Life Must Go On (Poverty#1) 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

 Asmin Safari (92454)

FOcal Length : 18 mm
nF-Number : F/8
nExposure Time : 1/500 sec
nMetering Mode : pattern
n
n12/04/2006 04:10 pm
n
n
nHidup harus terus berlanjut bukan?...
nBanyak saudara kita yang kurang beruntung secara fisik dari kita dan ternyata mereka adalah orang-orang yang kuat.Ini sebuah kisah yang kebetulan mampir di email saya, just share siapa tau ada yang belum membacanya...
n
n------------------------
n
nDua Pilihan
n
nPada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk
nsekolah anak-anak cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah
ndisana menghantarkan satu pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang menghadiri acara itu. Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut mengangkat satu topik:
n
n"Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab
neksternal, segala proses yang terjadi dalam alam ini berjalan secara
nsempurna/ alami. Namun tidak demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia
ntidak dapat mempelajari hal-hal sebagaimana layaknya anak-anak
nyang lain. Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam diri
nanakku?"
n
nPara peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.
nAyah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa,
nuntuk seorang anak seperti Shay, yang mana dia mengalami gangguan
nmental dan fisik sedari lahir, satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini berasal dari bagaimana orang-orang sekitarnya memperlakukan dia" Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:
n
nShay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman ketika beberapa orang anak sedang bermain baseball. Shay bertanya padaku,"Apakah kau pikir mereka akan membiarkanku ikut bermain?"
n
nAku tahu bahwa kebanyakan anak-anak itu tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut dalam tim mereka, namun aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat kesempatan untuk bermain dalam tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan dibutuhkan dan kepercayaan untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi fisiknya yang cacat.
n
nAku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan bertanya apakah Shay
ndapat ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak. Anak itu
nmelihat sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6 putaran dan
nsekarang sudah babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim kami
ndan kami akan mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak
nkesembilan nanti'.
n
nShay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan mengenakan seragam tim dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di mataku dan kehangatan dalam hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan seorang ayah yang gembira karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
n
nPada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak beberapa skor, namun
nmasih ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay mengenakan
nsarungnya dan bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang
nmengarah padanya, dia sangat antusias hanya karena turut serta dalam
npermainan tersebut dan berada dalam lapangan itu.
nSeringai lebar terpampang di wajahnya ketika aku melambai padanya
ndari kerumunan. Pada akhir putaran kesembilan, tim Shay mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka out, kemungkinan untuk mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang terjadwal untuk menjadi pemukul berikutnya.
n
nPada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan
nmengabaikan kesempatan untuk menang dengan membiarkan Shay
nmenjadi kunci kemenangan mereka? Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan itu pada Shay.
n
nSemua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah
nmustahil karena Shay bahkan tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan benar, apalagi berhubungan dengan bola itu.
nYang terjadi adalah, ketika Shay melangkah maju kedalam arena, sang
npitcher, sadar bagaimana tim Shay telah mengesampingkan kemungkinan
nmenang mereka untuk satu momen penting dalam hidup Shay, mengambil
nbeberapa langkah maju ke depan dan melempar bola itu perlahan sehingga
nShay paling tidak bisa mengadakan kontak dengan bola itu. Lemparan
npertama meleset; Shay mengayun tongkatnya dengan ceroboh dan luput.
nPitcher tsb kembali mengambil beberapa langkah kedepan, dan melempar
nbola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu datang, Shay mengayun
nkearah bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan perlahan
nkembali kearah pitcher. Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher tsb bisa saja dengan mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan keluar, dan permainan akan berakhir. Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati baseman pertama, jauh dari jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan kedua tim mulai berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base satu!". Tidak pernah dalam hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi dia berhasil melaju ke base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan matanya.
n
nSemua orang berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"
nSambil menahan napasnya, Shay berlari dengan canggung ke base dua. Ia
nterlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam perjuangannya menuju base dua. Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain
nsayap kanan memegang bola itu di tangannya. Pemain itu merupakan anak
nterkecil dalam timnya, dan dia saat itu mempunyai kesempatan menjadi
npahlawan kemenangan tim untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu ke penjaga base dua. Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang pitcher, sehingga diapun dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke atas jauh melewati jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju base ketiga.
n
nSemua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay,teruskan perjuanganmu
nShay" Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan
nberlari ke arahnya dan memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti
nditempuh. Pada saat Shay menyelesaikan base ketiga, para pemain dari
nkedua tim dan para penonton yang berdiri mulai berteriak, "Shay,
nlarilah ke home, lari ke home!". Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan dielu-elukan bak seorang hero yang memenangkan grand slam. Dia telah memenangkan game untuk timnya.
n
nHari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang berlinangan di
nwajahnya, para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah cinta
nyang tulus dan nilai kemanusiaan kedalam dunia.
n
nShay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut dan meninggal musim dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah
nmelupakan momen dimana dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia
ntelah membuat ayahnya bahagia, dan bagaimana dia telah membuat
nibunya menitikkan air mata bahagia akan sang pahlawan kecilnya.
n
nSeorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan
ndinilai dari cara mereka memperlakukan seorang yang paling tidak
nberuntung diantara mereka.
n
nCatatan kaki:
nKita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp
npikir panjang, namun bila kita harus mengirimkan mail tentang pilihan
ndalam hidup, kita seringkali ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan
nmengerikan acap terjadi dalam hidup ini,namun pembicaraan tentangnya
nseolah tertelan waktu, baik itu di lingkungan pendidikan atau kerja.
n
n
nKita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup
nsetiap harinya untuk dapat memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak hubungan antar 2 manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah meninggalkan 2 pilihan bagi kita:
nApakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan
natau, Apakah kita telah melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih
ndengan mereka yang kurang beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi dingin?
n--------------------
n
n
nBumi seharusnya memang tempat yang baik buat umat manusia dan alam.
n
nJujur saya sering ingin mengabadikan momen seperti ini, tp seringkali hati saya berkata jangan, karena sy spt nya akan sangat bahagia ketika subjek ini sy dapatkan. dan ini menjadi sebuah perdebatan tentang fairness atau hal baik dan jahat dalam diri saya. tapi hari itu saya kuatkan diri saya...saya sangat ingin lensa dekat dengan subjek tp sy masih kurang kuat.
n
nCoba partisipasi tema Poverty;))
nsalam

