Oleh: Mira TJ (4738) 18 tahun yang lalu
Ada satu aliran bilang, untuk portrait itu lebih baik kalau: - hitam putih ajahhh, biar air mukanya lebih nampak, isi matanya lebih berbicara - kalaupun harus berwarna, bajunya jangan terlalu menyolok warnanya, atau menyolok motifnya, jangan terlalu model2, yang simpel saja, supaya wajah jangan sampai kalah dengan bajunya - anda mau moto orang atau mau moto baju? salah satu dong dikalahkan. anda mau moto orang atau mau moto warna-warna? Sementara, bagaimana dengan anggapan: - loh, baju itu kan bagian dari karakter seseorang. Orang itu either being nude atau mereka berbaju. Jadi ngga bener dong melepaskan baju dari karakter seseorang. - Apa bukannya seringkali baju justru membantu karakter seseorang? - Manusia, bukannya memang selalu berwarna-warna, tidak pernah ada manusia yang hitam-putih. - Mengapa memisahkan warna dari portrait? Mengapa begitu takutnya kita terhadap warna-warna? - Mengapa warna dianggap bisa membunuh karakter? dan bukannya mempertegas atau malah memperlihatkan karakter? Apa sebenarnya fungsi style hitam putih dalam portraiture. Apa sebenarnya fungsi full color dalam portraiture. Menurut Anda bagaimana?Bagaimana pula dengan duotone? Apakah duotone punya bahasa yang berbeda dari foto hitam putih? Atau sama saja? Jika sama, mengapa harus ada duotone? Jika beda... apa bedanya?
Oleh: Ngakan KEBO Maesa (8755) 18 tahun yang lalu
Apa yang ingin ditonjolkan dari subjek ? Pada dasarnya, kepribadian orang dapat dibagi 2, bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lain atau yang satu lebih buruk dari yang lain, namun semata-mata karena kekayaan kreasi Tuhan dalam menciptakan karya-karyanya di atas dunia ini, : 1. Kepribadian subjek yang simple 2. Kepribadian yang unik dan penuh dinamika Pelajari watak dan kepribadian jika sempat, kalau waktunya kurang, biasanya bisa dilihat dari karakter pisik, apakah dia kurus. gemuk atau proporsional.itu untuk dalam studio. jika outdoor ada pertimbangan lain dari cuaca. Kira2 menjawab ndak yah ?
Oleh: Wellington Kuswanto (37404) 18 tahun yang lalu
menurut saya pribadi... tergantung mood yang ingin dicapai dari foto tersebut... warna itu salah satu faktor yang paling kuat dalam membentuk sebuah foto... menurut saya juga, lebi baik kita menentukan warna / bw / mood yang ingin kita capai dalam foto tersebut bahkan sebelon proses pengambilan... ibarat kata igor... "kalo di blur ps sih, anak sd juga bisa..."
Oleh: Zulkarnain Katili (61180) 18 tahun yang lalu
saya lebih menyukai motret orang dg atribut warna-warni, apalagi dg pakaian adat/suku tertentu....., menurut saya foto warna maupun hitam putih sama baiknya, tergantung kebutuhan nya...
Oleh: A. Raditya Pratistha D,Ndoro Tuan (44548) 18 tahun yang lalu
tergantung mood dan suasana sekitar Mir...saya suka ke-2nya, depends on the story behind it .
Oleh: Bernardus Arianto, arrie (25255) 18 tahun yang lalu
BW atau FC sangat tergantung mood dan selera, kalo sudah bicara selera susah untuk diperdebatkan...
Oleh: Vito Mario Liu (8498) 18 tahun yang lalu
yoi.. stuju ama yg laen.. semua tergantung ini dan itu.
