[Liputan] Hunting Kawah Ijen With Mamuk Ismontoro (Matanesia.com) & Massimo Mastrorillo (Italian Freelancer)

Oleh:  Wendra Ajistyatama (8947)    16 tahun yang lalu

  0 

Berikut cerita perjalanan hunting bersama Mamuk Ismuntoro dan Massimo Mastrollilo (fotografer dengan bejibun prestasi, salah satunya WPP 2006: Nature 1st prize singles)

18 Juli 2008 (19.05 WIB)
Tulalit..tulalit…. HP berbunyi..

SMS: Sender > Mamuk Ismuntoro “Wendra, minggu depan sy mo hunting ke kawah Ijen ma Fotografer Italia namanya Massimo, dari Jember enaknya naik kendaraan apa?”

Reply to Mas Mamuk: “Wah, ikutan boleh mas? Bisa rent mobil mas. Kira2 dari Jember sekitar 2,5 jam perjalanan.”

Reply SMS: Sender> Mamuk Ismuntoro “Boleh, bisa nyetir kan? Sekalian jadi translator juga ya…”

Reply to Mas Mamuk: “Ok sip mas, ntar I order rent mobilnya”

Reply SMS: Sender> Mamuk Ismuntoro “Sip, kt berangkat dari Surabaya agak siangan”


Sy mengenal mas Mamuk sekitar 1 tahun 6 bulan, 1 tahun lewat dunia maya dan sekitar 6 bulan setelah bertemu saat mas Mamuk menjadi pemateri fotografi (acara lokal Jember). Hemn.. tawaran yang menarik, hunting ke Ijen bareng fotografer asing. Terbayang, Massimo berperawakan tinggi besar, pendiam, rada kaku, sambil menenteng beberapa kamera DSLR canggih didalam tas di tangan kanannya dan beberapa lensa, emn…(wondering)… tele lens, wide, dll. Hemn… stop wondering! Finish your wedding job….! Just wait and see what happen next week.


23 Juli 2008, 15.45 wib

Tulalit..tulalit…. HP berbunyi..
SMS: Sender > Mamuk Ismuntoro “Kt dah di Tanggul, nanti langsung kmn?”

Reply to Mas Mamuk: “ Tunggu di terminal mas, ntar i jemput” Sesampainya di terminal….
Me: Halo mas pa kabar…
Mas Mamuk: “Hi wen, baik, nih kenalin Massimo, Massimo this is Wendra”
Massimo: “Hi Nice to meet you Wendra”
Wendra: “Hi :) nice to meet u, gmn mas jadwalnya?”
Mas Mamuk: “Kt beli premium , makan malam dulu, ambil Sleeping bag, get some water, bread & chips trus berangkat.”
Wendra: “Ok mas, makan dimana neh?”
Mas Mamuk: “Emn… yang penting fresh and clean soalnya Massimo da masalah dengan perutnya”
Wendra: “Ok, shall we go Massimo?”
Massimo: “OK!”


Blow my brain out of my head! Massimo orang yang murah senyum dan berperawakan yang dibawah standard untuk ukuran tinggi orang Eropa. Masih lebih tinggi badan saya sepertinya (I’am 170cm). Orang italia emang nggak terlalu tinggi kali ya? Beda dengan tetangganya seperti Deutch, Dutch, France, etc.


Tiba di pengisian bahan bakar….(
Wendra: “ Di isi berapa mas? Penuh ta?”
Mas Mamuk: “Kira-kira nyampe Ijen trus balik sini piro yo? (Bertanya balik dengan dialek Suroboyoan yang kental)
Wendra: “Rp 150.000,- will be ok”
Mas Mamuk: “Ok then”


Perjalanan dilanjutkan mencari restoran yang pas…
Wendra: “Makan apa ya???”
Pandangan terlintas pada banner dipinggir jalan…. “Pizza Hut, telah hadir di kota anda”….
Mas Mamuk: “How about Pizza Hut, Massimo?”
Massimo :“Ok”


Massimo memesan 1 pan original pizza medium size dan dilahap abis tanpa sisa, sedang kami (sy dan Mas Mamuk) memesan 1 pan tuna pizza medium size tersisa 1 potong. Wow, apa memang ukuran lambung mereka (orang Eropa) lebih besar dari lambung kita (asia) ya??? Waduh… whatever dah….berangkat menuju Ijen sambil tertawa keheranan….hemn…


Sedikit kami sesalkan perjalanan tidak berjalan dengan mulus. Karena emang jalannya yang gak mulus alias ancur… alamak… sekitar 5 km jalan aspal berlubang dan 5 km lagi jalan aspal yang tinggal batu dan debu…ampun dah…sambil keluar nama-nama hewan dari mulut kami, sedang Massimo hanya diam dan menghadap keluar jendela mobil menatap gelapnya malam berbintang terliat samar diantara rimbun pepohonan.



Important 1: Siapkan bantalan tambahan sebagai alas duduk anda atau bisul anda pecah….


10km selanjutnya kami melewati sepasang gapura yang merupakan tanda bahwa kita 3km lg sampai di pos registerasi. Thanks God Nightmare is over.

