Share catetan: Seminar Photography and Science oleh Frank Dispensa

Oleh:  Pujo C Agustiyanto (6830)    16 tahun yang lalu

  0 

Kebetulan saya ikut seminar gratis ini di salah satu toko kamera paling gede di kota sebelah. yang bawain om Frank Dispensa. Berubung saya takut lupa maka saya bikin catetan kecil :), dan semoga berguna bagi teman2 yang baru belajar motret dan udah lama motret.
Catatan: Photography and science seminar by Frank Dispensa (http://frankdispensa.com/)

Neutral color card: biasanya hitam, abu2 atau putih

Kodak neutral gray card is useless untuk digital. Yang bagus untuk kamera digital pake neutral grey card yang painted bukan printed. Kodak neutral card itu terdiri dari pixel2 kecil RGB yang di print sehinga menjadi warna gray. kalo motret kalo mau WB pake card ini nanti susah di Photoshop soalnya ada pixel RGB di cardnya.

Definisinya: card yang jika di beri pencahayaan xxxx Kelvin akan memantulkan balik dengan cahaya yang sama dengan xxxx Kelvin.
Note , Kelvin = standard penghitungan warna

Ceritannya: jaman dulu Mbah Kelvin bingung, gimana caranya menstandardkan warna supaya supplier thau kalo warna apa yang simbah pengen (Mbah Kelvin adalah orang textile). Maka dia cari cara, gimana supaya caranya sama untuk setiap orang. Maka di mulai dari warna Matahari disiang bolong jam 12 dan di hari yang tanpa awan. Dia panasin besi dengan api sampai warna besi tersebut mirip warna matahari yang tengah bolong tanpa awan. Ternyata dia memanaskan besi sampai kira2 5500 Farenhaeit baru didapatkan warna besi yang mirip warna matahati ditengah bolong. Selanjutnya di teruskan sampe dapet range Kelvinnya.
Makanya kalao Warna cahaya putih itu di studio biasanya dibilang 5500 K kalo lebih rendah maka jadi warm(hangat), kalao lebih tinggi makanya jadi cold (dingin)

Cara calibrate sensor camera digital dgn lightmeter anda.
dibutuhkan

  • bagi photographer yang NGGAK punya sekonic 758 DR (mahalllll) atau yang pengen tahu ajah
  • Sensor digital IS NOT the same as film

Butuh:
  • Komputer
  • Photoshop/software lain yang bias baca RGB
  • Neutral white card (dipilih ini karena sensor kamera digital stored the most information di bagian putih)
  • Flash on camera (bukan built in)
  • Pake lensa fix ajah
  • Set kamera di Raw
  • Kameranya HARUS disetting color balance dulu terhadap lampu. Kalao bias pake custom WB, bisa pake lightdisc atau semacamnya



Caranya
  • set iso kamera dan iso lightmeter dengan iso yang sama
  • Pake speed sync kamera yang paling tinggi dan set sync di lightmeter dengan sync yang sama dengan kamera
  • set white neutral card agak miring biar pas motret nggak mantul balik
  • letakan white cardnya di tengah2 frame
  • Pop flash di kamera trus liat ukuran aperturenya dapet berapa, misalkan dapet f/8
  • Set aperture dikamera dengan f/8
  • pindahin file ke computer
  • open file di photoshop atau program lain
  • trus pake eyedropper di taruh diatas image white card.
  • kalau RGBnya dapet 240-245, misalkan R-G-B 240-240-240 , maka lightmeter anda okay and sejalan dengan sensor digital anda.
  • kalau masih off maka lebih baik pas pake kamera dan lighmenter tersebut, maka harus ada compensation.
  • Tergantung besarnya off seberapa.kalao masih kurang dari 240 maka yah di lebihin(stop up) dikit pas motret, kalao lebih dari 245 maka dikurangin(stop down) dikit pas motret

Kalao anda ganti camera atau ganti lightmeter, maka harus diulangin lagi step diatas. Btw untuk kebanyakan orang mungkin terlalu ribet, makanya cuman Pro ajah yang gaul sama production house, terutama yang sering dapet art director atau client yang sensitive terhadap warna yang biasnya ngelakuin ini. Juga photographer yang mau dapet perfect color. Biasanya commercial sama fashion photographer.

Katanya om Frank, the reason behind it is, walaupun semua lightmeter pas keluar dari pabrik punya factor kesalahan 0.1 EV, tapi tiap pabrik (sekonic,Minolta,gossen,dll) punya cara sendiri2 pas testingnya, dan color neutral card yang dipake beda2. jadi kadang2 kalo di gossen dapetnya f/8 tapi disekonic dapetnya f/8 + 0.3 (dikamera 9.1)

Dapet dari manakah aperture number? Kenapa sih nggak pake angka normal ajah. Silahkan baca disini http://en.wikipedia.org/wiki/F-number

Aperture di Lightmeter dan kamera digital speak in different language for the same thing

'Typical one-half-stop f-number scale
f/# 1.0 1.2 1.4 1.7 2 2.4 2.8 3.4 4 4.8 5.6 6.7 8 9.5 11 13 16 19 22

