Oleh: Reza Syailendra, Rejadado (4774) 15 tahun yang lalu
Alhamdulillah Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas karunia alam yang luar biasa.. Serangan mendadak dari agen perubahan GSB :P Hunting ini berawal saya menemani ibunda untuk dinas ke gorontalo. Sebelum berangkat, saya mencari referensi2 foto maupun para fn-ers gorontalo dengan maksud bisa jadi teman hunting.. Mengirim pesan langsung, dibales dengan hangat. Kemudian berlanjut… sesampainya di gorontalo Dengan pertemuan singkat di lobi hotel dengan jagoan gorontalo. panas (tertantang) melihat foto2 yang terpampang di lobi hotel tentang keindahan gorontalo (sepuh fotografer gorontalo), sehingga kita merencanakan untuk hunting ke Torosiaje yang merupakan tempat tinggal suku bajau. Dengan segala rencana di atur om kibor sebagai preman local yang luar biaaasa dan berprestasi di kancah fotografi ^:)^ Untuk menambah hasil dan kualitas yang maksimal, kemudian saya meng-impor filter gradual orange dan ND8, dari bogor . Biar nambah gigit.. (liat foto2nya om YY dan tmn2 TPAS /GSB). Filter Om rudy chayadi, bukan ruby chayadi. Nama mirip, jangan2 kembar nih.. Sesuai janji, filter nyampe dalam 2 hari (trims om rudy). Sehingga rencana disusun dengan sangat singkat namun ikmah (~X( oleh bro kibor, dari transportasi-akomodasi-makanan, spot2 , pemandu di sana dll. Dan dalam waktu yang singkat banget (1 hari ajah). Om kibor mengumpulkan teman2 gorontalo, ternyata cuma dapet yudi anak perantauan Jakarta yang bekerja di Gorontalo :)) . Dengan sound-ing2 hunting itu, ternyata terdengar hingga meja bapak Diputi KBI Gorontalo, bapak dudung) dan kemudian beliau juga berkenan untuk ikut. Beliau juga anggota dari USF-SSF IPEBI (Unit Seni Fotografi – Surabaya Seni Fotografi Ikatan Pegawai Bank Indonesia) :-bd dan tentunya nyokap ikut juga donk :m/ . Terkumpul 6 orang, termasuk pak supir. Brangkat hari sabtu siang, ngumpul di hotel Quality (tempat menginap). Langsung mluncur dengan kijang innova sewaan ke spot pertama, yaitu sunset di pantai marisa selama 3-4 jam.. Untuk motret sunset. Ternyata tanpa dianya, bertemu juga pemilik dari foto2 yang terpampang di lobi hotel itu.. Ngobrol2 sebentar, minta referensi dan langsung praktik. Dapet bbrp spot yg menantang.. tdk menyia-nyiakan tripod pinjaman, filter baru :)) inget speed, f number, horizontal line, 14 referensi panduan om YY dll. Cetret.. :P Matahari menghilang.. Kemudian lanjut lagi ke torosiaje dengan perjalanan 4 jam lagi.. dengan persiapan yang mendadak dan sdikit mateng, maka kita disambut oleh Duta besar suku bajau di Torosiaje (Om Jack) dengan waktu mendekati tengah malam. Karena mendadak sehingga kita menginap di rumah om Jack, tempat penginapan resmi penuh. Ngobrol2 sebentar dengan om Jack, trus langsung tidur untuk mempersiapkan stamina yang luar biasa sunrise besoknya.. Btw FYI, om Jack ini cukup terkenal di dunia film dokumentasi dalam dan luar negeri loh.. misalnya acara jelajah trans tv, si bolang dan anak seribu pulau trans 7, national geography, discovery channel dllnya. Hari Minggu subuh.. Sehabis sholat shubuh, langsung siap2 ke nangkring di spot.. Setiap pemburu sunrise mencari spot2 yg menarik.. Inget ilmu2 komposisi pak Goen.. lalu WOW keren.. ada ROL.. Matahari dah nonggol di timur, kemudian lensa kita langsung pindah ke haluan berbeda yaitu barat.. Untuk mencari bentuk2 yang tersiram oleh sinar matahari itu. Maklum perkampungan nelayan, pasti ada donk human interestnya. Muter2 kampung terekam juga ke asik kan dan kelakuan motret.. Matahari semakin menggila maka kita urungkan niat untuk motret. Istirahat sebentar, sekalian menikmati teh buatan tuan rumah.. Makan pagi telah tiba, kebetulan tidak brani makan banyak. Meskipun luuaper bgt.. karena system MCK-nya kurang memadai (langsung open air dan plong ke