Oleh: Mira TJ (4738) 16 tahun yang lalu
Hukum karma yang berlaku dalam dunia ilmu pengetahuan adalah, jika Anda menyumbangkan sesuatu ilmu pada masyarakat, maka Anda akan mendapatkan ilmu-ilmu lainnya berlipat ganda. So, here it is, saya nyumbang sesuatu untuk komunitas FN. Kebetulan sebentar lagi ada children day buat komunitas CPC Chapter Jakarta, so ini juga untuk komunitas besar CPC. Pagi ini saya menemukan situs yang menarik mengenai portrait photography. Kebetulan portrait photography memang sesuatu yang saya sangat sukai. Saking sukanya, saya malas belajar jenis fotografi yang lain, hehehehehehe. Di sini saya akan coba terjemahkan poin-poin yang Brian Auer tuliskan, dalam bahasa saya sendiri, dalam pengalaman saya sendiri. Maaf, tidak ada foto karya saya di sini. (1) USE RAPID FIRE Hal pertama yang saya utamakan dalam memilih kamera yang akan digunakan untuk mengerjakan portrait photography adalah: seberapa banyak frame yang dihasilkan kamera ini dalam satu detik? Berapa maksimum memory buffernya? Mengapa? Karena saya suka nembak ala senapan mesin di film-film perang. Perubahan mimik seseorang terjadi dalam hitungan sepersekian detik, dan jari saya seringkali tidak secepat itu, sehingga saya hanya menekan shutter button dalam-dalam selama sedetik-tiga detik untuk merekam seluruh perubahan-perubahan itu. Mengapa? Karena tidak semua orang dapat berpose dengan baik, dengan tuntunan sang fotografer/stylist sekalipun. Terkadang orang begitu nervous-nya berada di muka kamera, mereka justru tidak bisa diam, berceloteh & making faces lah. Apalagi kalau modelnya adalah toddler/babies yang ngga bisa diatur, yang ada justru kita yang diatur mereka. Terkadang justru behaviour seperti inilah yang menguntungkan bagi fotografer. Dengan semakin rilex, semakin banyak gestures, semakin banyak expression, semakin banyak yang bisa ditangkap oleh sensor kamera. Hanya butuh 15-30 menit untuk meng-capture keceriaan hyperactive kids. Tapi butuh sekitar 3 jam nonstop nongkrongin anak yang tampangnya lempeeeeeeeeeng ajah, tak berekspresi. Selanjutnya, tinggal pilih yang terbaik. Biasanya out of one roll of film, ada satu yang sensasional. Jaman digital begini... ngga usah pusing-pusing kalo mo nembak habis2an kan? (2) ASSISTANTS ARE GOOD Berbeda dengan fotografer landscape yang suka menyendiri, saya lebih suka jika ditemani seorang asisten. Hehehehe, makanya Mira paling jarang ikutan hunting dengan teman2 di FN. Abis gimana dong, ngga bisa bawa asisten moto sih ! Hehehehehehe. Asisten itu penting buat... bawa-bawa. Hihihihihi. Ini mungkin strictly kasus aku ya, fotografer yang ga mau bawa berat-berat. Tapi terkadang kalau kita perlu menggeser meja, bangku/lemari untuk pemotretan...asisten itu handy banget lo. Asisten itu penting buat... ngambilin peralatan-peralatan. Hehehehe, again, kali ini strictly kasus aku ya. Tapi dalam children portraiture, seorang fotografer harus siap sedia dengan kameranya sepanjang waktu yang tersedia, maka ia tidak dapat meninggalkan modelnya, sehingga harus ada orang yang membantu fetching some stuffs laaa, kayak batere, CF card. Mengapa barang-barang itu tidak menempel di badan? Ngganjel bo. Bisa rusak kalo diduduki. Bisa penyet kalo tau2 ketiduran badan. Susah deh pokoknya. OK, let's be serious. Asisten itu penting untuk memegang sesuatu. Terkadang, posisi matahari sangat baik, namun terlalu kuat cahayanya, si kecil jadi nyipit2in mata. Silawww men. Posisi asisten di sini adalah untuk memegangi difusser yang melembutkan cahaya matahari, sehingga si kecil dapat membesarkan bola matanya ketika menatap saya. Asisten itu penting untuk penggembira situasi pemotretan. Anak kecil selalu mudah bosan. Asisten yang kreatif akan dengan mudah menemukan permainan yang menarik untuk dimainkan dari balik punggung sang fotografer, sehingga suasana selalu menyenangkan bagi si kecil. Asisten itu penting untuk menjaga safety dari si anak. Anak kecil...tau kan...nafsu besar - tenaga kurang. Sementara terkadang fotografernya terlalu konsentrasi menangkap momen terbaik, ngga nyadar kalau momen terbaiknya itu sedang menuju comberan terdekat. Asisten itu tidak selalu asisten bayaran. Orang tua anak. Pegawai-pegawai dari orang tua anak. Supir taxi. Be creative lah. OK, masih ada 29 poin lagi yang dibahas Brian Auer. Tapi saya mau istirahat dulu, nanti disambung lagi. dua tiga empatlima enam