[edit] Typical one-third-stop f-number scale
f/# 1.0 1.1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.5 2.8 3.3 3.5 4 4.5 5.0 5.6 6.3 7 8 9 10 11 12.5 14 16 18 20 22

'Typical f-number scale in lightmenter
f/# 1.0 1.2 1.4 xxx1.7xxx 2 xxx 2.4 xxx 2.8 xxx 3.4 xxx 4 xxx 4.8 xxx 5.6 6.7 xxx 8 xxx 9.5 xxx 11 xxx 13 xxx 16 xxx 19 xxx 22
xxx adalah pecahan decimal 1/10. jadi misalkan di
lighmeter dapetnya f/4 + 0.5 stop atau kalo di lcd 4.5
dikamera = F/4.8



Kalibrasi lensa Zoom: berhati2 jika pakai lensa zoom jaman dulu yang aperturenya variable, kaya misalkan f/4-5.6. karena kebanyak lensa zoom jaman dulu tidak memperhitungakan bellows effect.
Jadi kadang kalao motret (object sama) di wide dapet f/8 trus langusng pindah ke tele ddan refocus dan panjang lensa bertambah, maka F/8 itu sama dengan f/11 yang direkam ke sensor digital. Lensa jaman dulu belum kompensasi ini biasanya, karena film will take care of this problem. Sedangkan sensor digital nggak.

Rumus untuk below effect :
X = focal length
Y= penambahan panjang lensa dari focal length

Bellow effect = (X+Y)2 / X2
Kalao hasilnya
2 -> tambah 1 stop
4 -> tambah 2 stop
8 ->tambah 3 stop
Lebih dari itu sensor digital ngerakamnya gelap item

DOF:
Saya selama ini berfikiran kalau focal length mempengaruhi besarnya DOF. Ternyata saya salah total, dalam rumus DOF tidak ada variable panjang lensa. Yang ada hanya besarnya aperture saja.
Kesimpulan:
DOF 50mm f/1.4 = DOF 85mm f/1.4.

Anggapan jika wide lens punya dof yang lebih di banding normal lens adalah salah.
tambahan catatan: Ini berlaku untuk field of view yang sama. Contoh, foto model full body dengan lensa 50mm f/1.4 dan model full body dengan lensa 85mm f/1.4 menghasilkan DOF yang sama. Yang berbeda adalah perspektifnya.
jika tidak percaya silahkan liat sendiri diagramnya (coba liat di lensa fix wide, normal, tele, soalnya lensa zoom modern nggak ada petunjuk DOF di lensanya, mungkin ada dimanualnya) dan Tanya langsung ke pembuat lensa.
Mata kita nggak bisa jadi judge karena ada persepsi2 lain yang masuk kemata, sedangkan lens engineer ngitung ini udah sama to the very centimeter.
Seperti kata om Yadi, sweet spot DOF itu ada di sepertiga bagian depan dalam DOF

Ketentuan ini nggak berlaku untuk lensa Nikon khusus 105mm DC dan 135mm DC yang ada control defocusnya.

Tips motret group foto (yang orangnya banyak, lebih dari 10):
  • sebisa mungkin pake lensa terpanjang, tentu melihat kondisi lokasi
  • kalo pake strobe sebisa mungkin strobenya di taruh di jarak yang paling jauh dari object. Tergantung kekuatan strobe
  • pake aperture 8 keatas (liat petunjuk DOF di lensa)



why?why?why? karena
  • untuk tips pertama-> Perspektif
  • untuk tips kedua-> light fall off

keterangan; jika group dibariskan samp 3 baris atau lebih, dan kita nggak pake lensa panjang. Maka orang paling depan akan terlihat lebih besar dari pada orang paling belakang. Nanti orang yang paling belakang protes, kok saya kliatan kecil banget sih ! masih untung kalao yang bayar bukan orang yang duduk dibelakang, kalao iyah kan berabe.

Alasan kedua: light fall off strobe akan semakin kecil jika jarak terhadap object makin jauh. Kalau kita mau group shootnya dapet pencahayaan yang relative rata untuk baris pertama dan baris terakhir maka coba jarak lampu di perbesar. kalo bisa strobenya yang guede powernya Light fall off itu apaa yah kak. Silahkan buka buku fisika anda waktu SMP. Disitu di jelaskan tentang cahaya dan tingkat keterangannya (light intesity).

Basically, cahaya makin jauh akan makin redup. Contohnya liat cahaya lilin di lantai. Penurunan cahaya lilin degan jarak 20cm dari lilin misalakn 2 kali, tapi penurunan cahaya lilin dengan jarak 2 kali lipat atau 40cm adalah bukan 4 kali atau 2 kali 2. mungkin hanya 3 kali. Untuk tepatnya silahkan baca lagi buku fisika waktu SMP.

Masih banyak lagi tapi saya nggak sempet nyatet.

Hardlight: cahaya yang menghasilkan shadow yang garisnya keras
Softlight : cahaya yang menghasilkan shadow yang garisnya bergradasi
Belum ada komentar