  • Nilai foto: 220
  • Dilihat: 208
  • Waktu upload: Minggu, 18 Jun 2006
  • Lokasi: Kota Jambi, Jambi, Indonesia
Kategori
Manusia
Shooting Data
  • Aperture: f/8.0
  • Speed: 1/500
  • ISO: 0
  • Kamera: Nikon D50 *
  • Lensa: Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 DX AF-S *
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Hendri Setiawan (89420)

17 tahun yang lalu

BW fotonya sgt asyik... bercerita dgn kuat sekali... salam

 Imam Perdanakusumah (9373)

17 tahun yang lalu

ceritanya bener2 bikin fotonya jadi makin bermakna sentilan/kritikan untuk semuanya thanks and salam

 Yeddy BS (26675)

17 tahun yang lalu

Tonenya bagus...,poinya agak kurang besar...imho ceritanya menyentuh bgt mas....asli!!

 Ainul Hadi A (12209)

17 tahun yang lalu

great pic... great story and messange.... menyentuh.... saleum...

 Deddy Mulyawan (9071)

17 tahun yang lalu

email ini sudah puluhan kali saya terima dan tetapi tetap masih menyentuh .... Humanis fotonya ..... Great Shot Salam

 Midzon Johannis (59418)

17 tahun yang lalu

Moment yang menyentuh untuk diabadikan. Sayang the disable man terlalu kecil. Anyway bagus dalam BW. salam

Teguh Kusuma Putra,CADOGI (2006)

17 tahun yang lalu

wuuiihhh....akhirnya selesai juga baca ceritanya...!!! menyentuh banget Oom..!!!! hidup adalah perjuangan.. salam!

 Eman Faturrahman (24199)

17 tahun yang lalu

ceritanya panjang sekali nih, momentnya oke banget nih, BWnya menawan lagi....

 George Bratadidjaja (23778)

17 tahun yang lalu

Saya lebih suka yang terakhir om Asmin... Suasananya lebih pas di foto yang terakhir IMHO ya... Tetap humanis yang menyentuh... Salam hangat selalu..

 Hestiasari Rante (13428)

17 tahun yang lalu

aduh sedih sekali...

 Erlan Baharudin (9141)

17 tahun yang lalu

mantep mas....humanis dan landscape perkotanya cakep, nice b/w

 Muhammad Iqbal (75368)

17 tahun yang lalu

okeh...good ahh.. dikit kurang atap gedung ke crop.. saleum m1q

 W. Wibisono (19286)

17 tahun yang lalu

Wak .... bercrita sekali, terlebih saya suka sama tonenya bw yang asyik , salam

 Merwyn Nainggolan, Kanjes (87098)

17 tahun yang lalu

Kerennnn angle, kompo dan BWnya... moment & ceritanya menyentuh, pas....

 Chandra Murniadi (41257)

17 tahun yang lalu

Foto humanis yang menyentuh hati....

 Budi Ariyanto, bpp (21621)

17 tahun yang lalu

wow..foto yg sangat bercerita dengan deskripsi yang menarik...

 Riki Mouza Malik (23764)

17 tahun yang lalu

Humanis sekali... Foto dengan momen seperti ini emang cocok dibuat BW. Great.

 Arry Fridiansyah, AFR (19551)

17 tahun yang lalu

NIce jurnalis pic... Moodnya bener2 sesuai dg tyema yang ingin disampaikan... salam

 Hopy Familianto (34837)

17 tahun yang lalu

storitikal banget... hanya dengan melihat poto saja, saya sudah tersentuh.. memang, banyak yg terlupakan dihidup,, memang disengaja ataupun tidak,,, tinggal bagaimana kita menyikapinya.. terdiam saja atau bertindak... ^^ salam, vour

Kana Riyanto (3028)

17 tahun yang lalu

.............................salam

 Darson Sumarno (61333)

17 tahun yang lalu

wah tone BW canttik ...sayang POI kurang deket nih ... salam

 Khotib Fitrian (42651)

17 tahun yang lalu

Sangat menyentuh Pak Asmin.. Salam.

 Setia Nugraha, Kang Ujang (53656)

17 tahun yang lalu

dahsyat

Galih Satriaji (3266)

17 tahun yang lalu

wow, menyentuh sekali pak... T__T

 Jetu (22989)

17 tahun yang lalu

foto yg sangat humanis..narasi nya bagus!