Senyum 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

 Wiratno (11293)

Seorang Kakek renta tuna wisma ketika saya foto memperlihatkan senyumnya (walau hatinya menangis) menjalani kehidupan ini, Dia hidup dari belas kasih orang lain, tidur diemperan pasar, (hik... hati saya pilu). Tolong Pembesar-pembesar negri ini masihkah relevan kalo di UUD 1945 "Fakir miskin dan anak yatim di pelihara negara".? (retought BW dan croping di PS). Maaf kualitas foto jelek!

  • Nilai foto: 104
  • Dilihat: 308
  • Waktu upload: Selasa, 22 Jul 2003
  • Lokasi: Dekat pasar klaten,
Shooting Data
  • Aperture: Auto
  • Speed: Auto
  • ISO: 0
  • Kamera: Canon PowerShot S50 *
  • Filter: -
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
Mulyadi Natakusumah, PM (2240)

21 tahun yang lalu

Nice.... portrait

 Heri C., Winale (5653)

21 tahun yang lalu

memang ketat framenya... foto yg sangat menyentuh kalbu dan emosi...sedih nih...jadi kangen dengan mereka yg telah tiada..

 Agus Setiawan (12714)

21 tahun yang lalu

Keren nih, skin texture semua terekam dengan bagus.

 Apif M. Hajji (33644)

21 tahun yang lalu

kerut-kerut kerentaan, tatapan usia senja...terekam dg baik!!

 Santosa Basuki (13376)

21 tahun yang lalu

Kematangan seseorang dalam mengarungi hidup.....tak peduli dengan yang sering tertulis diatas kertas (Uang Uang Doang: "fakir miskin dan anak yatim....), karena dia sudah sangat kaya dalam kehidupannya. Thanks atas foto anda ini, sangat berharga dan bermakna.

 Chris Indria (55768)

21 tahun yang lalu

apik tenan... great shot and great bw..

 Ary Indra (12247)

21 tahun yang lalu

Matanya sedih dan berkaca-kaca...mata saya juga jadi ikutan berkaca-kaca nih.

 Chandra SB (41373)

21 tahun yang lalu

kaya lukisan.. cakep

 Dandy Zulkarnain, Penjahat (29816)

21 tahun yang lalu

Keren mas.. Tapi kayaknya kontrastnya tinggi deh.. Terlihat dari bagian muka yg putih , tapi lawannya/ kerut kerutnya hitam. Mungkin yg putih di burn sedikit sehingga menampilkan warna kulit akan mengurangi kontrasnya IMHO

 Indra Dhani (65099)

21 tahun yang lalu

...wow... ekspresinya...

 Yoni Tan (13785)

21 tahun yang lalu

Bagus, sangat humanis sehingga terasa bahwa foto ini bisa bercerita sendiri atas "trenyuh"-nya perasaan Bapak ini. Bagaimana kalau bagian2 wajah itu diburn supaya lebih nampak kontrasnya ? Tampaknya beberapa bagian itu juga OE.

Mia Puspita Ratih (278)

21 tahun yang lalu

Garis-garis wajah kakek ini udah ngewakilin semua beban yang selama ini dipikul...gw sangat tersentuh!

 Adi Darmaji (2101)

21 tahun yang lalu

bahkan mata yang sedang berkaca-kaca pun terekam dengan sempurna.

 Arif Susanto (7966)

21 tahun yang lalu

Pak tua ekspresif banget, pesan yang disampaikan sangat mengena.....

 Fadil Aziz (7946)

21 tahun yang lalu

keren...ekspresinya....

 Djoko Santoso (4813)

21 tahun yang lalu

potret bagus pak ... ekspresi juga bagus

 Indah Susanti (7485)

21 tahun yang lalu

Foto yang sangat menyentuh. Salut Mas. Dengan story board yang Mas buat, cocok kalau judulnya, "yang terlupakan" hehehe...tapi ini aja udah cocok kok. BTW, putih-putih di kepala si bapak sebelah kirinya itu apa yah? Saya ngamatin, gak ketebak juga.. :)

 AB Seta (5486)

21 tahun yang lalu

ketat... ini bukan senyum... ini... ekspresi aku lelah dengan dunia ini, dan dunia lelah dengan aku.... nice moment...

 Daniel S (3687)

21 tahun yang lalu

OK. YAng putih2 di rambut itu apa ya? asap rokok?

 Chandra Wirapati (5356)

21 tahun yang lalu

Tersenyumlah, pada apa saja. Pada panas teriknya siang seperti pada pagi, pada kesedihan seperti pada kegembiraan, pada malam seperti pada siang. Tersenyumlah saja. Itu cukup menambahkan hidup sehari lagi. Tersenyum saja meski piring melompong dan perut kosong. "Tersenyumlah saja ...", kata pak tua itu. "Pada kematian seperti pada kehidupan, supaya kehidupan tak terlalu sombong pada kematian". Aku tersenyum. Semua tersenyum. Tersenyumlah. Padahal semua menangis, dalam hati bagi pak tua itu. "Tersenyumlah saja ...", katanya, terngiang sampai hari ini.

Sri Libe Suryapusoro (1261)

21 tahun yang lalu

Apik... Hiks..hiks... jadi ikut terharu...

 Andi Cakravastia (17256)

21 tahun yang lalu

... portrait yg bagus, matanya sedih.