Oleh: Dedi Gunawan (1546) 18 tahun yang lalu
dua-duanya.....gitu aja kok repot (kata Gus Dur)
Oleh: Aga Wirija (23669) 18 tahun yang lalu
Kalo aku sih, kenali dulu subjeknya...ajak ngobrol...dari cara bicara, gerak tubuh, mimik muka dsb....paling asik ya anak2..CERIA! :) walaupun hanya sebentar kita bisa dapetin "main story" orang tersebut. Jadi dari situ kita bisa liat apakah lebih baik portrait untuk dia untuk FC atau BW. Misalkan untuk pemusik hip-hop yg bajunya memang penuh warna sebagai tanda kedinamisan musik dia, cocoknya FC, colorful banget biasanya subjek2 seperti itu. :D/ BW sendiri untukku lebih pada kesederhanaan. bukan berarti yg di portrait BW gak dinamis, karena kadang malah keliatan lebih "rumit" daripada yg FC. :) tapi, naluri pribadiku selalu berat ke BW, dan mencari "warna" subjek tersebut dari detail wajah (termasuk ekspresi tentunya) dan pergeseran dari gelapnya hitam hingga ke terangnya putih. bagaikan pepatah, habis gelap terbitlah terang. bicaralah, jika subjekmu orang. :"> sok pujangga mode: ON :D
Oleh: Purwanto Nugroho (41202) 18 tahun yang lalu
aku lebih seneng pake hitem putih bila portrait itu cukup kontras perbedaan bagian shadow dan highligthnya... otherwise, color lah... :)
Oleh: Michael Brian (20189) 18 tahun yang lalu
menurut saya.. itu tergantung selera dan mood nya ajah.. bebas ga ada yg salah satu dan yg laen nya.. semuanya baik dari sudut pandang fotografer nya :)
Oleh: Prayudha Washisto (13977) 18 tahun yang lalu
ikutan nimbrung ya... ;-) saya pribadi lebih menyukai foto BW dibanding colour... gak tau kenapa dan ini yang sering menjadi question mark bagi diri saya sendiri..... IMHO foto BW dapat lebih tegas mencermikan krakter dari sebuah foto, lebih kuat mengangkat sebuah ide/konsep dan terutama bagi saya adalah foto BW dpt lebih jeli utk menyampaikan pesan sosial.... disamping semua itu.... kita manusia secara esensi punya 2 sisi kehidupan... hitam dan putih.... (%) (%) (%) Bukan berarti foto Colour (FC) tidak dapat mengangkat hal-hal tersebut diatas lho...., bahkan FC bagi saya pribadi punya kemampuan lebih untuk bercerita secara luas dan seluas-luasnya.....dan saya sungguh sangat-sangat mengagumi suatu karya foto yang mampu menangkap kenakeragaman warna secara utuh dan saling mengisi.... Cuman mungkin mata dan otak kita sudah sangat terbiasa untuk melihat keaneka-ragaman warna di keseharian hidup.... sehingga tampilan BW pada sebuah foto punya sisi yg lebih menarik..... Ada sebuah karya foto BW dari rekan FN yg sungguh sangat-sangat sy kagumi disini. sy sendiri gak tau... apakah karena BW foto ini sy suka atau krn hal lainnya... cuman kadang sy bertanya-tanya... seandainya foto ini diupload dengan tampilan colour.... apa ide/konsep yg ingin diangkat dapat terbaca ya ???? tapi salute deh buat Mas Rio S. utk eksekusinya ^:)^ that's my favourite picture.... that's all deh..... salam -yd-
Oleh: Wong Welly (2847) 18 tahun yang lalu
menurut gue ter gantung sikontol(situasi kon disi dan toleransi)
Oleh: Abraham Irawan, BRAM (41422) 18 tahun yang lalu
@Wong Welly: mungkin dengan isitilah bahasa yang lebih sopan akan jadi lebih baik
Oleh: Irvien Vedria (41379) 18 tahun yang lalu
tetep keukeuh...BW :D
Oleh: Igor F Firdauzi (185236) 18 tahun yang lalu
irvien, kenapa nggak coba portrait pakai IR? cakep juga sepertinya
Oleh: Feri Latief (10508) 18 tahun yang lalu
Tergantung pesan dan provokasi apa yang diinginkan. Annie Leibovits sering pake color. Arnold Newman juga, tapi Richard Avedon jarang pakai color.
