Oleh: Singgih Arfianto (5351) 16 tahun yang lalu
Sebelumnya saya mohon maaf kalau thread mengenai ukuran cetak sudah sering dibahas. Namun karena saya rasa pokok thread ini adalah pada judul diatas, maka saya beranikan untuk menjadi salah satu TS dalam forum Fotografi Umum kali ini. Namun jika menurut pak Moderator thread ini sangat identik dengan yg pernah ada, silahkan ditutup saja dengan mohon perkenannya untuk mencantumkan link agar saya bisa mampir ke thread tersebut. Sebagaimana yg kita fahami sejauh ini, katanya kalau media film, kita bisa mencetak sampai ukuran berapapun. Sedangkan dari media digital, kita hanya bisa mencetak hingga ukuran2 tertentu sesuai dengan besarnya megapixel, atau kalau mau di paksa akan pecah (hmm...). Sebenernya dari dulu paradigma ini cukup membuat saya penasaran, apakah pernyataan diatas 100% benar? Setau saya dalam tehnik kamar gelap untuk media film, proses cetak foto dilakukan dengan memproyeksikan gambar dari film ke kertas foto dengan chemical tertentu sehingga bereaksi dan membentuk gambar. Secara logika memang cara seperti ini tak akan kenal batas maximal ukuran cetak jika hanya berpatokan pada sebuah asumsi "gambar pecah / kotak-kotak". Namun seharusnya kita juga tahu, ukuran cetak tetap ada batasnya, karena secara tehnis kita akan berhadapan dengan tuntutan kualitas ketajaman lensa proyeksi, kekuatan sumber cahaya, dan juga lebarnya kertas foto chemical yg harus kita sediakan, belum lagi ruang kamar gelap yg juga harus mengakomodasi kebutuhan cetak metode ini. Kalaupun istilah kamar gelap jaman sekarang udah lazim digantikan oleh mesin cetak minilab modern, ini malah udah pasti kertasnya terbatas pada ukuran maksimal mesin yg disebut minilab itu sendiri. Selanjutnya dalam menikmati hasil cetaknya, apakah benar hasilnya tak terkalahkan oleh media digital atau digitalprint? Benarkah sehelai rambut model akan tetap terlihat konturnya dengan kontras yg tinggi? Menurut saya malah kualitas yg dijanjikan ini justru menghadapi ancaman terbesar pada media film yaitu kebersihan media yg rentan pada sidik jari atau kotoran lain semisal debu. Bahkan kelembaban yg kurang bersahabat bisa "mengoyak" gambar yg ada diatas film tersebut. Sekarang kita bahas mengenai cetak dari media digital yang selama ini kita pahami ada batasnya hingga ukuran tertentu gambar akan pecah / kotak-kotak. Inilah yg cukup mengganggu benak saya, karena setau saya dari dulu kita bisa dengan mudah meresize file foto tersebut dengan software sampai ukuran yg kita inginkan. Memang benar bahwa kualitas akan menurun, dan detail yg memang sudah luput dari kemampuan sensor jika dibesarkan seberapapun detail itu tak akan muncul. Namun menurut saya untuk urusan yg ini film-pun tak akan mampu memunculkan detail, misal pada huruf-huruf kecil yg ada pada kartu pengenal pas foto seseorang yg di tempel di saku baju. Apakah belum ada insinyur yg terpikirkan, justru dengan media digital kita bisa membuat proyeksi yang sama tak terbatasnya dengan media film hanya dengan LCD proyektor yg saat ini rata-rata hanya ber-resolusi 1024 x 768 pixel (0,7MP), itupun masih cukup nyaman untuk dinikmati, meskipun jika kita dekati dilayar akan keliatan pixelnya. Okelah, metode ini dah pasti kalah. Kalo gitu sudahkah ada yg mencoba membuat film repro dari digital? Maksudnya alat yg membuat film 35mm dari sumber media digital. Dengan begini saya yakin isu mengenai gambar pecah-pecah sudah berani ditandingkan melawan film 35mm asli. Saya tekankan bahwa thread ini hanya membahas mengenai perbandingan ukuran cetak. Kalo ditilik dari aspek lain semisal Dynamic Range, ini lain soal. Sejauh ini digital masih kalah DR dibanding Film. Mohon pendapat rekan-rekan dan koreksinya jika banyak hal yang belum saya tahu. Mohon maaf jika tulisan saya kurang bermutu, karena saya hanya orang bodoh yg mencoba sok tau... hehe.... Salam FN.