Beberapa foto dibawah ini adalah hasil bergaul dengan air dan batu dalam hitam dan putih sampai ada teman yg nyeletuk waktu diajak hunting, ogah ah, batu lagi batu lagi kl ada modelnya ok, hehe.

Apa yang akan saya sharing adalah tentang pengalaman pribadi saya dan cara saya membuat Foto Landscape Hitam Putih, yang meliputi teknis dan cara melihat saya pribadi, samasekali bukan pernyataan bahwa ini cara yg paling benar atau paling bagus.
Karena dalam foto kalau mau dianggap sebagai hasil seni, tidak ada yg benar ataupun salah, yang ada adalah kita menuangkan apa yg ada dalam pikiran dan rasa kita dengan menggunakan tehnik tertentu kedalam sebuah foto.
Bagi saya pribadi sampai disitu saja, kepuasannya adalah saat mendapatkan cetakan foto hitam putih yg sama persis dengan apa yg saya bayangkan atau visualisasikan sebelum saya menekan tombol shutter,
setelah foto itu kemudian saya sharing dengan publikasi ke umum, saya berusaha melepaskan segala ego dan pendapat pribadi saya ttg foto saya tersebut, saya serahkan ke publik untuk menikmati atau menilainya. >
Dalam landscape atau foto nature BW ada beberapa hal yang harus diperhatikan: >
- Kontras
- Ketajaman
- Detil di yg diusahakan tidak hilang baik itu di shadow maupun highlight

Kita mulai dengan kontras: dalam foto color kita mempunyai dua macam kontras untuk kita mainkan didalam foto, yaitu kontras warna, dan kontras gelap terang, di foto bw kita hanya punya kontras gelap terang, shadow dan highlight serta grey sebagai tone kunci ditengah yg mengikat atas dan bawahnya

Kedua mengenai ketajaman, Henry Cartier Bresson pernah bilang bahwa “sharpness is burgeois concept” beliau tidak mengada2, urusan tajem menyangkut banyak sekali hal,
sampai sekarangpun diskusi2 yg sering terjadi pada saat hunting banyak menyangkut lensa ini lensa itu yg berkaitan dengan ketajamannya, banyak magic bullet chaser yg berganti2 lensa dan system untuk satu hal ini. Ketajaman sering disamakan dengan detil.
Kenapa jadi penting didalam foto bw? Saat kita ngomong soal ketajaman, berkaitan erat dengan kontras, atau yg sering disebut microcontrast, tentang detil, pemisahan tone di foto hitam putih sering kali lebih nikmat bila perpindahan tone tersebut gradual, tidak patah, terlalu tinggi kontrasnya patahlah perpindahan tone tersebut, terlalu tajam yang mengakibatkan rasa oversharpen juga menyebabkan patahnya perpindahan tone tersebut.
Detil dishadow dan dihighlight, sebisa mungkin diusahakan ada, karena selama mata melihat foto semakin lama akan semakin teliti kita menjelajahi setiap inchi foto tersebut, saat mata memandang bagian yg tidak ada detil maka akan terasa ada sesuatu yg hilang, sesuatu yg menjadi pertanyaan saat kita melihat foto tersebut.

Foto air banyak sekali foto air yg memerlukan tripod yg sturdy, tripod ini juga menyangkut headnya, pilihan saya pribadi: makin besar makin stabil, makin sedikit bagiannya makin stabil, yg paling sedikit sekarang adalah 3 sections.
Head tripod, untuk saya pribadi saat camera terpasang di tripod saya gotong2 kemana2 camera saya tidak begerak di head tersebut. Filter: Filter ND dengan berbagai macam variantnya mulai dari yg 3 stop sampai yg 10 stop, ini berguna untuk mendapatkan speed shutter yg lambat saat cahaya masih terang sehingga optimal f/stop bisa digunakan, untuk landscape dari hasil test saya pribadi sedapat mungkin saya menggunakan optimal f/stop lensa2 saya, biasanya di f/8 atau f/11, lebih dari itu diffraction limit mulai terlihat.

Foto pertama dibawah ini menggunakan speed lebih dari 20 menit, dengan tujuan untuk menghilangkan batu2 kecil yg ramai disekitar batu besar agar poi yg saya maksud lebih standout

Sebagai catatan hampir semua foto ini adalah scan dr cetakan atau negative analog