Oleh: Gede A. Setiawan, GAS (33721) 18 tahun yang lalu
wah saya bingung jadinya, bnyk yg komentar "tergantung pesan/mood/selera" dsb, nah, disaat pesan/mood/selera bagaimana sebaiknya BW dan disaat pesan/mood/selera bagaimana mustinya pake color? :) maklum pemula
Oleh: Noorvan Mardi Prasetyo (15314) 18 tahun yang lalu
@mas Gas : itu artinya kalo udah bicara selera/mood/pesan berarti si Fotografer udah melewati fase pertumbuhan dan Kematengan...tinggal bagaimana saja sang Fotografer bermain dengan konsepnya...imo..:)
trus bagi yg blm melewati fase itu gmn dong (contohnya saya), kali aja ada "patokan" untuk menentukan mood vs bw vs color :) :) (sori blm ngerti juga nih)
@mas GAs...mending motret aja yukk...enakan ngobrolnya pas abis moto2 gt...:D...kalo mau berwarna atau hitam putih...lihat kembali ke karya mas Gas...apakah byk yg berwarna atau hitam putih...hehhee...:)...dari situ mungkin bisa dimengerti, kalo ga bisa mengerti juga...yah pelajari lagi...jgn pernah cepat puas aja kali ya..:) ada satu hal dimana kadang hati dan nurani kita mengatakan ini akan lebih pas dibuat b/w atau berwarna dan tergantung untuk keperluan dan kebutuhan apa...Imo..:)
Untuk Kebo: kalo menurut lo, atau menurut apa yang pernah lo pelajari atau amati atau diajari...whichever lah... mana dari kerpibadian yang dua itu yang lebih pantas dibuat BW, dan mana yang lebih pantas dibuat FC. mengapa demikian. let me know kalo pertanyaan atau sudut pemikiran gw melenceng dari maksud loe kita diskusi loh ya. open minded. ngga ada yang harus. ngga ada yang benar ato salah. cuman sharing buat zul: iya, enak emang kalo setiap hari bisa nemu yang kayak gitu ya? kalo ngga nemu yang kayak gitu, loe moto apa dong? buat Wellington: kalo menurut lo, atau menurut apa yang pernah lo pelajari atau amati atau diajari...whichever lah... foto BW itu bisa mencapai mood yg bagaimana. foto FC bisa mencapai mood yang bagaimana mengapa foto BW tidak bisa mencapai mood yang dicapai foto FC. mengapa foto FC tidak bisa mencapai mood yang dicapai foto BW buat Ndoro Alex: what do you mean by the stoy behind it? story macam apa yang mengharuskan penggunaan BW atau FC? BW atau FC bisa enhance story macam apa? buat Arie: aku sih ngga mau berdebat ya. sapa juga yg ngajak berdebat. kita hanya share pendapat-pendapat yang ada dalam diri kita masing2. gw percaya, sharing itu selalu berguna, disadari ataupun tidak. so jangan ragu men-sharing selera anda di sini. buat vito: ini atau itu tu apa aja ya? jangan malu2 untuk sharing di sini. yang lainnya, ntar dulu. gotta go back to werk euhhhh
Jika orangnya ceria tentu full color sepertinya merupakan alternatif yang menarik, sementara jika orangnya eskpresif dalam artian lebih diam dan punya karakter muka yang bisa menonjolkan espresi muka seperti gurat di kening, tulang pipi yang lebih menonjol, pilihan hitam putih bisa jadi pilihan yang tepat. Untuk orang yang cenderung kurang proporsional atau kelebihan berat badan sepertinya pilihan untuk membuat hitam putih sehingga foto terihat lebih simple dan kekurangannya bisa diakali dengan permainan shadow dan hilite. Untuk orang yang yang proporsional mungkin pilihan warna bisa menjadi aksen yang menarik saat fotonya kita lihat. Begitu, juga untuk pemilihan tone IR yang bisa kita pergunaka untuk mengakali pemotretan saat wajah model lagi banyak-banyaknya jerawatnya. Karena dengan long ekspose, membuat skin tone sedikit lebih mulus.... :D IMHO loh mbak. Edited version : yang saya sampaikan di atas bukan merupakan suatu kebenaran, hanya pilihan-pilihan yang pernah saya pelajari dan suka saya buat saat membuat foto portrait. Dan mudah sekali mendebatnya karena semata-mata merupakan pendapat personal dan preferensi pribadi saya.
Oleh: david hermandy (3403) 18 tahun yang lalu
Mir, ini pandangan dari segi teknis cetakan bagi sebagian orang, pilihan BW juga karena archival [daya tahan] dari film dan cetakan BW. Sejauh ini BW film dan print yang di toning/'treatment' dengan selenium toner atau sepia toner sudah terbukti tahan hingga 100 tahun lebih tanpa mengalami pemudaran, bahkan dengan percobaan dengan gas ozone diyakini kalo BW print bisa tahan hingga 200 tahun lebih. Color print sampai saat ini belum bisa menandingi archival dari BW, jika pun bisa hanya dye transfer dan beberapa cetakan dengan teknik ruwet bin sulit, itu pun hanya mampu setengah dari BW print.
