Oleh: Menajang J. Immanuel (3374) 14 tahun yang lalu
Perkenankan saya yang masih baru belajar ini untuk share sedikit tentang focus stacking yang baru saya pelajari dan coba praktekkan. Semoga berguna untuk pembacanya dan agar mendapatkan masukan-masukan dari rekan-rekan semua untuk perbaikan saya dimasa mendatang. Kalau ada banyak kesalahan mohon dimaafkan karena ini posting topik pertama saya, silahkan di koreksi supaya saya juga belajar. Bermula dari membaca mengenai focus stacking di beberapa forum yang mendiskusikan foto-foto (makro) dari bunga yang luar biasa indah – di forum Nikonian dan dpreview (di FN saya belum mendapatkannya – salah keyword mungkin). Keindahannya adalah foto yang ditampilkan alami saja, tetapi dengan ketajaman yang luar biasa dari ujung ke ujung. Hal ini sesuatu yang kalau ditampilkan dengan makro biasa akan sulit karena masalah DoF yang sempit, sehingga umumnya hanya sebagian tertentu yang tajam, selebihnya mulai kabur. Ternyata ketajaman foto secara keseluruhan dapat diperoleh dari penggabungan lapisan-lapisan dari beberapa DoF yang berbeda menjadi satu gambar yang utuh dan tajam. Inilah konsepnya focus stacking, mungkin serupa dengan HDR yang memanfaatkan detail yang timbul dari berbagai exposure. Sempat lama saya tidak follow up topik ini karena meskipun suka juga memotret bunga tetapi agak malas untuk menyiapkan peralatan untuk memotretnya secara serius sekali. Saya mulai belajar memotret dengan DSLR karena selama ini suka memotret hidangan, yang sedang di nikmati, tetapi namanya belajar ya segala hal tentang fotografi pasti dicoba untuk dilakukan. Akhir-akhir ini saya senang untuk memotret makanan secara makro, lebih tepatnya komponen-komponen yang ada pada hidangan secara makro. Akibatnya nyata, banyak sekali masalah yang dihadapi – ya namanya makro, meskipun untuk komponen hidangan - masalahnya tetaplah pada DoF yang terbatas. Hal ini mengingatkan saya untuk mencoba menerapkan focus stacking. Sejauh yang saya tangkap dari membaca, beberapa hal yang perlu diperhatikan: - Objek yang difoto sebaiknya tidak bergerak-gerak. Artinya agak sulit untuk memotret bunga secara alami diluar, resiko tertiup angin cukup besar. Apalgi serangga hidup, kecuali yang lagi tidur pas kena dingin. Namun malah untuk hidangan malah tidak masalah, toh sebagian besar tidak bergerak-gerak. Solusi saya: pemotretan sedapat mungkin dilakukan secara indoor dan jauhkan objek dari angin atau sumber gerak. - Jarak antara kamera dengan objek diusahakan tetap. Berarti kecil kemungkinan bagi saya untu melakukan handheld, kecuali bagi yang sudah ahli dan tangannya stabil sekali. Solusi saya: gunakan tripod, sayang saya belum punya micro-rail. - Exposure diharapkan konstan pada tiap foto dalam satu stack, meskipun nyatanya beda sedikit juga tidak terlalu masalah. Mengingat faktor lain bisa diatur di kamera maka yang dibutuhkan adalah cahaya yang konstan jumlahnya. Paling enak menggunakan cahaya alami/sinar matahari, tetapi karena jarang ada peluang untuk memotret siang di rumah maka harus dicari sumber lainnya. Solusi saya: karena tidak punya continuous light, menggunakan flash dengan setting manual, tidak TTL. - Post processing menggunakan software khusus yang bisa Focus Stacking diantaranya PS-CS4 dan Helicon, ini jadi kendala juga karena tidak menggunakannya; alias rada gaptek untuk olah digital. Untungnya ada satu yang direkomendasi dan berupa freeware yang bukan trial, yaitu CombineZM (versi lamanya CombineZ5) – silahkan di Google untuk mengunduh. Solusi saya: unduh dan gunakan freewarenya. Peralatan yang saya gunakan untuk memotret: - Table top mika kecil, bisa diberi lapisan Lee filter/gel ND supaya jadi gelap. Ditaruh diatas meja tamu supaya lebih tinggi sedikit, karena akan memotret sejajar atau dengan sudut kecil dari objek. - D90 + 105mm micro. Setting manual (kecepatan, bukaan, ISO200, WB Fluorescent, sesuai dengan lampu rumah). Internal flash sebagai commander (manual power juga). - Tripod Sirui N-1205 + ballhead G-20, dengan pemberat ransel kamera supaya tidak bergerak. - Flash: 1 SB600 dari bawah atau belakang TTM. 1 SB600 dari kiri atas kamera dengan softbox 60x60 menngunakan lightstand. Gel digunakan untuk menyesuaikan WB dengan lampu neon di rumah, dan efek warna BG. - Kursi aneka ukuran untuk bertumpu atau duduk saat memotret. Yang dikerjakan : - Persiapan semua peralatan: set-up TTM, meja, tripod, lightstand + softbox. - Persiapkan objeknya di meja dan ditata supaya dengan baik. Yang sudah saya coba diantaranya: makanan , bunga anggrek, kue bolu, perhiasan (sampai bikin light box DIY). - Setting kamera dan flash, cari WB, exposure. - Lakukan test shot untuk melihat hasil setting. - Bila sudah baik, mulai mengambil foto secara berurutan; saya mulai dengan fokus pada bidang yang terdekat dengan lensa dan selanjutnya makin menjauh hingga pada bidang terakhir yang ada . Setiap foto harus memiliki sebidang fokus. Setelah selesai pengambilan foto maka dilakukan focus stacking menggunakan CombineZM dengan alur kerja sebagai berikut: - Masing-masing foto sekuen dipisahkan dalam folder tersendiri. - Klik : File – New; akan ditanyakan folder dan file yang akan di stack, maka kita pilih semua file yang sudah disiapkan terpisah. - Akan keluar file urutan pertama dari sekuen pada layar; sementara saya belum rubah-rubah urutan meskipun dimungkinkan. - Klik : Macro – Do Stack. Pilihan lain belum saya pelajari. - Proses stacking dilakukan secara otomatis, biarkan saja bekerja sampai selesai. - Setelah selesai bila frame baik kita bisa simpan seluruh frame dengan klik: File – Save Frame/Picture As. Bila ingin simpan bagian tertentu saja, kita buat kotak crop dilanjutkan dengan klik: File – Save Rectangle As. Hasil yang diperoleh kadang-kadang masih ada titik-titik kotor atau gangguan minor lainnya (artifacts), bisa dibersihkan dengan Photoshop....ini salah satu contohnya dibuat dengan menggabungkan 5 foto pada CombineZM. Foto pertama yang akan digabung. ============= beberapa link yang berkaitan ======== Tutorial : Tutorial di Flickr Macroviewer Group How to increase DOF by Focus Stacking Menghitung DOF dengan DOF Calculator Lighting Bugs, With Layers of Genius