Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Gede Pantiyasa (73338)
disadarkan kalau kita hanyalah pelakonpunya kewajiban yang harus dijalankanjangan lupa orang lainpun punya peran dan kewajibanterimakasi... sampai ketemu di panggung berikutnya :D Date Time Original: 2008:07:28 21:12:57ISO Speed Ratings: 1600
16 tahun yang lalu
you do believe in second life. eternity after the end.
Dalam Mahabharata Dewi Drupadi diceritakan bersuami lima yaitu kelima Pandawa Lima. Dalam Pewayangan dikarenakan budaya Jawa tidak mengenal polyandri diceritakan sebagai istri Puntadewa/Judistira saja. Pandawa Lima itu sendiri putera Pandu raja Hastinapura dengan urutan dari yang paling sulung : Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Dikisahkan Dewi Drupadi mengalami sebab-akibat dalam riwayat kehidupanya sebagai berikut : Sebab : Diceritakan pada suatu saat Pendawa berhasil mendirikan kerajaan Amarta atau Indrapasta dengan istana yang sangat megah dan dalam peresmiannya mengundang para Kurawa - saudara sepupu sekaligus seteru dari Pendawa yang berjumlah seratus - untuk melihat-lihat keindahan istana dan sangat membuat kagum tapi juga rasa iri dari para Kurawa. Pada saat Duryudana sedang melihat-lihat keindahan taman yang begitu indah, dia tidak menyangka bahwa kaca yang begitu bening ternyata adalah kolam sehingga dia menginjak dan terperosok masuk kedalam air. Dewi Drupadi yang melihatnya tidak tahan untuk tertawa. Sebagai raja Hastinapura pada saat itu Duryudana merasa sangat malu ditertawakan oleh Dewi Drupadi dan dalam hatinya menimbulkan rasa dendam. Akibat : Sekembalinya ke Hastinapura, timbul niat jahat dari Duryudana untuk mengakali para Pandawa agar bisa merebut negara Amarta / Indrapasta dengan bantuan pamannya Patih Sengkuni dengan cara mengundang Pandawa bermain dadu. Dikarenakan Puntadewa memang senang main dadu, tanpa menaruh curiga undangan bermain dadu dipenuhi. Dengan kelicikan Patih Sengkuni akhirnya Puntadewa dikalahkan yang pada akhirnya semua kekayaannya, istananya, kerajaannya, bahkan adik2-nya, sampai akhirnya bahkan istrinya Dewi Drupadi ikut dipertaruhkan dan dikalahkan dimeja judi. Pada saat Pandawa sudah tidak punya apa2, karena sudah dikalahkan dimeja judi para Kurawa menjadi sangat gembira dan lupa diri. Pada saat itu Duryudana teringat pada saat dipermalukan oleh Dewi Drupadi ketika berkunjung keistana Amarta dan meminta adiknya Dursasana mengambil Dewi Drupadi yang maksudnya akan dipermalukan didepan umum karena sudah menjadi milik mereka. Tentu saja Dewi Drupadi tidak mau datang ketempat perjudian, tapi diseret oleh Dursasana dengan cara menyeret rambutnya yang terurai karena sedang haid. Sesampainya ditempat perjudian Durjudana mengundang Dewi Drupadi untuk duduk dipangkuannya. Tentu saja Dewi Drupadi tidak mau menuruti kehendak Duryudana, oleh karena itu Duryudana memerintahkan Dursasana menelanjangi Dewi Drupadi. Dewi Drupadi kemudian berdoa memohon pertolongan dewa Wisnu, dan atas pertolongannya setiap kali kain dari Dewi Drupadi tertanggal didalamnya selalu ada lapisannya, sampai kain-nya ber-tumpuk2 dan Dursasana kelelahan tanpa berhasil menelanjangi Dewi Drupadi yang akhirnya sadarlah semuanya bahwa Dewi Drupadi mendapat perlindungan dewata (Note: Untuk yang pernah menyaksikan serial TV Mahabharata produksi India, episode yang melukiskan babak kisah ini sangat bagus dilukiskan didalamnya dan sangat mengharukan) . Peristiwa ini menyebabkan, sebab yang lain : - Bima/Werkudara bersumpah akan meremukkan paha Duryudana karena lancang meminta Dewi Drupadi duduk dipangkuannya. - Werkudara juga bersumpah akan menghirup darah Dursasana karena perlakuan yang tidak senonoh dari Dursasana terhadap Dewi Drupadi.. - Dewi Drupadi bersumpah tetap akan menguraikan rambutnya dan tidak akan menyanggulnya sampai dengan dicuci dengan darah Dursasana karena perlakuan yang diluar batas kesopanan dari Dursasana. Dan sumpah tersebut terlaksana pada saat terjadi perang Bharatayuda - yaitu perang saudara besar antara Pandawa dan Kurawa yang sesama keturunan Bharata. (Note : Mahabharata adalah epos kepahlawanan yang peperangan sebagai simbol kebenaran melawan kebatilan adalah sebagai cerita sentralnya. Cerita Mahabharata sendiri ditulis beberapa abad sebelum Masehi, jadi nilai2 yang bersifat 'barbarian' masih ada didalamnya seperti apa yang dilakukan oleh Werkudara kepada Dursasana dalam peperangan - tentunya tidak bisa diterima sebagai nilai-nilai kemanusiaan pada saat ini)
pencahayaan nya dapet...BW cocok
cantik bgt bli.......................... mantap BWnya.. salamsenyum -u1-
Kompo,light dan ketajamannya dahsyat Bli....salam ksini lg yuks :D
Ini yang paling saya suka bli.. nyeni banget.. senang aja berlama2 ngeliatnya... salam
... ditunggu panggung berikut nya :))
cakep...pas bgt momen-nya...
BWnya muantap2 neh...keren mas....salam jepret
tak hanya fine art tingkat tinggi, tapi karya pak gede selalu sarat makna filosofis... ya ya ya... membunuh peran orang lain mungkin sama kejamnya dengan holocaust...
tajam bener .... kontras bewenya sedap dan muantap banget... aku pengen juga nih bisa motret kaya gini....
entahlah... aku suka emosi yang tertuang difoto ini.. *salam jepret*
yes,stage foto na asyik om,light okeh... salam...
asyik Bli...nice stageshot.
berkelas bli.... muanteeep BW ne.... salam
lightingnya saya suka, kebetulan ceritanya pun saya suka banget. salam kenal
seneng lihat efek cahayanya mas.....BW uga makin menambah kuat fotonya..salam
nice foto panggungnya...tone BWnya asik