Oleh: Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223) 15 tahun yang lalu
Berawal dari kebutuhan penghematan pengeluaran yang semakin membengkak, saya harus berpikir bagaimana pengeluaran operasional pemotretan bisa ditekan serendah mungkin juga kebutuhan Flah yang durasi charge-nya sangat pendek (karena digunakan untuk pemotretan bersama-sama), maka saya mencoba membuat alternatif untuk mengganti batere alkaline untuk flash dengan batere eksternal yang sudah umum dipasaran yaitu Sealed Lead Acid (SLA) atau lebih dikenal dengan nama Baterai kering. Harga betere kering relatif murah harganya berkisar Rp 80.000 yang 6 volt dan 4 Ah* *(Ah adalah Ampere hour, satuan kapasitas daya suatu batere, jadi jika batere ukuran 4 Ah maka jika digunakan pada suatu alat yang membutuhkan daya (P) 6 watt pada tegangan (V) 6 volt maka dibutuhkan Arus (I) sebesar I = P/V = 6/6 = 1 Amper, sehingga batere 4Ah akan habis kapasitasnya setelah digunakan secara kontinue selama 4Ah dibagi 1A = 4 Jam) Saya memilih yang 4Ah karena ukurannya yang paling kecil dan ringan, ada berbagai merek dan beragam kapasitas LSA ada yang 4,7Ah, 6Ah hingga 12Ah. Karakteristik dari LSA adalah sbb : 1. Kapasitas penyimpanan/volume atau berat lebih rendah dibandingkan NiMH atau Lithium. 2. Harga per-Ah relatif lebih murah. 3. Recycle Charge lebih kecil dari NiMH/Li hanya 300-500 X pengisian. 4. Mempunyai Hambatan dalam yang kecil ketika sedang digunakan hingga dayanya terkuras, beda dengan NiMH yang hambatan dalamnya akan membesar ketika dayanya terkuras. 5. Untuk yang tipe 6 Volt ketika terisi penuh tegangan maksimumnya adalah 6,8 Volt, sedangkan NiMH adalah 1,3V (dikali 4 batere) =5,2Volt sementara Alkaline adalah 1,65 x 4= 6,6 volt. 6. Tegangan minimum ketika telah digunakan (tegangan Discharge) minimal 5,8 volt, ini agar umur batere lama, jika sampai drop dibawah 5,8 volt karena over discharge maka batere akan cepat rusak.