Oleh: Wi2 (1805) 17 tahun yang lalu
saya menemukan sesuatu yg menurut saya agak aneh neh,kenapa pemilihan tone orang2 indonesia mempunyai perbedaan yg cukup signifikan dibandingkan pemilihan tone orang luar negeri??kalau menurut saya (jadi ini lom valid),tone orang2 indonesia cenderung lebih tajam,sedangkan pilihan tone orang2 luar negeri lebih cenderung ke warna soft/natural.saya lihat banyak galeri2 foto di FN,hampir smua foto yg dapet point tinggi (saya asumsikan disukai oleh rata2 orang indonesia),rata2 tone nya tajem,dan warnanya terang,sedangkan saya lihat galeri di http://www.betterphoto.com/photocourses/photography-instructors.asp,mereka cenderung soft,kaya tanpa di olah di PS,kenapa bisa ada fenomena yg seperti ini yah?ato mata saya yg salah?karena saya masi pemula di dunia fotografi ini,jadi saya mohon pendapat dari kk sekalian..trimakasih
Oleh: Edwin Peary Yumadi (36737) 17 tahun yang lalu
hahhaha kayaknya yah selera aja mas... sama seperti kenapa orang barat suka dagingnya dijadiin steak tapi kalau kita suka yang banyak bumbunya kayak rendang :P
Oleh: Michael Brian (20189) 17 tahun yang lalu
hmm kayanya itu selera tiap orang yg berbeda deh..
Oleh: Arbain Rambey (103716) 17 tahun yang lalu
..sama aja kayak kelenteng kok merahnya ngejreng banget sementara orang India suka sama warna hijau yang "India" banget....kali sensor mata tiap etnis beda2 ya......
heheh,jadi cuman karena selera aja yah?mmm,kok masi lom puas kalo alasannya cuman karena selera yah,hehehe :D
Oleh: Michael Perkasa (63353) 17 tahun yang lalu
setiap culture punya cara dan perspective yang berbeda.......jadi lumrah. gua juga ada penelitian bahwa warna buat setiap RAS itu berbeda......for example african people like color more bright and warna-ni yang cukup norak buat orang yang gak biasa. european people like color that more natural or B/W........salam
Oleh: Atri Singgih (21580) 17 tahun yang lalu
mungkin selera orang kita lebih suka yang unik.. yang emang sulit untuk dihasilkan foto biasa. walaupun terpaksa lewat dapur komputer! (PS).. seperti TS, saya juga lihat di indonesia (FN) foto dengan olahan digital yang apik (bahkan foto sudah yang seolah menyerupai lukisan!..) selalu dapat nilai yang tinggi (dapet perhatian dan kekaguman yang cukup tinggi) dibandingkan foto yang free-olahan. munkin karena memang kagum dengan bilang "Kok bisa ya fotonya jadi seperti ini.???. kereeen".. karena mengolah memang butuh sense dan skill. Sementara foto yang alami, .. dalam pikiran kebanyakan orang. "Ah, kalo foto kayak gini sih kamera gue juga bisa"tanpa berpikir kalau sebenarnya sulit mendapatkan momen dan angle yang pas dari sebuah foto! .. tapi juga ya mungkin memang masalah selera... seperti mas Edwin bilang.. kayak makanan aja!.. :) ngga usah terlalu banyak dipikirkan lah.. yang penting sih terus aja berkarya sesuai selera kita sendiri!.. jangan ngikutin selera orang!.. :)
Oleh: Linda Widyastuti, Utty (3309) 17 tahun yang lalu
Iya, setuju, ... caucasian memang lebih suka yang natural. Dulu pas motret bule nikah, mereka lebih tertarik moment daripada olahan. Beda dengan selera indo yang suka fotonya lebih terasa "pedas-asin-manis". Ga usah jauh2,makanan org2 bule cenderung plain, bumbunya bolak balik cuma bawang putih ma merica, laaaaah kalo kita, bumbunya pake sere,lada, jahe, ketumbar :-P hehehe jadi, ngikutin selera aja lah. Kalo mas Tjandra suka yang natural, ya monggo, .. kalo mau ngrasain "rendang" foto, juga monggo berguru dengan senior2 di FN :-) ... setuju, cuma masalah selera.
