Oleh: Danang Bimo Irianto (28739) 17 tahun yang lalu
saya pemakai 350D standart dengan filter Hoya IR72. selama ini pengaturan saya iso 200 custom WB pake bukaan 5,6 atau 8 trus saya motret coba2 dari 4 detik ke 20 detik tergantung feling saya ke Cuaca saat itu trus liat hasilnya.dan kadang hasilnya bgt dibawa ke Laptopnya tukul masih terlalu besar over atau undernya. saya kemudian memakai camera pro'semur lama saya, samakan iso and pake custem WB yang diambil dengan metode sama dengan 350D saya, trus saya pasang filter IR di depannya saya bidikkan ke obyek yg sama and dengan nilai F yang sama dengan 350d kemudian saya rubah2 speednya ternyata pro'semur saya bisa melakukan metering dan di view findernya bisa terlihat and kalaupun over dan under (krn speed step yang besar di speed lambat) cuma +0.3 or -0.3 so begitt pas ketemu speednya saya pake speed itu di 350D utk motret ir Buta mode. saya berkeyakinan metode ini berguna bagi saya krn sensor lumayan tertolong krn ga perlu motret berkali2 pake speed yang lambat utk 1 obyek. pertanyaan saya 1. benarkah metode yang saya pake..?? (memang tidak praktis tapi mengurangi deg2an saya takut sensornya kepanasan.. )jika memakai iso yang sama dan filter yg sama apakah nilai F dan speed satu kamera di kondisi yang sama bisa dipake ke kamera yang lain..?? (terutama karena kamera yang satu jadi buta dan bodo klo udah pake kacamata Hoya 72 hehehehehe) 2.adakah cara yang lebih praktis (jangan bilang di oprek saja krn itu 350D istri saya yang pro'semur jengkol itu punya saya heheheheh) mohon pencerahan trimakasih..
Oleh: Yuwono Rahman (20907) 17 tahun yang lalu
lha, emang pake metering langsung ngga bisa, ya? pake mode apperture priority kan langsung ketemu speed nya? apa saya yang ngga, ngeh?
Oleh: Karolus Naga (50633) 17 tahun yang lalu
teknik yang aneh...
Oleh: Harlim (146795) 17 tahun yang lalu
saya makan satu hari cuma sekali , bisakah kamu dinyatakan kenyang dgn ukuran dan cara saya makan ?
Oleh: Mula W. Wangsaputra (17049) 17 tahun yang lalu
Saya pake D70s, bisa koq Hoya IR72 juga, pasang di Mode A, set diafragma f/8 atau f/11, nanti shutter speed bisa nunjukin berapa sec diperlukan, dan juga muncul koq di LCD hasil foto IRnya, jadi ngga perlu download ke komputer dulu. Kalau pake cara anda kayaknya ngga akurat deh, soalnya metering kamera digital untuk setiap kamera berbeda-beda, ngga standard, seperti waktu kita pake film. Kalau pakai kamera film, hal seperti ini bisa dilakukan, karena metering kamera kayaknya hampir sama, juga perhatikan FL lensa, tentu cahaya yang didapat dengan lensa wide dan lensa tele beda kali yah...
Oleh: Salahudin Damar Jaya, Jaya (45223) 17 tahun yang lalu
1. metode itu bisa digunakan jika digunakan untuk pemotretan biasa, sedangkan jika digunakan filter IR maka perhitungannya akan bisa meleset karena perbedaan jenis/ketebalan hot miror yang ada di depan sensor kamera (bukan karena perbedaan sistem meteringnya, ralat untuk bung Wangsaputra)sehingga pencahayaan yang harus masuk kekamera harus ada kalibrasinya (bisa tahu kamera prosumernya apa?) 2. Kalo nggak mau dioprek yah ganti kamera d70/d50 aja he..he....
