekan2 di FN yang style-nya sudah jelas kelihatan. Lagi-lagi...kelihatan bagaimana? Apa yang jadi perbedaan? Apa yang menjadi gaya? Komposisinya kah? Lightingnya kah? Bahasanya kah? Pengartiannya kah? Bagaimana membaca ini semua? <B>Ada yang tahu bagaimana melatih diri membaca style dari seseorang? Bisa di-share di sini?
Alalalala...semua orang pasti bilang...saya masih pemula...masih mencari-cari bentuk. Udah 15 tahun moto, tetep aja ngomongnya: masih mencari-cari bentuk. Well...siapa sih yang enggak? Mereka yang sudah berhenti, ya sudah mati. So lalu saya dan Icak buka2 berbagai gallery rekan2. Sebagai contoh saja ya. Kita buka punyanya Kristupa. Stylenya gimana sih? Ewww...aku lupa Icak bilang apa waktu itu, yang jelas katanya stylenya udah begini-begini-begini. Hmm-hmm-hmm...berhubung daku masih cetek, yaaa sudah dipaksa-paksa, tetep aja ngga kebaca style-nya bang Tupa ini. Siapa lagi ya? Paul Dinardi. Suryo Wibowo. Ah lupa lagi tuh, siapa lagi yang dibuka. Tapi kalau disuruh menjelaskan stylenya seperti apa...daku menyerahhhhhh...hihihihihi.Lalu kami saling buka gallery kami berdua. Coba saling baca, style kamu bagaimana sih? Uh, dasar masih bego, saya ngga begitu sensitif dan bisa membaca lebih dalam lagi. Saya cuman bilang, Cak, fotomu tuh sebagian besar ada garis diagonalnya semua dalam komposisinya. Lucunya, Icak sendiri baru nyadar setelah saya bilang. Lalu giliran Icak baca foto2ku. Katanya sih, yang ada stylenya cuman yang 3 pertama :((. Sisanya ga beresss semua. Hihihihihihihi... So, ada yang bisa sharing di sini bagaimana membaca style fotografi?
Oleh: Charles H. Hadi, Jade (13203) 20 tahun yang lalu
Yang saya liat konsisten dengan style-nya itu S. Wibowo, Aryono Djati, sama siapa yah ... lupa ... pokoknya yang foto-nya blurrr dan berwarna semua :D hehehe. Dominikus BW juga style-nya kentara ... BW high contrast + hard lighting. Mungkin bukan masalah cara membaca style-nya. Tapi memang banyak juga fotografer yang tidak konsisten dengan style. Terus terang saya sendiri juga ngga ada style ... pokoknya saya moto sesuatu yang saya kira bakal jadi bagus dan enak saya liat ... itu aja.
Oleh: D. Setiadi (81319) 20 tahun yang lalu
Mira style fotonya balita...;))
Oleh: Bernard Juniardy,Beben (50050) 20 tahun yang lalu
Kalo bicara style, memang setiap fotografer punya style yang berbeda.. baik dari segi komposisi, pencahayaannya and sudut angle camera.. Kalo saya pribadi mbak Mira.. style saya ya seperti ini.. dan saya masih kaku.. karena yg jadi patokan adalah gaya Jerman tahun 1930- an.. Dan itu masih menjadi style andalan saya saat ini..
Apa iya style itu melulu dari segi teknisnya saja? Bagaimana dengan yang ciri khasnya adalah sesuatu yang disampaikan, bahasanya. Itu bagaimana mengenalinya?Di, moto balita itu mah cuma obyek penderitanya balita. Ada ribuan children photographer di dunia ini, sama dengan...ada ribuan fashion photographer juga ribuan pewarta foto di dunia ini. Masing2 fotografer, meskipun obyek penderitanya sama, pasti ada gaya moto yang berbeda. Itu hanya sekedar memilih untuk mendalami obyek tertentu.
