FPE 30 Mei 2010

Oleh:  ihartoyo (60127)    13 tahun yang lalu

  0 

FPE 30 Mei 2010

Membuka halaman awal FN hari ini (30 Mei 2010), membuat mata segar. Hadirnya enam buah foto di kotak FPE sedikit menenangkan hati setelah gonjang-ganjing ‘ke-error-an’ beberapa hari yang lalu. Agaknya mirip yang tampil minggu lalu ( 23 Mei 2010) dalam kotak setengahnya foto monokrom, setengahnya lagi foto berwarna.

Foto : “Silent Beauty” karya Agus Nugroho
Kupu-kupu memang makhluk cantik, penuh warna dan wujudnya yang indah. Dalam dunia foto sudah sering kita temui foto kupu-kupu dengan berbagai variannya. Pada karya Agus Nugroho kali ini, kupu-kupu mendapatkan tempat di posisi yang indah. Kegemaran kupu pada kembang memberi makna hubungan kupu-kupu dengan sekitarnya, selain melengkapi komposisi sekaligus membentuk kesan alur “V” dari putik kembang di kiri atas kemudian menurun ke kelompak bunga yang terang, lantas mata digiring kembali ke ujung sayap kupu-kupu. Atau mengalir sebaliknya.
Kupu-kupu dan bunganya tampil dengan ketajaman yang meninggalkan bokeh jauh di belakang sekaligus menempatkan kupu-kupu pada sisi bokeh yang terang sehingga lebih mengisolasi kupu-kupu tampil sebagai subyek utama. Agaknya cahaya yang kuat dengan sudut yang hampir tegak membuat detil sayap kupu-kupu diterobos sinar dan ditangkap dengan metering yang tepat dan badan kupu-kupu mendapat cahaya dari pantulan kembang yang berfungsi sebagai reflektor.

Foto : “ Tertambat” karya Yofianto
Foto dengan rekaman lanskap yang indah, tajam terekam, meninggalkan siluet yang mengisi pola komposisi penyeimbangan bidang kanan dan kiri. Ketika bidang kanan diterpa dengan warna mentari maka pada bidang kiri adalah bentukan pohon yang tegak berikut pantulannya yang membuatnya sedikit menutupi bidang terang lainnya yang kemudian lebih menonjolkan kehadiran perahu dan cahaya matahari keemasan di belakangnya. Saya mengira pemotretan ini dilakukan pagi hari dengan hadirnya seberkas warna putih disela-sela mendung di bagian atas foto dan nuansa kebiruan di sisi horison yang agak jauh dari sumber sinar mentari pagi. Selain itu, penggunaan lensa lebar terasa efektif untuk memberi kesan jarak yang lebar antara pohon dan perahu.
Sebuah lanskap yang mencuat dengan perspektif dan olahan yang memanggungkan drama keindahan dan kesendirian perahu tertambat di pohon.

Foto : “Sendiri di ambang senja” karya Syahrudin
Sebuah gambaran lanskap yang penuh warna, tapi kurang mengungkap drama keindahan alam yang agaknya dicoba dipanggungkan warna-warni. Terdapatlah sebuah pohon dihamparan sawah dengan pantulannya yang terpotong, berdiri sendiri. Cerita selanjutnya adalah telusuran mata pada bagian-bagian lain yang ditampilkan dengan olahan tahan/bakar (dogde/burn) serta memainkan saturasi warna untuk memberi nuansa pada bidang yang dirasa kurang memberi kontribusi pada bentukan komposisi. Sebuah atraksi warna-warni yang indah pada ‘thumbnail’ tapi terasa agak jenuh ketika dipandang lebih besar dan lebih lama. Ataukah memang dibuat cukup untuk pandangan 5 detik pertama ?

Foto : “Forgotten Pier” karya Adrian Gunawan
Foto monokrom yang menampilkan efektivitas teknik kecepatan rana lambat. Tentu dengan tambahan filter peredam cahaya (ND) karena agaknya matahari masih cukup kuat walau suasana mendung. Sesuai dengan hasilnya, teknik tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan ‘kehalusan’ deburan ombak pantai sisi barat Ujung Genteng ini. Gumpalan bongkaran tembok-tembok beton bekas saluran air yang menjorok ke laut direkam dengan sudut bidik yang rendah.
Foto ini membangun komposisi perspektif dengan memanfaatkan jajaran gumpalan batu. Saya membayangkan kalau saja ada lensa yang lebih lebar, barangkali efek perspektifnya akan lebih menggigit.

Foto : “Let them rest in peace” karya Endah Kusmardian
Sungguh indah. Menghadirkan Ray of Light (RoL) seperti dalam foto ini, perlu pengamatan atau sebaliknya kebetulan yang pas waktu. Posisi pusat sinar RoL (matahari) serta asap-asap sekitar rumah menunjukkan saat matahari pagi. Kebiasaan beberapa orang untuk menyapu halaman lalu membakar tumpukan sampah, biasanya dilakukan pagi hari. Karena itu secara guyonan agaknya perlu diduga rumah pemotretnya tidak jauh dari lokasi ini.
Foto ini sangat terasa untuk menampilkan keindahan “RoL” yang menerobos tangkai-tangkai pepohonan (kamboja?). Orisinalitas foto ini adalah menampilkan keindahan di lahan kuburan dan tidak memberikan tampilan lain, kecuali susunan kompo dahan dan ranting yang saling mengisi dengan efek sinar yang menimbulkan kekuatan gradasi terang-abu2-gelap. Efek garis-garis kecil pantulan cahaya di tembok kuburan dan batu nisan menguatkan nuansa dalam keremangan. Saya harga orisinalitas dan kemampuan teknik metering untuk merekam RoL dengan indah. Terus terang saya tidak berharap foto ini tampil berwarna.

Foto : “Sebagian dari iman” karya Akhmad Ripani
Gambaran keseharian di pagi hari. Membersihkan halaman dan membakar sampahnya. Asap bakaran menimbulkan efek RoL dan sinar matahari yang masih miring memberikan gambaran bayangan yang panjang. Efek yang sering digunakan untuk memberikan gambaran suasana. Hal inilah barangkali yang akan dimanfaatkan untuk memberi kekuatan pada sebuah foto ini karena efek bayangan hampir menyita seluruh bidang foto.
Secara seksama bisa diperhatikan bahwa kehadiran saluran air (got) di belakang subyek kurang mendukung. Tapi untuk dihilangkan juga sulit kecuali kalau sang subyek bisa di ajak untuk menyapu agak ke tengah jalan (gang) sehingga bisa meminimalkan kehadiran got dan kegelapan bayangan tampil tanpa pembanding di sisinya.

Demikian. Terima kasih.
Salam.

Belum ada komentar