Oleh: Banu Sidharta (3898) 15 tahun yang lalu
Apa yang anda pikirkan/anda tangkap tentang Statement di atas. . . . ? ? ? Maaf.. kug saya jadi langsung kasih pertanyaan >>>> hehehehhehehehe….., , Saya Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di salah satu perguruan tinggi swasta di Jawa Tengah. saat ini saya sudah memutuskan untuk fokus dan nyemplung pada segala sesuatu dan semuanya tentang “ PHOTOGRAPHY “ . Pada Forum ini saya mencoba menulis dan mengutarakan apa yang saya rasakan & amati selama saya berstudy di Desain Komunikasi Visual (DKV) yang dikaitkan dengan Photography. Karena di dalam Ilmu / mata – mata kuliah yang diajarkan di DKV sangat mengasyikan & Menjajikan untuk prospek jangka panjang terutama untuk pola pikir di dalam menciptakan konsep karya yang akan kita buat, baik itu ilmiah / makalah tetapi juga berupa karya Real / nyata yang berwujud. Hal ini tentunya bisa dikaitkan dengan Photography yang juga memiliki fungsi sebagai alat komunikasi Visual dengan media gambar cahaya dan Seni di dalam merekam / memotret sesuatu yang bisa dijadikan karya Komunikasi Visual yang bisa dipertanggungjawabkan, dapat diterima & dinikmati masyarakat luas . Sebelum saya membahas statement di atas …., terlebih dahulu kita bersama menyimak arti dari nama Program study “ Desain Komunikasi Visual / DKV / DesKomVis “ . DKV pada awalnya muncul dengan nama “ Desain Grafis “ yang sebagaimana kita bersama sudah ketahui, bahwa Desain Grafis adalah segala sesuatu yang berbau dgn GRAFIS / GRAF yang berarti GAMBAR, Tetapi GAMBAR yang bisa mengkomunikasikan sesuatu sebagai alat komunikasi Visual dengan tata layout, Typografi ( Huruf ) Dan Nirmana ( Komposisi Penyusun Visual ) . Baik Itu Ilustrasi Free hand ( gambar tangan ) sampai Digital Ilustration yang dibuat dari software aplikasi Komputer seperti Corel Draw , Adobe Ilustrator , Photoshop sampai Paint. Tapi semua itu akarnya tetap dari Konsep GRAF / GAMBAR dan Konsep Di dalam DESAIN / MERANCANG/ RANCANGAN ilustrasi Free hand . Berawal dari DESAIN GRAFIS dan banyaknya permintaan pasar akan tenaga Kreatif maka dikembangkanlah Pendidikan Desain Grafis menjadi Desain Komunikasi Visual , banyak Perguruan Tinggi yang membuka Progdi DKV yang sampai saat ini terus bertambah peminatnya mulai dari Lulusan SMA / SMK hingga mahasiswa dari jurusan tertentu yang transfer ke Progdi DKV .Karena mengingat Prospek dari DKV yang cukup menjajikan untuk masa Depan ( Karier ), Walaupun pada kenyataanya nanti Belum tentu seperti yang diharapkan ( Lulus Kuliah – kerja layak di Industri Kreatif ) . “ PHOTOGRAPHY Di dalam ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV) †Pada pembahasan ini, Saya mengajak anda untuk sharing “ Photography di dalam DKV “ . Di dalam Ilmu DKV, Photography memang menjadi salah satu komponen ilmu yang diberikan ….., malah bobotnya ( SKS ) bisa dikatakan Besar , karena di beberapa institusi / Perguruan Tinggi yang mempunyai program Study DKV ada yang menargetkan mata kuliah Photography SKSnya 3 atau 4 …, Bukan jumlah yang sedikit dan Pengeluarannya jg banyak…, Memang pada awalnya Seorang Lulusan DKV bisa menjadi seorang Photographer. Tapi pada kondisi lapangan yang saya alami & rasakan selama berstudy Photography di DKV hingga saat ini, Menurut saya Justru kurang pas kalau seseorang memutuskan masuk DKV hanya ingin Fokus ke Photography dan nantinya ingin berprofesi di bidang Photography . Karena penekanan materi dari Photography sebagai keahlian grafis cahaya / lighting graphic, mengingat arti dari Photography sendiri ( Photos = cahaya , Graphos = gambar/guratan ) menjadi sesuatu yang ( Maaf…) “ kurang difokuskanâ€. Saya tidak menyalahkan / mengeluh sama sekali terhadap kondisi seperti ini, Basicly memang Bidang DKV terdiri dari banyak bidang tetapi fokusnya tetap mengarah ke GRAFIS / Graphic Design .Dan kebetulan Photography adalah salah satu Komponen