Oleh: Palty Osfred Silalahi (44490) 11 tahun yang lalu
wah wah wah wah wah wah wah wah wah wah wah......
Festival Lembah Baliem di Wamena 12 sampai 14 Agustus 2013 kemarin di tanah Papua adalah agenda wajib bagi fotografer net untuk melakukan hunting foto di acara tersebut.
Dari Jakarta kami berangkat malam hari menumpang burung besi menuju jayapura, melintasi ujung pandang, biak dan tiba ke esokan hari nya di Jayapura. Kami harus menumpang burung besi satu kali lagi untuk tiba di Wamena. Tanpa mengenal lelah kami berusaha mencapai Kota Wamena, tanah Papua yang ternyata didatangi banyak orang pada Festival Lembah Baliem saat itu.
Jam menunjukan pkl 15:45 Waktu Indonesia bagian Timur pada saat kaki menginjak Bumi Wamena, Tanah Papua, Negeri Indonesia, dengan suhu lebih kurang 19 Derajat Celcius, dikelilingi pegunungan Jayawijaya yang dihiasi oleh awan-awan menggantung dan angin semilir sejuk, serasa berada di dalam ruangan ber AC.
Sungguh indah nuansa alam wamena, dengan letak tanah di ketinggian 1550 diatas permukaan laut, dengan suhu yang selalu dibawah 20 derajat celcius, dan hilir mudik masyarakat sekitar beraktifitas menjadikan Wamena menjadi kota yang bangkit dan tidak tertidur.
Festival lembah baliem ini diadakan sebagai tanda penghormatan atas telah diberikannya kesejahteraan dan kesuburan, ketika kita menyaksikan perang adat antara suku, alur cerita yang dibuat sangat dramatis "terjadi penculikan dan pembunuhaan" dari salah satu anggota suku yang terlibat, dan ini lah sebagai pemicu perang antar suku, dimulai penyerangan kepada suku yang telah dituduh sebagai terduga, dalam tradisi adat papua jika salah satu suku meninggal di "bunuh" dan pihak korban akan membalas sehingga jumlah korban menjadi sama, perdamaian akan diadakan dengan upacara bakar batu.
Semua yang di tampilkan di Festival Lembah Baliem adalah gambaran nyata kehidupan Suku Dani, Suku Yali dan Suku Lani di tanah Papua. Suku-suku di tanah Jayawijaya ini di bagi menjadi banyak distrik, yang mana tiap distrik menampilkan seni perang mereka masing-masing dan memberikan gambaran sinopsis alur cerita kehidupan mereka di dalam atraksi yang mereka tunjukan.
Ada 4 acara inti atraksi yang tiap distrik tampilkan, Perang-perangan dengan latar cerita kehidupan sehari-hari, kemudian Tari-tarian kegembiraan, pertunjukan memainkan alat musik dan yang terakhir adalah upacara Bakar Batu sebagai wujud perdamaian nyata perang sudah berakhir.
Ada beberapa acara lomba yang di hadirkan pada festival ini, yaitu Adu Balap Babi / Pig Race, lempar sege dan beberapa lomba tradisional lainnya yang dapat diikuti sebagian lombanya oleh para wisatawan yang datang pada acara Festival Lembah Baliem.
Ada satu hal yang menarik dalam Festival lembah baliem ini, datangnya satu suku dari Distrik Trikora, yang hidup di bawah gunung trikora, menempuh perjalanan ke lembah baliem selama 7 hari 7 malam berjalan kaki. Sungguh luar biasa perjuangan mereka untuk tiba di Lembah Baliem. Setelah mereka ber-atraksi selang 2 jam, mereka berangkat kembali ke Gunung Trikora, dan siap menempuh perjalanan pulang kembali selama 7 hari 7 malam.
Suku Dani, Yali dan Lani, mereka adalah penduduk asli bumi Papua, sebagian kecil sudah mulai berpakaian walau setengah-setengah. Tapi masih banyak yang hanya menggunakan koteka saja atau berbalut anyaman jerami atau anyaman manik-manik sebagai penutup aurat.
Tanpa bermaksud mengekspose pornografi dan pornoaksi, liputan ini adalah liputan berbagi apa yang masih ada di bumi Indonesia, budaya apa yang masih tersisa di Tanah Indonesia, Kehidupan nyata yang masih ada di dunia, kenyataan yang terjadi di tanah Papua, dan inilah Indonesia!!
MERDEKA!!!!
Spesial Thanks To :
1. Fotografer Net, Admin, Co-Admin, Staff, Moderator
2. Nayak Hotel Wamena, Owner, Admin, Staff & Guide
3. Kampung Obio, Kepala Suku, Panglima Perang, Bapa, Mama, Tete, Samua
4. Panitia Festival Lembah Baliem
Peserta :
1. Kristupa Saragih - Founder Fotografer Net
2. Arbain Rambey - Senior Fotografer
3. Illias Irawan - Biak
4. Ronaldy Irfak - Sentani Jayapura
5. Atiz Luntungan - Wamena
6. Hermanto Fransiscus - Jakarta
7. Nita Ohar - Jakarta
8. Yang Junhao - China
9. Song Gang Ming - China
10. Palty Osfred Silalahi - Jakarta
wah wah wah wah wah wah wah wah!!!
Palty Osfred Silalahi