Mudik adalah perilaku masyarakat urban yang pergi ke kampung halaman dalam masa liburan panjang. Setelah libur itu selesai mereka lalu kembali ke kota, kembali ke rutinitas pekerjaan sehari-hari.

Peristiwa ini sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Tapi bagi saya, ada dua hal menarik yang saya temui dalam perilaku mudik.

Pertama, mudik mencerminkan adanya kesenjangan kesempatan antara daerah dengan kota besar. Hal ini menurut saya adalah salah satu akar dari banyak permasalahan bangsa. Kota besar identik dengan kemewahan, kemudahan, sementara pedesaan identik dengan kemiskinan, keterbelakangan. Padahal, kalau saja potensi pedesaan diefektifkan dan pembangunan lebih merata, pasti bangsa ini akan jauh lebih sejahtera.

Kedua, saya melihat mudik sebagai salah satu cerminan sifat kemanusiaan yang 'primordial'. Primordial dalam artian sifat ini sudah ada sejak purbakala. Dalam hakikat manusia ada sifat pengembara, yaitu berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dalam konteks biogeografi manusia, misalnya, manusia pertama keluar dari benua Afrika lalu menyebar ke seluruh bumi.

Berikut adalah foto-foto dari 'liputan' arus balik saya di Stasiun Senen, Jakarta, tanggal 26-27 September 2009 lalu. Stasiun ini mengangkut ribuan penumpang setiap harinya dalam masa mudik. Rute kereta dari stasiun ini antara lain adalah Jombang, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang.

Saya memilih 'meliput' di stasiun ini supaya saya lebih dekat ke 'subyek minat' saya, yaitu golongan menengah-bawah. Kereta memang masih menjadi salah satu transport termurah untuk mudik, meskipun menurut seorang satpam disana, tahun ini jumlah pemudik menurun dibanding tahun lalu.

Yang saya temui di sana bukan hanya penumpang arus balik, tapi ternyata masih banyak juga penumpang menunggu untuk berangkat. Dan juga tentunya ada kereta, ada anak-anak yang menjadikan stasiun tempat bermainnya, dan ada bentuk-bentuk. Saya permisi pakai ruangnya disini. Semoga bermanfaat.

400D + kit 18-55mm EF-S

1. Di antara kereta.