laut) jadi menjaga ajah.. takut terjadi kejadian yg tidak di inginkan.. :)) Break lagi, sambil nunggu surut air di tengah laut (ada karang yg eksotik). Maka kita muter cari2 objek naik kapal killing kampong pakai kapal sederhana om Jack ke hutan bakau, ada yg lagi bakar prahu (menghilangkan kerang2 yang nempel di prahu), aktivitas anak2 suku bajau dll. Trus istirahat lagi di perkampunagan.. Akan tetapi perut ini sudah tidak kuat menampung makanan, sehingga kudu di lakukan juga deh.. menyerah! Meskipun adanya keterbatasan fasilitas, maka.. Ya Wes bablas tenan deh.. langsung ke laut.. jadi inget outbound kampus dulu, saya pernah mengalami yang lebih parah dari ini.. tidak ada air dan tempat mck, Cuma butuh skop dan tisu basah (jangan bayangkan deh). Lalu Sinyal oleh om Jack untuk melanjutkan perjalanan hunting foto ke tengah laut untuk karang ataupun pulau yang surut.. cukup mengerikan dikarenakan kapal yg sederhana dan perjalanan yg cukup jauh.. Wow keren.. Karena keindahan “yang tidak teduga dari gorontalo†ini. pak Dudung, mengkompori pak Budi Darmawan (seorang salonners dan senior) untuk mlipir ke gorontalo.. Yang kebetulan juga pak BD lagi hunting waisak (klo tdk salah yaa).. Lalu melanjutkan Maksud hati moto karang, tp bukan bulannya.. sehingga air tidak surut banget.. akan tetapi di kejauhan ada pulau pasir yang bias dipijaki dan menjadi objek foto maupun narsis.. meskipun Cuma sdikit tp lumayan.. akan tetapi sempat ada peristiwa om Jack dan keponakan melihat hiu kecil dan ingin menangkapnya, tp hiu tersebut lolos dari tangkapan… Setelah puas disana.. kemudian kami kembali ke perkampungan untuk makan siang dan melanjutkan perjalanan jauh pulang ke kota gorontalo.. sepanjang perjalanan ke kota gorontalo sempat kita moto di hutan bakau dengan BG matahari terbenam dan istirahat karena ada yang mabuk darat (perjalanan jauh dan perut blm terisi benar), beli jagung.. tidak perlu berlama2 karena perjalanan masih jauh.. dari torosiaje ke kota menempuh waktu 6 -7jam perjalanan.. sebelum melipir kehotel kita makan sejenak sate ayam langganan pak diputi KBI gorontalo.. Baru melipir ke hotel setelah mengantarkan peserta kerumah masing2.. Mandi dan gosok gigi, setelah hampir 3 hari tidak melakukannya.. :)) Over all.. Gorontalo merupakan keindahan yang belum ter ekpos keindahannya, dan tidak kalah oleh tempat2 lainnya yg menjadi favorit fotografer.. yang selalu itu2 saja (Belitung, bromo, bali dll). Inget kata pak Dudung yang mengulang perkataan dari pak Arbain bahwa “membuat foto yang menang dari suatu lomba adalah foto indah, sesuatu baru, yang tidak dikenal orang dimana lokasinya, ingin saya menuju kesana dan merasakan keunikan yang tidak terjamah… “ (mudah2an benar ucapan tulisan ini) :P Jujur ajah.. stock foto dari pencarian di fn tentang gorontalo cukup sedikit, foto2 gorontalo hanya di miliki oleh para fotogafer local saja, bukan seperti daerah lain.. kalah jauh! misalnya belitung, bali, bromo dll (fotografer berbondong dari seluruh indonesia menuju tempat tersebut). Keterbatasan itu mungkin dikarenakan akses yang sulit untuk menuju provinsi yang hanya baru lahir beberapa tahun saja, jadwal penerbangan yg sedikit dan tertentu.. Oya.. gorontalo juga kota yang ramah dan cukup murah loh.. ikannya manis2.. tapi bosen juga ikan mulu.. Saya bukan seorang pemda ataupun orang yang dibayar oleh dinas pariwisata gorontalo ataupun yang berkaitan dengan provinsi ini.. saya hanya penikmat, tukang foto pemula dan sedang belajar.. Tapi Gorontalo itu, Puanas buanget muampus.. Guerah abis.. restoran agak susah di siang hari, puedes muampus sambel2nya.. Puarah.. Tetapi sesungguhnya.. untuk Indonesia masih banyak buuuanget wilayah2 yang indah dan belum ter-ekpos oleh melukis gambar dengan cahaya ini.. Salam makan makan makan dan moto.. Reza syailendra GSB