Oleh: Teguh Santosa (52497) 12 tahun yang lalu
Memotret embun itu gampang? Kalo menurut kriteria seorang teman, Mas Pinto NH, tentang gampang (tingkat kesalahan maksimal 2%), maka motret embun bagi saya menjadi sangat sulit. Meski sudah hampir 3 tahun motret embun, tingkat keberhasilan (baca: hasil memuaskan dan indah) masih di bawah 75%. Yang jelas, sampe sekarang saya masih sangat menikmati motret embun, bahkan ketika melihatnya di view finder saja, saya sudah takjub akan keindahannya. Sebenarnya saya sulit menerangkan secara teknis dg baik, tapi kira2 begini: 1. Saya lebih ‘puas’ moto embun atau titik air sisa hujan di rumput atau di batang/daun/bulir padi. Menurutku lebih eksotis, terutama yg di rumputan. 2. Konsekuensinya kalo di rumputan, terpaksa ya harus sujud bahkan tiarap u memotretnya. Karena untuk memunculkan ‘profil’ dan terutama refleksi yg indah, sudut motretnya harus low angle. 3. Refleksi embun itu kebalikan dan yg difleksikan di belakang embun, bukan di depannya. 4. Aperture yg pas, agar refleksi dan dimensi dapet dua2anya. Saya biasanya menggunakan aperture di atas 7.1 – 13. Shutter speed bisa di bawah 1/100s dan tidak perlu tripod (gimana makenya, wong ndlosor di rumput.. :) ). Saya juga sering menggunakan flash (internal) agar warnanya lebih cemerlang. Tapi agar lebih soft, biasanya saya kasih diffuser dg tisu putih. Namun, adakalanya yg diinginkan hanya dimensinya saja, sedangkan refleksinya cukup nuansa warna saja. Biasanya yang jenis ini lebih cocok dg ‘embun’ buatan dengan artifial refleksi yg bisa dibikin sesuka hati. 5. Embun yg eksotis biasanya bulatnya sempurna. Untuk mendapatkannya di rumputan biasanya aku sujud cukup lama untuk mengamatinya dan merangkak maju secara perlahan-lahan agar tidak merusak embunnya. Nah, di bagian ini lama2 akan terbentuk perikeembunan, artinya kalo menginjak rumput di pagi hari, akan hati2. Takut merusak embun.. :) 6. Motret embun di rumputan sering dpt bonus hewan2 kecil, entah kepik atau lalat atau antah apa, yg jelas hewan2nya sangat kecil kadang hampir tak kelihatan dengan mata telanjang. 7. Jangan lupa membawa gunting kecil untuk ‘membersihkan’ foreground atau background yg mengganggu. Perhatikan dengan cermat agar BG bener2 memunculkan impresi yg kuat dan indah. 8. Idealnya dengan menggunakan lensa macro, tetapi jika belum punya saya pernah menggunakan segala macam cara untuk motret embun, mulai dari mbalik lensa, kaca pembesar, extube non electric, filter close up, extuber electric, sampai dengan lensa macro. Jadi, jangan menyerah dan berkecil hati jika ingin motret embun tetapi belum punya lensa macro. 9. Terakhir, take by heart, agar keindahannya juga bener2 nancep ke hati.. semoga.. Jika ada kurang dari note ini silakan ditambahi karena masih banyak yg belum aku kuasai tentang fotografi. Selamat mencoba dan semoga tidak menyesatkan. Shrink yourself and enjoy the amazing adventure in macroworld!! silakan ikutan upload foto embun Anda.. :)...