Oleh: Yoni Tan (13785) 20 tahun yang lalu
Coba nebak yah boleh nggak yah ? Mas Kris, kayaknya dalam foto model maupun landscape-nya selalu ada bidang2 yang diagonal juga sih. :D Persis kayak yang diajarkan di Workshop Surabaya waktu itu bahwa sebisa mungkin mencari permainan diagonal / bidang dari surrounding ataupun pose model itu sendiri. Kemudian kalau Pak Aryono, mungkin untuk foto humanis kebanyakan memakai wide angle dengan film BW (ataupun olah digital BW dengan burn/dodge yang halus n teliti banget) sehingga subyek yang ada terasa dekat sekali dan menonjol. Bener nggak yah ? Tolong donk fotografernya sendiri nanti yang mengkoreksi. :P
Oleh: Aryono Huboyo DJATI (127032) 20 tahun yang lalu
Nimbrung yaaa. Mbak Mira, daripada mikirin 'style',...... mending ikutan resep berikut: "Stop talking, talking, talking,.............! Start taking, taking,.....TAKING A PICTURES! Setelah itu, tanpa sadar,.... bakalan nemu komposisi atau pun ide awal pra-motret, dlsb. OK?
Dalam melakukan sesuatu, dalam menciptakan sesuatu, pendekatan/approach/jalan/cara setiap orang itu berbeda-beda. Banyak yang lebih suka langsung terjun, sabodo teuing guwa punya style ato enggak, sing penting moto! Tapi banyak juga yang suka mempelajari foto-foto sembari menambah jam terbang moto. Lagipula, Mas, siapa bilang semua penggemar FN itu adalah fotografer? Banyak pula penikmat fotografi. Nah, apa salahnya jika jumlah penikmat fotografi yang mempunyai kemampuan mengenali sebuah style bertambah? Bukankah, dengan lebih luasnya pengetahuan penikmat-penikmat fotografi kita, maka harga fotografi Indonesia akan lebih tinggi?Gimana, Mas? Ada input-input buat kita-kita? *cengar-cengir*
Oleh: Suryo Wibowo (25088) 20 tahun yang lalu
sebuah foto, saya yakin, selain menceritakan kepada kita suatu cerita, juga menunjukkan siapa fotografer yang membuatnya. jadi "style" fotografi yang dibicarakan di sini itu bisa ada, karena masing-masing dari kita juga mempunya style/gaya hidup/karakter/sifat yang berbeda dari yang lainnya. Dengan prinsip: "Here I stay, I can't be different" saya rasa, seorang fotografer bisa tampil dalam setiap karyanya seperti dia sendiri. Orang lain akan melihat dengan konsistensi sang fotografer tersebut. Dan saya yakin, ada yang bakal ngomong, "itu kan style fotografinya si anu". padahal, seperti saya bilang di atas, style itu tercipta karena adanya karakter dari sang fotografer. Lain hal nya dengan "style tiruan". Jika ada orang lain melihat style fotografer si anu itu menarik, lalu dia ingin juga membuat foto seperti fotografer si anu tersebut, saya yakin, foto-foto yang dihasilkan tidak bakal mempunyai karakter seperti yang dihasilkan si fotografer asli. atau bisa juga dibuktikan dengan ketiadaannya konsistensi foto. mohon maaf kalau membingungkan.
Oleh: Agan Harahap (77838) 20 tahun yang lalu
kalo menurut gue sih..yg namanya style tuh untuk jaman skrg mah ud gak bisa(susah) untuk diciriin...ditengah derasnya dan kemudahan2 yg didapat untuk mengakses informasi,maka,"style tiruan" gue rasa bukan sesuatu yg bersifat negatif.malah adalah suatu yg positif .Dalam arti sebagai sebuah proses pengembangan yg progresif untuk mencari " jatidiri/identitas diri " yg sebenarnya...(saya masih remaja loh) :p
Oleh: Aulia Harahap (416) 20 tahun yang lalu
Saya kira itu hal yang tidak dicari, tapi terbentuk sendiri, karena rasa serta logika tiap orang berbeda toh.