Registerasi dikenakan biaya seikhlasnya (kata penjaga) mas Mamuk merogok kocek Rp5000,- yah sambil beramal lah. Udara dingin mulai menusuk.


Important 2: menurut informasi pos Paltuding (pos terakhir) biasanya tiap orang luar yang lewat dan bertujuan ke kawah Ijen hanya dikenai biaya Rp500,- perorang.


Kembali melanjutkan perjalanan berliku dan menurun, terhenti karena pos pemberhentian ke 2. Walah walah, dikenai biaya lagi….hemn… Massimo mulai bertanya2 “We must pay again?” hemn… mas Mamuk kembali mengeluarkan dua lembar uang Rp 1000,-.


Important 3: Lagi-lagi menurut informasi pos Paltuding (pos terakhir) registerasi dan biaya masuk tamu yang bertujuan ke kawah Ijen hanya 1x dipos pertama, di pos selanjutnya bilang saja sudah registerasi dan bertujuan kekawah Ijen.


Pukul 11 malam tiba di pos terakhir, pos Paltuding. Kami menginap di pos tersebut, didalam kamar yang berisi 3 buah kasur, 3 buah selimut dan 1 buah lilin penerangan dengan biaya Rp 200rb. Harga yang sangat tidak sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Massimo :“Wow This is a Bussines, then f****. This is a wrong way if you want to get more tourist to come here again”.
Malam semakin dingin sekali tercatat hingga -2’ celcius. We are freeze to death.


Important 4: perbekali anda dengan pakaian yang hangat, yang sangat hangat. Bulan-bulan ini adalah bulan yang sangat dingin. Atau bawalah makanan yang padat kalori seperti cokelat untuk menghangatkan badan.


Titit tuit tilalit… timer hp bebunyi tepat pukul 3, kami segera bersiap dan berangkat menuju kawah. Perjalanan yang sangat melelahkan, kami harus berjalan menanjak hingga 60 derajat sepanjang 3,5 km ditempuh selama 2jam. Whuih…


Important 5: berolahragalah secukupnya menjelang keberangkatan untuk menguatkan kaki dan stamina anda. Jangan lupa membawa air secukupnya.


Tiba di pos penimbangan belerang alias pos bunder, beristirahat sejenak, kemudian melanjutkan perjalanan yang masih separuh jalan.


Important 6: bawalah barang secukupnya dan tidak memberatkan, berpakaianlah sweater dan penghangat telinga (jangan berlebihan) karena perjalanan akan membuat tubuh kita hangat.


Tiba di bibir kawah pukul 5 pagi. Surya mulai menampakkan wajahnya. What a beautiful sunrise! Eits…jangan telalu lama menikmati atau mengabadikan moment tersebut bagi yang berkeinginan untuk turun mendekati tambang belerang karena golden time segera berlalu dan asap belerang kira2 dari pukul 8 pagi semakin banyak dan angin bertiup kearah Timur dan itu sangat menyulitkan kita untuk memotret pekerja tambang. Dan juga penambang berhenti bekerja kira2 pukul 10 akibat banyaknya asap belerang .


Important 7: Segera turun menuju pertambangan!

1km menuruni tebing curam, berhati-hatilah dan jalan perlahan. Karena bebatuan mudah longsor. Terlihat api biru dari bibir lubang saluran asap belerang mirip seperti api kompor gas kita. Tiba di pertambangan, selamat hunting! Berhati-hatilah akan asap belerang yang dapat menyesakkan pernafasan dan membuat mata kita perih. Jika terjebak didalam asap belerang jangan panik, tetap tenang dan gunakan kain untuk penutup hidung dan diamlah sejenak. Asap akan segera berlalu.


Important 8: Untuk pengamanan, sebaiknya membawa oksigen dalam tabung (yang biasa untuk orang berpenyakit asma). Jika anda berkelompok bawalah secukupnya dan tetap pada kelompok usahakan jangan berpencar. Sangat berbahaya!


Important 9: Sangat di anjurkan setiap orang membawa kain/scarf yang multi fungsi, sebagai penghangat leher, penutup wajah dan filter bernafas. Basahi scarf dengan air secukupnya (pada bagian hidung dan mata). Air dapat membantu menyaring asap belerang.


Important 10: Sebelum keberangkatan siapkan beberapa bungkus rokok. Penambang seringkali meminta imbalan rokok. Berikan 1 batang untuk penghematan.


Note: Jika ada salah seorang penambang berkata “tukar Dollar” kepada anda, itu berarti penambang tsb memiliki uang Dollar yg didapat dari tourist asing dan ingin menukarkan dengan Rupiah kepada anda.

Jika kehabisan minuman anda dapat membeli di pos bunder, untuk harga air mineral dalam botol Rp4000,- dan coke Rp5000,- sedikit mahal karena mahalnya ongkos angkut menuju ke tpt tsb.



Karya-karya Massimo Mastrorillo dapat anda lihat di massimomastrorillo.com



Have a nice Trip!

Belum ada komentar