Oleh: Wahyu Eko Ariyadi (13625) 17 tahun yang lalu
Kalo aku gak begitu suka olahan...... apa aku jadi orang bule aja ya ? hehehehe....... :)
Oleh: Yudhi Fiandono (34613) 17 tahun yang lalu
tone kulit asli orang indonesia kuning rada gelap (kehitaman sedikit tergantung orangnya) .. kalau orang bule putih rada kemerahan, soft atau tidak nya tergantung olahannya tetep.. masalah selera fotografernya mau menampilkan kayak gimana
Oleh: Kenrick (4739) 17 tahun yang lalu
menurut pengalaman saya (menekuni photography di indo kemudian pindah ke menekuni photo and film us), di indonesia memang lebih heboh pake photoshop. tone2 di indo kebanyakan unnatural dengan bantuan photoshop. the image is greatly enhance in photoshop. indo cenderung lebih dipandang teknik photoshop/retouchnya, sedangkan di amrik lebih dipandang teknik camera, darkroom printing, analysis semiotics, visual culture, symbolic idiom, dll (jarang pake photoshop). sering pengalaman pribadi, americans ngeliat photo2 dengan tone2 unnatural, cenderung tidak menghargai. "he/she is not a photographer, he/she is a photoshopper!"
satu hal yang beda banget (sharing yah..) kalo hunting bareng di indo, kebanyakan orang indo cuma bawa 1-2 camera dengan 1-3 lens + tripod. dan kebanyakan jepret dan dibenerin di photoshop (pengalaman pribadi - no offence) sedangkan disini, kopernya bisa 2-3 biji. biasa bawa outdoor lighting strobe or reflector, grey card, dll. saya tidak tahu mengapa, cuma itu bedanya yang saya rasakan. yang mungkin mempengaruhi perbedaan tone-tone itu...
mengapanya ya karena mungkin hanya sebagian kecil orang Indonesia yang bisa membeli peralatan sampai 2-3 koper ... :D dan mungkin cara berfikir orang Indonesia itu .. kalau ada yang murah ngapain beli yang mahal ?
Oleh: Peter Chandra (32561) 17 tahun yang lalu
seperti makan juga. nasi padang atau nasi jawa. Selere aja sih
Oleh: Jhony D Husni (6300) 17 tahun yang lalu
kalo dibandingin foto-foto di majalah Nat Geographic atau Pop Photography dengan foto-foto di FN memang beda kok seleranya bule sama kita...
ok deh,kk kk sekalian,terima kasih neh atas sharing dan pendapatnya....
Oleh: Mira TJ (4738) 17 tahun yang lalu
Sedikit masukan aja. Kita bicara orang Barat yang bagaimana dulu? Orang Barat yang sangat fasih berbicara soal photography, lighting gede-gede, resep-resep darkroom yang penuh rahasia atau orang Barat, yang awam ga tau apa-apa, shallow depth of field aja dikirain hasil photoshop? Kalo mo bicara soal pengalaman, pengalaman gw lebih di orang Barat yang jenis kedua. Mereka ini demen juga kok warna-warna kinclong. Malah terus terang mereka lebih banyak ngorder foto2 berwarna gw daripada foto B&W gw. Mereka tahu gw bekerja secara digital, tapi Alhamdulillah, mereka cocok dengan warna-warna yang gw tampilkan. Emang sih, gw belum "seberani" banyak temen-temen di sini yang totally ngerubah tampang suatu foto sehingga "out of this world", tapi tetep kelihatan bahwa ada sedikit yang berbeda antara asli dan foto. Somehow, mereka suka itu. Pada dasarnya sih, as long as they look good, they like it. Satu lagi yg perlu diperhatikan, langit di Indonesia refleksinya lain dengan langit di US, jatuhnya di kulit itu lain. Itu juga mempengaruhi perbedaan warna-warna yang ada di sana dan di sini. Ibaratnya kalau putih di sana adalah putihnya bahan sistetis, kalau putih di sini adalah putihnya kain katun. Lebih kentel. Gitu kali ya?
