• Home
• Galeri
• Dialogue

Info

 Petrus Permana (48249)

DIALOGUE
n
nSelama masa penghancuran oleh pemerintah Indonesia, gereja Katholik melangkah ke depan membeli benda seni untuk disimpan
nRencana gereja adalah untuk berjaga-jaga, bila nantinya tradisi mengukir ini hendak dibangkitkan kembali mereka sudah punya contoh
nKeputusan ini akhirnya melahirkan berdirinya Museum Budaya yang secara resmi dibuka pada tanggal 17 Agustus 1973
nIni adalah museum dengan koleksi terbaik benda seni Asmat, dimana warga Asmat sendiri bisa melihat budaya mereka
nDi dalam sejarah kolektor yang disebut dengan Primitive Art, ini adalah benda langka yang sangat dicari
n(Walau faktanya benda seni terbaik dan ukiran kuno Asmat sudah dibawa pulang penjajah Belanda, dan disimpan di European Museum)
n
nUntuk melanjutkan pembelian ukiran terbaik, museum mensponsori kontes tahunan untuk mendapatkan ukiran yang baru
nKita harus akui bahwa pemenang kontes tahunan ini mutunya sangat rendah dibanding koleksi asli museum
nTetapi di sedikitnya usaha mencari kualitas, semangat warga Asmat yang pada awalnya sangat tinggi, kemudian surut
nToko-toko suvenir, upah mengukir yang rendah, pengiriman ribuan ukiran dengan kualitas sangat rendah,
nMencampur ukiran Asmat untuk dijual di Wamena, Jayapura dan khususnya Bali dan Jawa
nSemua itu menurunkan usaha dan semangat untuk menjaga mutu ukiran primitif asli Asmat

• Nilai foto: 109
• Dilihat: 190
• Waktu upload: Rabu, 19 Nov 2008
• Lokasi: Agats,, Papua Barat, Indonesia

Kategori

Shooting Data

• Aperture: f/4.0
• Speed: 1/320
• ISO: 0
• Kamera: Canon EOS 30D *
• Lensa: Canon EF 70-200mm f/2.8 L USM *
• Filter: UV
• * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.