nt 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

 Erik Estrada (89424)

  • Nilai foto: 73
  • Dilihat: 193
  • Waktu upload: Kamis, 13 Nov 2008
  • Lokasi: vienna, Austria
Kategori
Lain-lain
Shooting Data
  • Aperture: A
  • Speed: A
  • ISO: 0
  • Kamera: Nokia N82 *
  • Lensa: Carl Zeiss *
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Abdul Azhim (22458)

15 tahun yang lalu

a simphony... wawww....

 Lukman Anas (33709)

15 tahun yang lalu

ududmu yo mas kui?

 Harlim (146795)

16 tahun yang lalu

aku menanti kekasih , tapi yg jelas bukan pria berambut panjang ;))

 Sanityasa (102733)

16 tahun yang lalu

wis musim gugur yah

 Rahmat Mulyono (73890)

16 tahun yang lalu

... apik

 Joanita Rorimpandey (33797)

16 tahun yang lalu

line line line ..shadows of line ... love the eye that shot in here..so abstract..nice shot

 Kurniadi Widodo, Wid (37515)

16 tahun yang lalu

ckckck jauh² ke austria hasilnya gini tok? wis, bali wonosari wae rik ;p

 Bhakti Nusantara, Andreas (34781)

16 tahun yang lalu

Ada garis sikil kursi.....

 Hulaesuddin (58550)

16 tahun yang lalu

ah..home already..Selamet ah...

 Thomas Diptya Wahyantara, Diwa (99892)

16 tahun yang lalu

bapak rumah tangga

Indra Budi (2760)

16 tahun yang lalu

kesederhanaan dan harmonisasi garisnya mantap

 Igor F Firdauzi (185236)

16 tahun yang lalu

“Foto kaum tua yang merengek minta bobot dan pesan kini rampunglah sudah. Foto pop kaum muda yang membom segala macam kejemawaan tua tentang “aku menemukan bukan mencari” kini menukarnya dengan Foto kiwari yang menggunakan otak secara aktif. Dia memang tak mencari atau menemukan, tapi dengan otaknya dia punya kuasa untuk “membikin.” Teori tua yang suka berkecap-kecap dengan intuisi, kini perlu dicurigai. Intuisi bolehlah sekalidua nebeng-nebeng, selebihnya adalah kepercayaan pada otak. Dengan begitu Foto jadi konkrit dan rasional. Sudah lewat masanya Fotografer meliburkan otak, bermalas-malas di bawah pokok asem membangga diri selaku budayawan, tapi bobok merana ditikar balai-balai yang meruah nian kutubusuknya. Kini memotret hanya sebagian kecil dari rekreasi. FOTO bukan lagi ruang tekateki silang tempat Fotografer beronani, mengada-ada dalih untuk berindah-indah dalam bilik dengan jendela tertutup. Waktu manusia masih bodoh Foto memang bisa jadi suci. Sekarang tidak menganggap seni itu indah, menunjukkan kelewat gampangnya menyerah pada satu soal. Tugas Fotografer mbeling adalah memindahkan segala apa adanya pada seninya. Bersih-kotor, indah-buruk, tak soal, yang penting bagaimana ia menstransmisi kehidupan dengan segala kejujuran, anti kemunafikan, anti slogan-slogan, anti bergolongan, anti establishment, dan pesan untuk ini hanya terjadi melalui Gambar-Gambar yang kuat. Gambar itu satu kekuatan. Oleh sebab itu seni pop sangat mengkaji Gambar sebagai satu nilai yang hiperfisikal. Gambar itu semacam perjanjian. Perjanjian-perjanjian yang lama ternyata sudah tak cocok dengan urgensi zaman. Tahun 72 ini perjanjian kiwari dalam gerakan kesenian underground lewat teaternya, sudah dibikin, dan Gambar dikembalikan pada nilainya yang lugu. Melalui kebudayaan pop yang ternyata amat komunikatif, kaum muda menggugah kepalsuan-kepalsuan moral, termasuk dalam perjanjian-perjanjian Gambar dalam seni yang mapan atau bilanglah verjaard, yang hobby merengek minta bobot dan pesan, sementara Gambar yang jadi penghubung atas pesan-pesan itu tak sampai, karena Gambar sudah hilang maginya, diromantiskan yang tua-tua sebagai tabu. Dengan seni kiwari yang pop ini, terpaksa senimannya mengambil sikap mbeling untuk keterbukaan total, menembus segala ruang, lantas dengan keluguan Gambar yang dianggap metafisis, pesan itu disampaikan.”

 Adi Madestra W, Del (65750)

16 tahun yang lalu

bermain garis.

 Willy Tikoalu, Dablekz (80745)

16 tahun yang lalu

Bermain garis.

 Maradona Ashar (11494)

16 tahun yang lalu

playing with shaddow............cakep idenya..........