Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.
Wiratno (11293)
Seorang Kakek renta tuna wisma ketika saya foto memperlihatkan senyumnya (walau hatinya menangis) menjalani kehidupan ini, Dia hidup dari belas kasih orang lain, tidur diemperan pasar, (hik... hati saya pilu). Tolong Pembesar-pembesar negri ini masihkah relevan kalo di UUD 1945 "Fakir miskin dan anak yatim di pelihara negara".? (retought BW dan croping di PS). Maaf kualitas foto jelek!
21 tahun yang lalu
Nice.... portrait
memang ketat framenya... foto yg sangat menyentuh kalbu dan emosi...sedih nih...jadi kangen dengan mereka yg telah tiada..
Keren nih, skin texture semua terekam dengan bagus.
kerut-kerut kerentaan, tatapan usia senja...terekam dg baik!!
Kematangan seseorang dalam mengarungi hidup.....tak peduli dengan yang sering tertulis diatas kertas (Uang Uang Doang: "fakir miskin dan anak yatim....), karena dia sudah sangat kaya dalam kehidupannya. Thanks atas foto anda ini, sangat berharga dan bermakna.
apik tenan... great shot and great bw..
Matanya sedih dan berkaca-kaca...mata saya juga jadi ikutan berkaca-kaca nih.
kaya lukisan.. cakep
Keren mas.. Tapi kayaknya kontrastnya tinggi deh.. Terlihat dari bagian muka yg putih , tapi lawannya/ kerut kerutnya hitam. Mungkin yg putih di burn sedikit sehingga menampilkan warna kulit akan mengurangi kontrasnya IMHO
...wow... ekspresinya...
Bagus, sangat humanis sehingga terasa bahwa foto ini bisa bercerita sendiri atas "trenyuh"-nya perasaan Bapak ini. Bagaimana kalau bagian2 wajah itu diburn supaya lebih nampak kontrasnya ? Tampaknya beberapa bagian itu juga OE.
Garis-garis wajah kakek ini udah ngewakilin semua beban yang selama ini dipikul...gw sangat tersentuh!
bahkan mata yang sedang berkaca-kaca pun terekam dengan sempurna.
Pak tua ekspresif banget, pesan yang disampaikan sangat mengena.....
keren...ekspresinya....
potret bagus pak ... ekspresi juga bagus
Foto yang sangat menyentuh. Salut Mas. Dengan story board yang Mas buat, cocok kalau judulnya, "yang terlupakan" hehehe...tapi ini aja udah cocok kok. BTW, putih-putih di kepala si bapak sebelah kirinya itu apa yah? Saya ngamatin, gak ketebak juga.. :)
ketat... ini bukan senyum... ini... ekspresi aku lelah dengan dunia ini, dan dunia lelah dengan aku.... nice moment...
OK. YAng putih2 di rambut itu apa ya? asap rokok?
Tersenyumlah, pada apa saja. Pada panas teriknya siang seperti pada pagi, pada kesedihan seperti pada kegembiraan, pada malam seperti pada siang. Tersenyumlah saja. Itu cukup menambahkan hidup sehari lagi. Tersenyum saja meski piring melompong dan perut kosong. "Tersenyumlah saja ...", kata pak tua itu. "Pada kematian seperti pada kehidupan, supaya kehidupan tak terlalu sombong pada kematian". Aku tersenyum. Semua tersenyum. Tersenyumlah. Padahal semua menangis, dalam hati bagi pak tua itu. "Tersenyumlah saja ...", katanya, terngiang sampai hari ini.
Apik... Hiks..hiks... jadi ikut terharu...
... portrait yg bagus, matanya sedih.