Oleh: Kristupa W Saragih (176444) 20 tahun yang lalu
Yang dibuka foto yang saya buat atau "punya saya" yang lain? :-o ... Mengenali style bisa cukup hanya dengan satu aspek, atau lebih dari satu aspek. Bisa dari aspek-aspek: 1. Cara memotret, seperti: snapshooter atau candid 2. Pemilihan obyek, seperti: street photographer atau salon photographer 3. Gaya tampilan foto, misalnya seperti: foto BW ala Zone System, foto hasil cross-process slide, atau foto human-interest on-location tapi dibuat dengan arahan pose 4. Komposisi dan pencahayaan, seperti yang sudah dibahas oleh Mira, Icak (Andi Cakravastia) dan Yoni Tan 5. Angle, ini adalah cara termudah mengenali style seseorang, misalnya seperti low angle 6. Pendekatan dalam meramu foto, misalnya ada yang membuat foto politikus dengan gaya humoris tapi up-to-date dengan isu terhangat, atau ada yang membuat foto public figure dalam keseharian yang tak pernah tersorot publik, atau foto model cantik dalam sajian gothic nan mencekam 7. Pemilihan format, misalnya seperti: square format 6x6 ala Hasselblad atau format panorama 8. Mungkin ada aspek lain yang terlewat... maklum poin-poin ini saya buat sendiri bukan atas referensi text. Salah satu saja dari sekian poin di atas terulang dalam hampir semua karya seorang fotografer, bisa dibilang itulah style fotografer tersebut. Style atau gaya bisa dibilang menjadi ciri seorang fotografer. Seperti kalau kita mendengar musik saja. Kalau ada sebuah lagu baru diputar di radio, kita bisa langsung membedakan lagu ini dinyanyikan oleh Dewa atau Gigi meski jenis musik mereka sama. Kita tahu Dewa punya ciri dalam hal cabikan gitar, pilihan kata dalam lirik dan kadang-kadang pakai orkestra. Sedangkan Gigi kita tahu punya kekhasan dalam hentakan drum dan warna suara vokalisnya. Style menarik untuk dibahas ketika seseorang sudah melewati tahap pemahaman fotografi dasar dan sudah menemukan jalurnya dalam fotografi. Style tidak bisa dicari dan tidak bisa dibuat, karena ketika tahap belajar sudah terlewati dan sudah menemukan jalur sendiri seorang fotografer tak hanya memotret dengan mata dan kamera, melainkan yang terpenting adalah dengan hati. Memang tahap belajar dimulai dari menerima. Kemudian setelah kenyang menerima mulailah membuat dengan meniru dan meneladani karya fotografer-fotografer lain. Setelah tahap ini sukses terlampaui, ada tahap ketika seseorang merasa "mentok" dan ingin membuat karya yang tak mirip dengan fotografer lain. Atau, dengan bahasa ekstrem, membuat karya yang belum tentu bisa dibuat oleh fotografer lain baik."Belum tentu bisa dibuat" dalam arti bahwa dari aspek-aspek di atas tadi fotografer tersebut punya sesuatu yang belum tentu bisa dibuat oleh fotografer lain, tapi bisa menjadi inspirasi bagi fotografer lain untuk menirunya. Dalam bahasa ekstrem (lagi), bisa dibilang fotografer yang sudah punya style inilah yang menjadi pelopor sehingga banyak fotografer lain yang terinspirasi olehnya. Sekarang, sudahkah dapat gambaran kira-kira siapa saja para fotografer yang sudah punya style?
s.wibowo,k wijaya sjurya, n abbo.
Oleh: Irma H. Samadi (3968) 20 tahun yang lalu
Aryono Huboyo DJATI, Oki Susanti, Marvellina, Agan Harahap, Mbah Uyo :)
Oleh: Arief Setiawan (74146) 18 tahun yang lalu
Aryono Huboyo Djati.
Oleh: Khotib Fitrian (42651) 18 tahun yang lalu
RDP dan Saelan wangsa.. :)
Oleh: Mario Andi Supria (72635) 18 tahun yang lalu
Aryono H. Djati, Arbain Rambey.. :)