[LIPUTAN] Wajah-wajah di Lokbaintan (Pasar terapung yang semakin ditinggalkan)

Oleh:  Cahyo Nugroho, Cay (20009)    16 tahun yang lalu

  0 

Terdapat beberapa sungai besar yang melintas di daerah Kalimantan Selatan, yaitu Sungai Martapura dan Sungai Barito, hal inilah yang menyebabkan sebagaian besar masyarakatnya mengagantungkan hidup pada sungai-sungai tersebut.

Salah satu bentuk kehidupan social, ekonomi dan budaya yang sangat tergantung arus sungai di daerah Kalimantan Selatan adalah aktifitas pasar terapung. Tercatat dua daerah yang menjadi pusat transaksi di atas sungai ini, pasar terapung tersebut adalah Pasar Terapung Kuin dan Pasar Terapung Lokbaintan.

Namun sayang, karena beberapa factor penyebab, terutama karena perkembangan budaya di darat, menyebabkan pasar terapung ini semakin ditinggalkan oleh masyarakat setempat. Fenomena ini bisa dilihat dari semakin sedikitnya pedagang dan masyarakat yang datang ke daerah pertemuan Muara Kuin dan Sungai Barito yang lebih dikenal dengan Pasar Kuin. Padahal beberapa tahun lalu pasar terapung ini menjadi andalan pariwisata di Kalimantan Selatan sekaligus sebagai salah satu budaya yang digunakan sebagai ikon oleh salah satu perusahanan TV di Indonesia.

Pasar terapung yang masih bertahan dan masih mencerminkan tradisi budaya masyarakat khas sungai di Kalimantan Selatan adalah Pasar Lokbaintan. Pasar terapung ini terdapat di sebelah timur kota Banjarmasin, tepatnya di desa Lokbaintan, di aliran Sungai Tabuk, Martapura, Kalimantan Selatan. Walaupun tidak begitu ramai lagi, aktifitas perdagangan masih bisa dilihat di pasar terapung ini.

Perjalanan ke tempat tersebut bisa ditempuh sekitar 45 menit dari kota Banjarmasin menggunakan angkutan transportasi sungai berupa perahu berkapasitas 15 orang, yang oleh masyarakat setempat di sebut Klotok. Aktifitas di pasar tersebut dimulai sekitar pukul 6 pagi dan berakhir pukul 9.30 WITA.

Beberapa jenis barang yang diperdagangkan di pasar terapung ini adalah hasil perkebunan, makanan khas daerah dan beberapa pedagang juga menjajakan kain dan kebutuhan sederhana sehari-hari.

Walaupun tidak separah seperti yang terjadi di Pasar Kuin, pasar terapung ini juga semakin ditinggalkan, terbukti dengan tidak ditemukannya wajah-wajah cantik dan muda ditempat ini. Pasar ini didominasi oleh kaum hawa yang berwajah tidak muda lagi dan hanya beberapa wajah anak kecil yang ikut diantara sela-sela barang-barang dagangan.

Berikut adalah sedikit sharing wajah-wajah yang selalu ada di pasar terapung Lokbaintan.
„« Berangkat dari Banjarmasin pukul 6 pagi WITA, satu klotok ber 6.

  • Harris Tanu
  • Ian Juanda
  • Putu
  • Adhy
  • Saya sendiri
  • Dan tukang klotok
Belum ada komentar