yang ada di dalam sub Ilmu DKV. Walaupun demikian Seorang Photographer juga bisa dikatakan sebagai Desainer Komunikasi Visual , Tetapi ada berbagai pilihan untuk tetap bisa memperdalam PHOTOGRAPHY antara lain : mengikuti kursus photography di kursusan yang berkualitas , Belajar dengan kaum profesional . SHARING saya : Satu kondisi yang berat (Saya sempat mengalami bingung dan stress ) menurut saya , 1 sisi Photography sudah menjadi satu dengan jiwa saya di sisi lain dkv juga memiliki prospek yang bagus bahkan cerah…, Tapi inilah sisi realitas kehidupan , berangkat dari awal ingin menjadi Graphic Designer yang tidak sadar diri ( pada waktu pertama memutuskan mengambil study di DKV ) karena saya tidak memiliki kepekaan yang bagus di dalam menggambar tangan ( Free hand ) tetapi apa mau dikata dan daripada menyesal di kemudian hari saya harus tetap melanjutkan study di DKV karena mengingat pentingnya & vitalnya Fungsi dari komunikasi Visual di dalam PHOTOGRAPHY……, Betul….? ? ? Daripada saya harus meninggalkan study DKV dan jadi tidak punya bekal tentang pemahaman konsep & Komunikasi Visual yang baik dan bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas . Inilah yang menjadi Spot / titik masalah seseorang yang sedang berstudy DKV ketika dya sudah benar – benar memantapkan PHOTOGRAPHY sebagai pegangan hidup untuk berkarya sekarang dan di masa yang akan datang . hal ini Memang tidak mudah dan cukup kompleks menurut saya ……, Tetapi kembali lagi Semua ini bergantung pada diri kita masing – masing .Yang terpenting adalah Kita harus bisa menyiasati semua dengan cara membangun diri dengan : ( Tips & sebuah permenungan dari Om Darwis Triadi , Senior Photographer ) spirit. Spirit merupakan sebuah pintu masuk atau trigger ke dalam dunia fotografi. Spirit itu tidak boleh hilang. Begitu sudah masuk kedalam fotografi dan kita jalankan, maka yang berikutnya diperlukan sebuah motivasi. Motivasi yaitu, adanya sebuah dorongan untuk terus belajar dan mengembangkan ide dan berkreatif. Bila motivasi kita mati, maka kondisi kita jalan ditempat. Dengan adanya motivasi, skill fotografer pun akan terus berkembang. Dan secara tidak langsung, pola berpikirnya pun akan berbeda dengan fotografer lainnya. Berikutnya adalah, mentalitas. Biasanya dalam kurun waktu 5-10 tahun, alam akan menguji mental seorang fotografer. Pada usia seperti ini, mental fotografer dalam taraf merasa dirinya pintar, dan selalu ingin dihormati. Jadi sebaiknya, bila orang ingin dihormati maka terlebih dahulu dia harus mau menghormati orang lain. Karena mental itu menyangkut semua aspek. Misalnya, bila seorang fotografer memiliki mental yang baik, maka ia akan terus bertahan sesuai komitmennya menjalani kehidupan meski sedang tidak memiliki job. Dalam menjaga mental, kita harus punya sikap dan tidak boleh menjadi bunglon. Kita harus memiliki jati diri. Bila kita bergaul dengan maling, bukan berarti kita menjadi seorang maling. Kedewasaan atau mental harus dibentuk oleh diri kita. Jadi kita harus memiliki suatu pembentukan jati diri yang kuat. Bahwasanya kita punya komitmen di fotografi, maka langkahnya harus benar-benar mantap dari masa kemasa. Ketiga hal itu menjadi sangat mendasar bagi seorang Photographer menurut saya, Jadi apapun latar belakang skill kita entah dari Desainer Komunikasi Visual , Ekonom, Ahli Hukum , Ahli Teknik dan sebagainya yang ingin benar – benar Terjun ke Photography haruslah memegang teguh ketiga hal tadi : Spirit & Motivasi yang kuat dan mentalitas yang tangguh juga berkualitas , baik dari Hasil Photography dan Pola pikir terhadap Photography Saya ucapkan Terimakasih ke teman – teman yang sudah mampir dan meningalkan komentar di forum ini. Topik ini Tidak ada unsur menjelekkan / menjatuhkan siapapun dan instansi manapun….. Semoga Topik ini bermanfaat bagi semua……… Salam Photography Indonesia MAJU TERUSSS !!!!! Banu Sidharta – ......