To Aga: melihat BW diutamakan karena preferensi ke kesederhanaan, one question buat Aga: apakah mustahil mencapai suatu kesederhanaan ke-simple-an ke-straight-to-the-point dengan mengggunakan FC? Apanya dari FC yang bikin itu mustahil? Pertanyaan kedua: preferensi ke BW karena hendak mengejar ekspresi ya... apakah mustahil mengejar ekspresi dengan FC? Apakah FC mengganggu ekspresi? Apakah ekspresi dengan BW selalu lebih "kuat" atau lebih "nampak" dibanding ekspresi dengan FC? Mengapa FC bisa mengganggu ekspresi? Heheheheh, kita sharing loooohhhh. Gw lagi demen aja nanya-nanya [moderator mood ON banget] Mas Poer: hahahahah, susah ditanya-tanyain nih - wong tiap hari udah liat fotonya mas Poer mlulu. Hihihihihi. Eniwei, mengapa menyenangi FC, lebih dari BW? Apanya yang dari BW yang tidak bisa seperti FC? Mengapa so keen on contrast? Bagaimana dengan anggapan: Greys are the newest contrast (baidewei, istilah ini cuman gw bikin2 ajah, hahahaha, abis sering banget liat foto2 iklan perfume yg melulu grey thoq, tapi keren abis gitu loh. sepertinya fotografer2 fashion lagi melirik grey sebagai satu mode dalam fotografi yang saat ini lebih cool daripada melulu hitam dan putih) Hi Michael, hi Brian, panggil yang mana ni? Hehehehehe. Sebenarnya yang gw coba raih di sini adalah mengajak teman-teman untuk sharing sudut pandangnya masing-masing. Bukan untuk bilang yang satu salah dan yang lain benar. Bagaimana dengan BW. Bagaimana dengan FC. Bagaimana lagi dengan duotone. Waaaa iya niy, yang duotone blon ada yg mau sharing. To Yudha; wow-wow-wow, gw suka banget istilah; "kita manusia secara esensi punya 2 sisi kehidupan... hitam dan putih.... Cuma yang ini nih; "Cuman mungkin mata dan otak kita sudah sangat terbiasa untuk melihat keaneka-ragaman warna di keseharian hidup.... tampilan BW pada sebuah foto punya sisi yg lebih menarik..... " Gw bukannya ngga setuju, tapi pingin memasukkan kenyataan-kenyataan saja, mungkin bisa disambungkan dengan pernyataannya. Kenyataannya masih banyak orang tidak berpendapat demikian, kenyataannya warna amat sangat dipentingkan dalam commercial art, terutama untuk menyampaikan message. Kenyataannya warna sangat dipentingkan dalam arsitektur dan seni-seni terapan dan commercial art lainnya. Mengapa dalam fotografi, khususnya fine art, portraiture, dan photojournalism, BW seringkali dianggap lebih mampu menyampaikan pesan, daripada FC. Again, gw cuma sharing pemikiran-pemikiran gw saja di sini. Juga minta rekan2 sharing pemikiran-pemikirannya di sini. Bukan debat menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Bukan berantem berebut siapa yang lebih bagus, dan mana yang jelekkan. To Welly; menarik. Anda membawa poin "toleransi" di sini. Toleransi siapa terhadap apa ya? Kita bicara subyek atau obyek? Care to elaborate here? To Igor: OK, sekarang kita melenceng ke IR. Hahahahaha. Duotone aja blon ada yang mau sharing, malah jalan ke IR. Tapi bagus sih. IR ada dua. Ada yang BW, ada yang FC. Kita lupakan dulu duotone karena kayaknya rekan-rekan disini entah mengapa menganggap duotone kurang significant sehingga males untuk sharing di sini, walaupun banyak banget yg bikin foto duotone di sini, hahahaha. OK bang Igor, mengapa IR BW dan mengapa IR FC. Mana preferensi Anda, dan mengapa?)To Bang Feri: justru itu yang pingin gw baca. pesan dan profokasi apa yang dibawa BW. pesan dan profokasi apa yang dibawa FC? Rasanya Bang, rasanya.)To GAS: my sentiment exactly, huehehehehehhhh To Noorvan: memang, di FN, kita lebih banyak bicara dengan bahasa visual daripada bahasa oral/tulisan. Justru yg gw pingin sih rekan-rekan mau mulai bicara dengan bahasa oral/tulisan. Mengapa? Hanya sekedar menuangkan persepsi setiap orang terhadap apa yang dilihatnya dan dirasanya. Sharing. supaya kenal. supaya dapat saling mempelajari.). Kita berada di berbagai wilayah di dunia, tidak semua bisa ketemu muka... termasuk GAS yang melaut mlulu...hahahahahahha... dan sharing di forum FN - sering kali - adalah wadah terbaik untuk itu. Mas David: *nyembah-nyembah* CURANG! Hehehehehehe. Ngga sih, asik juga baca yang technical-technical gini. Cenderung kagak bisa ditanya-tanya lagi, udah pasti sih. Hahahahahaha.