Oleh: Muhsin Pulungan (4552) 17 tahun yang lalu
Di sono khan sotosop mahal Bos. Coba kalo di sono ada Glodok dan Mangga Dua. Atau sebaliknya, coba kalo setiap pengguna software bajakan ada bisul segede bola basket di jidat, pasti di Indo sedikit yg oldig... he..he.. Just kidding No offense. Bus the way, saya suka dua2 nya. Apa gw indo ya...??
Oleh: Harianto (176) 17 tahun yang lalu
Saya rasa menyagkut tone tergantung orang yang memotret. juga tentu tergantung selera masing2. yang jelas kalau puas dengan apa yang di dapat itu sudah bagus.
Oleh: Irfan Fibrianto (272) 17 tahun yang lalu
Aku lebih suka yg natural sih, tanpa olahan.. karena dari situ bisa dilihat tingkat kemahiran si fotografer dalam mengambil objek. Biasanya fotografer yang pernah menggunakan film akan terbiasa dengan hal ini, mengingat dahulu sewaktu ingin mengambil gambar kita harus pikir aperture, speed, cahaya dan ISO. Sedangkan sekarang semuanya serba instan, bahkan pada mode manual kita bisa lihat cukup atau tidaknya cahaya pada saat akan mengambil gambar dengan melakukan penyetelan pada elemen2 tadi.
Oleh: Chrisley Tjiputra (2203) 17 tahun yang lalu
Kalo gue lebih suka yg alami aja tapi masih sedikit di kasih bumbu penyedap seperti mengatur saturasi, kontras, level, dll dalam batasan normal. Kalo di-oldig berlebihan itu udah ketahuan pasti foto tsb aslinya 'flat' yg artinya biasa aja, tapi ditutup oleh oldig yg mungkin eye-catching.
Oleh: Rachmad Irfialdi (632) 17 tahun yang lalu
@mira tj : saya setuju dengan pendapatnya.... nah kalau selera itu tergantung dari ras dan kebudayaan, gimana dengan orang indonesia yg motretnya di indonesia dan ikut kontes photo international dengan juri orang bule, apakah berarti photonya bakalan nggak diminati oleh dewan juri???
Oleh: Adhi Darmawan (4622) 17 tahun yang lalu
AHAA.... ---> Di sono khan sotosop mahal Bos. Coba kalo di sono ada Glodok dan Mangga Dua. Atau sebaliknya, coba kalo setiap pengguna software bajakan ada bisul segede bola basket di jidat, pasti di Indo sedikit yg oldig... he..he.. Just kidding No offense. <--- ternyata ada juga yang bajak membajak diFN... maap OOT :P
Oleh: Natalis Harbelubun , NATO (4714) 17 tahun yang lalu
Aku juga suka yang natural aja, tanpa olahahan PS, Masalah tone indonesia dan barat hanya soal selera saja Jadi masalah ini kembali ke masing-masing fotografer,karena foto yang diolah juga butuh kejelian/kemampuan sang fotografer...
Oleh: Judhi Prasetyo. (38908) 17 tahun yang lalu
Foto kulit bule kalau terlalu tajem jadinya burik kali? :D
Oleh: Muhammad Syirojul Mustaqiim (965) 17 tahun yang lalu
setuju sama mas chrisley Tjiputra, aku jg suka foto yang apa madanya,kalopun harus di oldig harus sewajarnya.tapi ada yang ngasih komen ke aku kalo ngoldig pic itu ga dosa kok.jadi terserah dari tiap individu.