Oleh: Wisnu Purwanto (1980) 13 tahun yang lalu
Rute ini, tepatnya bermula dari Manado - Gorontalo - Togean - Ampana - Tana Toraja - Ujung Pandang, pernah sangat populer dikalangan turis backpacker terutama dari Eropa. Biasanya dijelajahi dalam waktu sekitar 3 minggu. Namun sejak terjadinya kerusuhan berdarah Poso beberapa tahun yang lalu, rute ini menjadi sangat beresiko apalagi sempat menelan korban turis asing - praktis kunjungan wisatawan menurun drastis. Seiring dengan terciptanya perdamaian sekitar 5 tahun yang lalu, berangsur-angsur kondisi mulai membaik bahkan untuk Togean, bulan Juli dan Agustus selalu penuh. Kali ini kami sekeluarga, mencoba menelusuri rute petualangan ini. Namun karena keterbatasan waktu dan juga kami cukup sering ke Manado/Bunaken/Lembeh; maka kami bypass langsung mulai dari Gorontalo. Apalagi cukup banyak penerbangan ke Gorontalo, umumnya transit di Makasar. Rute perjalanan kami kali ini adalah Bandar Seri begawan (Brunei) - Surabaya menggunakan RBA; bermalam satu malam di Surabaya, di lanjukan dini hari Surabaya - Gorontalo dengan Lion Air. Dari Gorontalo menggunakan ferry ke wakai Togean. Dari Togean, mencharter speedboat ke Ampana dan dilanjutkan dengan perjalanan darat ke Tentena - Rantepao (Tana Toraja) - Makasar. Dari Makasar kami mudik ke Jakarta dulu sebelum kembali ke Brunei. Peralatan perang yang menyertai kami kali ini adalah: . . .