@Jaya: Pengalaman saya sih, setiap kamera setting meteringnya berbeda, khususnya Kamera digital. Sebagai contoh, D70s settingnya sedikit under dibandingkan pocket, misalnya Canon A540. Lain kalau film, karena film adalah pihak ke 3, setelah kamera dan fotografer, makanya kamera film rata-rata meteringnya hampir sama lah, paling beti (beda-tipis). Ini saya tampilkan contoh yang baru saja saya shoot dengan dua kamera, kurang lebih sama lah kondisi testnya, maklum cepet-cepet, cuma penasaran aja. Setting: - Pertama saya pilih scene yang gampang, jendela kantor - ISO saya set manual kedua kamera pada ISO 200 - Exposure compensation saya set 0 - Saya gunakan Aperture priority, A atau Av, pada f/5.6 - Zoom saya adjust sampai kurang lebih sama sudut pandangnya - Exposure data saya sampaikan juga pada foto Kesimpulan: - D70s under exposure sekitar 1.3 stop dibandingkan A540
Nah, saya kompensasikan hasil dari D70s dengan 1.3 EV via Picture Project dari Nikon, kebetulan saya shoot RAW (NEF), jadi dengan mudah saya mainkan kompensasi di post process. Kurang lebih, hasilnya sama lah antara kedua kamera. Jadi kesimpulannya, setiap kamera punya setting yang berbeda untuk exposure, paling tidak 2 kamera yang saya punya ini :D Kembali ke permasalahan mas Bimo, ya kalau bisa sih pake aja metering kamera aslinya, jangan pake kamera lain. Kalau kata suhu Harlim sih, jangan pake ukuran perut orang lain :D Tinggal eksperimen, kompensasi berapa yang diperlukan untuk dapatkan foto IR yang bagus. Kalau pengalaman saya sih dengan D70s, saya coba shoot normal aja, tapi shoot RAW (NEF), nanti pas post process, tinggal mainkan kompensasi aja, tentu harus coba-coba, selama ini sih kalau kata selera saya, saya perlu kompensasi antara +1 EV sampai 2 EV, tergantung subject dan selera pada saat ngedit :)
Baik trimakasih masukan dan tanggapannya, saya pakai 350D dan kelihatannya memiliki karakter berbeda dengan D70 yang dipake sabagai acuan dalam menanggapi posting saya. Penjelasan saya utk bpk Yuwono Rahman ,Saya bisa melakukan metering spt yg bpk Mula W. Wangsaputra sampaikan, pada ISO200 f/8.0 kompensasi 0 EV saya dapatkan kecepatan 0.6 sec akan tetapi hasilnya mengecewakan dan bisa dilihat di gambar kiri. Pada saat di camera, saya cuma dapat gambar hitam. Jadi perlu di download utk tau hasilnya. Saya ambil pake RAW format, kemudian saya olah pake Adobe Lightroom, saya coba kompensasi di post process sampe +4EV but hasilnya seperti yang di tengah, tetap tidak memuaskan, baru saat saya aktifkan auto adjust tonality gambarnya baru terlihat seperti gambar di kanan akan tetapi saya mendapatkan nois yang sangat parah. Itulah alasan saya mengapa saya butuh bantuan utk melakukan metering dengan benar, tidak kira2 dan trial and erros seperti yang saya lakukan biasanya. Dari jawaban para Suhu disini saya dapatkan kesimpulan : 1. Pertanyaan saya sudah terjawab, metering pake bantuan camera lain.. bisakah..?? bisa, tapi hasilnya kemungkinan besar tidak tepat karena setiap kamera setting metering’nya berbeda menurut pengalaman Bapak Mula W. Wangsaputra dan menurut perumpamaan bapak Harlim (saya jadi ingat alasan kenapa Yesus selalu mengajar dengan perumpamaan hihi hi thing tong) 2. Kalau tidak mau kamera di oprek solusinya diberikan pak Salahudin Damar Jaya, Jaya yakni beli kamera lain, atau melakukan kalibrasi antar 2 camera tsb.(pro’semur saya Olimpus E750UZ pak) Dan akhirnya saya ucapkan terimahasih bantuannya dan penjelasan yang lengkap dari para Suhu disini, juga yang yang telah memberikan masukan disertai hasil eksperimen dadakan hehehehe dan saya akan kembali seperti Tukul Arawana tergantung ke Laptop dan improvisasi trial and error sambil nunggu dana beli camera oprekan. hehehehe............