[Liputan] Pukul Sapu Lidi 2012 Negeri Morella

Oleh:  Agus Lopuhaa (5518)    12 tahun yang lalu

  0 

26 Agustus 2012, beberapa member Maluku Photo Club yang  juga adalah member Fotografer.net melakukan hunting budaya Atraksi Pukul Sapu Lidi di negeri Morella. Morella merupakan salah satu negeri adat di Maluku yang masih mempertahankan nilai-nilai warisan budaya masa lampau sampai saat ini. Salah satu warisan budaya yang masih dipertahankan adalah atraksi Pukul Sapu Lidi. Pelaksaan atraksi ini setiap tanggal 7 Syawal atau yang biasanya disebut sebagai Lebaran hari ketujuh.

Atraksi ini dilakukan dengan mambagi dua regu pemuda yang masing-masing regu berjumlah 10 orang. Setiap pemuda yang mengikuti atraksi ini harus bertelanjang dada, memakai celana pendek serta ikat kepala yang bertuliskan Hausihu (nama adat negeri Morella). Sebelum masuk ke arena mereka harus berkumpul di rumah pusaka marga Wakang (Pesy) untuk melalui proses adat. Saat di arena, masing-masing pemuda menggenggam batang lidi dari pohon Enau, dengan ukuran pada pangkal sebesar 0.5 cm dan bonggolnya selebar 3-5 cm dan yang panjangnya sekitar 1-1.5 m. Para pemuda akan saling memukul sampai berdarah. Bagi mereka, jika badan mereka tidak berdarah akibat pukulan sapu lidi, maka akan mendatangkan sakit yang mendalam bagi mereka. Dan kalau pukulan sapu terasa pelan, mereka menganggap yang memukul tidak memiliki tenaga sebagai laki-laki. Untuk mengobati luka-luka mereka, hanya dilakukan dengan getah daun Jarak. Mengawali atraksi Pukul Sapu Lidi, ada beberapa suguhan seni lainnya seperti tari-tarian adat, penyulutan obor Kapitan Telukabessy dan Atraksi Bambu Gila.

Atraksi Pukul Sapu Lidi ini mengandung tiga makna, pertama, makna historis. Atraksi ini dilakukan sebagai bentuk mengenang perjuangan Kapitan Telukabessy, Ahmad Leikawa, dalam perjuangannya terhadap penjajah Belanda. Akibat dari perjuangan itu, beberapa pemuda asal negeri Morella ditawan oleh Belanda selama tiga bulan. Ketika mereka selesai dari masa penawanan, setelah Telukabessy digantung oleh Belanda di Benteng New Victoria, sebagai bentuk dari perpisahan itu dilakukan atraksi Pukul Sapu Lidi oleh sekelompok pemuda dari Kapahaha. Atraksi inilah yang kemudian dipelihara sampai saat ini.

Kedua, makna religius. Tradisi masyarakat Maluku pada umumnya, Lebaran harus dirayakan selama tujuh hari. Di beberapa tempat dilakukan dengan ziarah ke makam, namun puncak perayaan Lebaran di Morella dilakukan dengan atraksi Pukul Sapu Lidi. Atraksi ini sebagai bentuk kemenangan atas perjuangan selama satu bulan menahan lapar, haus dan hawa nafsu dalam bulan suci Ramadhan.

Ketiga, makna persaudaraan. Setiap Atraksi Pukul Sapu Lidi tidak hanya melibatkan masyarakat Morella saja, tetapi juga saudara-saudara mereka dari negeri Kaibobu, Negeri Waai dan Negeri Soya. Ketiga negeri ini adalah negeri yang mayoritas beragama Kristen. Suasana persaudaraan sangat nampak, tidak ada sekat-sekat agama apapun dalam tradisi ini. Bahkan masyarakat dari kota Ambon yang tidak termasuk dalam tiga negeri inipun berdatangan. Setiap rumah di Morella terbuka untuk siapa saja yang ingin datang bersilahturami. Hal ini menandakan bahwa nilai persaudaraan di Maluku masih sangat kuat pasca konflik sosial, dan itu tidak akan pernah hilang dari sanubari setiap anak negeri Maluku. Tidak ada dendam yang terbesit setiap kali pemuda saling memukul, justru semakin memperkuat keakraban dan nilai-nilai persaudaraan.

Kami sangat beruntung, karena diberikan akses yang luas oleh panitia. Oleh karena itu, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Panitia Atraksi Pukul Sapu Lidi 2012 Negeri Morella, Keluarga besar Leikawa yang sudah boleh menampung kami dan menyediakan seluruh kebutuhan perut FNers, dan seluruh masyarakat Negeri Morella. Juga kepada rekan-rekan Maluku Photo Club, Om Jemmy Ayal, Om Rudy Harianto, Jelvi Sapasuru, Herman Saptenno, Willman Gaspersz, Idham Laitupa, Eko Muryanto, Arman La Ata, Prima Kastanya, Om Asrul Basri, Dhika Pratama, Sammy Saptenno, Erwin Gondeng.

“Kapahaha Hausihu Holi Siwalima”

Salam Keker

 

 

 

 

Belum ada komentar