Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Eva Tobing, IPEY (76002)
Kran sebagai serie penutup dari bermain² di gudang Wine bersama Horst dan Sebastian. rn......rnThat was quite a showrnVery entertainin'rnBut it's over nowrnrnrnps: ....go on and take a bow
16 tahun yang lalu
suka sama komposisinya yang simple en cantik.....
suka banget kak
cakep surakep binti kasep..... pembagiannya pas sekali Iban,,, aku aw aw kepadamuw
Saatnya untuk dibuka....Agust ???
jongkok-menghadap keatas-buka mulut lebarlebar-buka kran-dan biarkan mengalir.
simpel tapi keren...... suka tone-nya
Asyikk euy.......
.................................................. .......................... tjantik
i see mickey mouse....
tentang pilihan...
duh arena bermainnya aja gudang wine ... pasti minumnya wine pula ... hehehehe
so...will you let it open or shut it..??
Aku masih menghimpun napas. Atmosfer sunyi masih mengambang ketika senja mulai menangkupi kebun anggur yang membentang luas di hadapan. Gelembung paru-paruku belum kuat mengembuskan wacana. Pemuda itu sendiri. Mematung serupa sano. Sejurus kutangkap kilau di kedalaman matanya. Telaga bening di sana memapar tenang. Namun kutahu riak yang mengalir sedang menghanyutkan sesuatu. Entah apa. Sesuatu yang tidak pernah dapat kutangkap karena terselubung misteri. Pemuda itu masih berdiri, terdiam di bawah bentangan langit jingga. Sesaat genteng yang kupijak berderak saat berusaha mendekatinya diam-diam di atas atap rumah. Bukan kebiasaanku untuk mengedarkan mata pada ketinggian. Tapi gentar itu kuredam demi menawari rasa bersalahku. Dan kucoba mengulurkan tangan persahabatan. Kecelakaan mobil tempo hari telah merenggut dunianya yang nyaman. Ia hilang di rimba silsilah. Terasing dari orang-orang yang dicintainya. Amnesia telah merampas kebahagiaannya. Aku merasa bersalah. Dan tidak dapat lepas tangan begitu saja setelah tragedi di jalan protokol menuju Gereja St. Pons itu. "Indah, ya?" Ia hanya memalingkan wajahnya yang keperakan ditimpa sinar matahari yang sudah mencondong ke ufuk barat. Spontan sebagai tanggapan atas visualisasi yang kuaktualkan dalam kalimat penggugah keterdiaman. Anggur yang meranum merah merupakan topik hangat saat ini. Buah bibir para petani kebun anggur atas jerih payah dan kerja keras mereka selama ini bila berkumpul kala rehat bersama keluarga. Tapi kalimatku membentur dinding beku hatinya. Tak sedikit pun ia menanggapi basa-basi perihal hasil bumi bahan utama untuk minuman beralkohol kebanggan masyarakat Barcelona. Sedetik ia memandangku dengan rupa tak berona. Demi Tuhan aku tidak berharap reaksi itu mengemuka meski telah kuduga sebelumnya bahwa ia akan melakukan hal yang sama, terdiam dengan benak yang dipenuhi kenangan babur. Dan hanya menganggap Ye Sha sebagai bagian dari fenomena yang tak perlu masuk di dalam memori otaknya setelah semuanya hilang ditelan amnesia. Tatapan kosongnya menguncupkan bibirku yang mengembang tulus. Aku sedikit kecewa atas perlakuannya yang sama dari waktu ke waktu. Dan aku duduk pelan-pelan di atas genteng atap rumah kala ia mengembalikan pandangannya pada bentangan langit yang mulai menoktahkan gemintang. Ya, Tuhan. Terlalu naif rasanya mengharap secuil tanggapan di saat luka psikis itu belum mengering dari hatinya.
aih...aih... kalo di puter kekiri pasti kebuka... ngucuuuur.... gak jadi end...
gelap terangnya cakep....
jadi pengen muter krannya itu.....lightnya sukses....salam
kompo yg menarik...salam
detail na apik,kak...........salam
suka dengan detailnya... salam.