Oleh: Yudi Herdiana (2815) 15 tahun yang lalu
Dear FNers dan Alpharians…cuma ingin berbagi tentang hasil jepretan lensa Beercan saya dan beberapa isu menarik yang saya alami bersama kamera dan lensa ini. Bergabung di keluarga Alpha, buat saya merupakan sebuah keputusan yang tepat. Mengapa? Yang pertama tentunya adalah alasan budget. Perlu riset 2 bulan di internet buat saya untuk memutuskan bergabung di keluarga Alpha, dan akhirnya pilihan jatuh di A300; sesuai dengan budget dan status saya sebagai ‘entry level’..:). Plus dukungan lensa murah dari Minolta. Lensa sony sendiri…masih mahal utk saya. Target selanjutnya lensa Minolta 50mm f1.7 atau 1.4. Jujur saja minggu pertama setelah memegang A300, sempat timbul ‘sedikit’ kekecewaan dengan performa A300; yaitu dalam hal color definition nya. AWB cenderung lbh ‘dingin’. Di kamar saya yg berukuran 3x4 meter dengan lampu Philips Daylight 20W…AWB benar2 bikin saya BT. Lain dengan kamera poket Canon SX100 saya. Tapi uang sudah menjadi kamera…masalah harus diatasi. Setelah tanya sana-sini sama DSLRes..akhirnya berkembang lah wawasan saya dalam hal WB control. Setelah melakukan adjustment WB manual...berakhir lah setting untuk kamar saya di 4700K, M2. And it’s good. Isu lain, noise performance… He2…Sony bukan yang terbaik dalam hal noise control, tetapi masih banyak yang lebih buruk dari Sony untuk di kelasnya. Tapi seiring waktu dan berkembangnya wawasan saya, akhirnya saya menemukan bahwa matering yang tepat dapat menurunkan noise cukup signifikan. (Lihat foto ‘dangdutan’ saya). Overall…akhirnya saya puas dengan noise control A300, untuk harga yg saya bayar. Di thread ini selain sedikit ‘curhat’ (trims udah mau menyimak), saya coba sharing juga cerita tentang the Beercan. Lensa ini saya beli di Ebay dengan harga US$ 198 (termasuk ongkir) + pajak di bea cukai ïŒ Rp.400rb an…dengan kondisi lensa mulussss. Anyway, sesuai dengan review2 di internet…Beercan 70-210mm bener2 lensa ‘wajib’ buat para Alpharian. Ada sedikit cerita ‘bodoh’… 2 minggu belakangan ini saya baru sadar klo kualitas ketajaman beercan saya sepertinya menurun…(kaget mode on). Saya bikin ‘riset’ kecil2an di taman rumah...menjepret berbagai objek (bunga, tanaman, serangga, batu dll). Hasilnya..saya ‘kecewa’...hasilnya tidak tajam sema sekali!!! Uppssss....apa yg terjadi?? Apakah beercan saya mulai rusak?? Saya perhatikan lensa depan beercan saya, dan saya menemukan sebuah filter UV bermerk ‘C***n’ made in France, yg saya beli seharga 90rb. “Sepertinya ini dia penjahat nyaâ€, saya fikir. Lagi2 saya melakukan riset. Saya bandingkan hasil jepretan beercan dengan dan tanpa filter tsb. Hasilnya…..DAHSYAT!! Filter murahan yg saya beli dgn maksud melindungi lensa bagian depan itu, secara signifikan membuat kualitas ketajaman menurun. Akhirnya saya ‘meminta maaf’ kepada beercan saya karena telah mengutuknya dan menganggap dia bodoh (ternyata saya lah yg bodoh…ha3x). Akhirnya, saya lepas lah ‘kacamata’ yg saya pasangkan di si beercan. Pasti masalah nya adalah kualitas filter yang abal2…entah kalo pake filter kualitas terbaik. (tapi saya tidak berfikir untuk gambling beli filter terbaik dan mencobanya di beercan saya). Saya juga pasangkan filter yg sama di lensa kit 18-70 saya. Tapi saya tidak melihat perbedaan yg signifikan dgn ketajaman hasilnya, jadi saya putuskan ttp memasangkan fiter tsb. Mungkin karena beercan yg biasa terlihat tajam, jadi terasa penurunan ketajaman nya saat dipasang filter. Di thread ini saya sharing hasil riset kecil saya dengan dan tanpa filter. Serta satu contoh hasil jepretan dengan beercan di ISO 1600, waktu nyuri2 moto acara dangdutan di kawinan tetangga.