Oleh: Valentinus Yovie Setiawan (14177) 18 tahun yang lalu
Awalnya tanpa sengaja, salah seorang teman saya AGATHA mengajak kami sekeluarga untuk datang ke Food Festival Japan. Karena ditawari kupon makan murah masakan Jepang, akhirnya Sabtu malam 7 Okt 2006 kami berangkat ke Hotel Westin - NusaDua. Ternyata tepatnya event tersebut bernama Bon Odori (Tari Bon) yang dimeriahkan dengan aneka makanan khas Jepang plus beberapa acara permainan khas anak-anak. Yang menarik adalah tepat di tengah-tengah ballroom Hotel Westin ada 1 panggung (mirip panggung tinju) yang berisi pernak-pernik khas aksesoris Jepang. Dan uniknya di tengah -tengah pangggung tersebut tampak beberapa gadis (ibu-ibu) yang menari dan tarian tersebut diikuti oleh banyak pengujung pada bawah panggung membentuk lingkaran besar. Siapapun boleh menari disana. Tawa, Canda, Ria menyelimuti tempat itu. Saya datang bersama istri dan anak (Yonathan). Selagi istri lagi mencari makanan dan anak lagi bermain bersama temannya, saya pun tak mau kehilangan kesempatan untuk hunting di tempat itu. Selamat menikmati. Salam Kuta-Bali
Sekilas Bon Odori Bon Odori Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り, Bon Odori? tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas dari hukuman kejam di neraka. Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam. Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil saja dan penyelenggaranya sering tidak ada hubungan sama sekali dengan organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul. Di tengah-tengah ruang terbuka, penyelenggara mendirikan panggung yang disebut Yagura untuk penyanyi dan pemain musik yang mengiringi Bon Odori. Penyelenggara juga sering mengundang pasar kaget untuk menciptakan keramaian agar penduduk yang tinggal di sekitarnya mau datang. Bon Odori juga sering digunakan sebagai sarana reuni dengan orang-orang sekampung halaman yang pergi merantau dan pulang ke kampung untuk merayakan Obon. Belakangan ini, jam pelaksanaan Bon Odori di beberapa tempat yang berdekatan sering diatur agar tidak bentrok dan perebutan pengunjung bisa dihindari. Penyelenggara Bon Odori di kota-kota sering mendapat kesulitan mendapat pengunjung karena penduduk yang tinggal di sekitarnya banyak yang sedang pulang kampung. Ada juga penyelenggara yang sama sekali tidak menyebut acaranya sebagai Bon Odori agar tidak dikait-kaitkan dengan acara keagamaan. sumber : id.wikipedia.org
suasana acara...
tiap orang abis keliling cari makan, duduk lesehan khas jepang
lebih dekat lagi dengan panggung
menari bersama ...
ku ikuti gerakanmu...
tetap jangan lupakan untuk memberi makan anak..
lampion di atas panggung
setia kawan... indahnya persahabatan
nemenin istri cari makan...
lho anakku mana...walah lagi ikut nari rupanya....
lebih dekat lagi ke panggung bon odori
yang ini penari lagi bawa topi (mirip topi petani di sini) yang diputar-putar...
nah yang ini lagi ngeliatin fotografer ...
wush...wush..... 10 km/jam
yang dibawah panggung juga nggak mau kalah....
nggak cuma tarian..yang dibawah panggung..yang kejar-kejaran..yang dorong-dorongan juga ada
momentnya pas nih jam buka puasa..jadi sekalian dech...
saatnya anak-anak menari diiringi lagu DORA
mirip goyang dangdut nih...
colorfull kids...serasa di Tokyo...(walaupun belum pernah ke Jepang)
asyiknya menari.....
akhirnya gue naik ke atas panggung...
jadi ingat senam SKJ... (Senam Kebugaran Jasmani) waktu di SD 11 Legian - Kuta dulu
hore.....