Oleh: Robert Adolf Izaak,RAI (84103) 18 tahun yang lalu
Ingin mengawali thread ini dengan suatu pertanyaan, :-? :-? apalah artinya sebuah tempat bernama Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) bagi sebagian warga Jakarta...? Barangkali “no value” dibandingkan keberadaan Mall atau trade center :( . Atau jawaban yang lebih memprihatinkan : #-o layak digusur diganti mall atau perumahan mewah . Barangkali karena alasan ini pula cukup jarang mendapat perhatian bagi sebagian warga Jakarta. Maklum hanya sebuah tempat yang tidak terawat, kotor, kumuh, banyak nyamuk, banyak sampah. Dengan kondisi seperti ini sangat logis apabila keberadaan SMMA tidak ada artinya. Tapi tampaknya keberadaan SMMA tidak menyurutkan perhatian sebagian kecil warga Jakarta. Menyambut Hari Bumi sedunia, tanggal 22 April 2006, sebuah LSM yang peduli dan merasa prihatin dengan keberadaan SMMA, mengadakan kegiatan gotong royong. Fauna-Flora International (FFI) bersama mitranya Jakarta Green Monster (JGM), mengetuk nurani warga untuk meluangkan waktu bersama-sama meluangkan waktu membersihkan sampah di SMMA. Kegiatan yang dilakukan suka rela tanpa imbalan materi maupun penghargaan lainnya. Ajakan serupa kepada warga FN sudah disampaikan melalui thread ini . :( Di atmosfir kota Jakarta yang sarat polusi ego, keserakahan serta domuniasi kekuasaan uang, logika bertanya, apa ada yang mau ikut dalam kegiatan ini? :-? Sebuah kegiatan yang sama sekali tidak membuahkan imbalan materi. Tetapi fakta mengatakan, masih ada sebagian kecil warga Jakarta yang mau peduli terhadap SMMA. Mereka datang dengan biaya sendiri. Rela dirinya kotor, penuh lumpur, bersama-sama membersihkan SMMA. Membiarkan dirinya penuh peluh mengangkut sampah yang belum tentu berasal darinya. Mereka datang, mendengarkan pengarahan, bekerja, selesai, pulang. Tidak sepeser rupiah maupun penghargaan materialnya lainnya yang diterimanya sebagai tanda terima kasih. Mereka hanya mendapatkan “aplaus” dan sekedar ucapan terima kasih. Walau demikian sama sekali tidak terekspresi perasaan kecewa walau hanya mendapat aplaus dan ucapan terima kasih. Karena mereka datang tanpa pamrih demi SMMA. Sempat terdengar ucapan : “ajak kami bila akan bila kegiatan seperti ini diadakan lagi” :) . Mengharukan :) . Tuhan masih menunjukkan keberadaan sekaligus menghadirkan rekan-rekan berhati mulia yang mau peduli terhadap alam, khususnya SMMA. Pun kehadiran beberapa teman-teman FN, yang baru saya ketahui setelah kegiatan selesai. Merasa senang dan bangga masih ada segelintir kecil teman-teman FN yang mau meluangkan waktu untuk SMMA. “Selamat Hari Bumi...Mari kita selamatkan Suaka Margasatwa Muara Angke” . Berikut liputannya.
Keberadaan resmi dan sah...Jadi bukan area liar...
Fungsi keberadaannya tertera hitam di atas putih...
Sepintas terlihat asri... :) padahal... #-o #-o #-o
Entah bagaimana ceritanya kapal tua ini berada di kawasan SMMA...Melihat keberadaan kapal ini barangkali cukup mewakili atau sebagai simbol keberadaan SMMA :( SMMA sebagai tempat yang kurang dipedulikan...menjadi tempat tumpukan sampah... Karenanya momen Hari Bumi adalah momen tepat untuk membangkitkan kembali kepeduliaan terhadap SMMA. Sebagai salah satu wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bersama-sama kita berusaha pulihkan kelestarian eksostem SMMA.
Pengarahan dan breafing singkat dari Koordinator Pelaksana, Imanuddin, sebagai Field Coordinator for Wetland Conservation dan Education Fauna dan Flora International.
Pake sarung tangan sebelum ambil sampah...Siapa tahu ada benda-benda yang membahayakan yang dapat melukai tangan... :-
Mbak Valent yang dalam kegiatan ini sebagai asisten koordinator pelaksana mulai turun ke rawa... :D
Ada yang juga yang bertugas mencatat jenis sampah yang ditemukan.
Yang kepingin ikutan...tapi apa daya... sudah ditakdirkan berbeda :D :D
Sebagai Korlap (Koordinator Lapangan), Iman, tidak ragu apalagi merasa geli turun ke rawa-rawa, berbaur dengan sampah dan berbagai macam kotoran... =D> =D>
bersambung....
Oleh: Pagar Alam, IPA (29522) 18 tahun yang lalu
Mengharukan sbb tak terawat. Keperdulian spt ini seharus nya terus ditingkatan untuk menjaga lingkungan dan eko sistem. Pemerintah juga kurang perduli dg hal2 spt ini sbb ngak ada duit nya buat di KORUP. Saya skrg ngak tinggal di Jkt lagi dan masih ada di Sumatra krn tugas. Bravo Pak RAI....
Melanjutkan.... Diantara sampah berserakan...... kalau bukan kami, siapa yang mau melakukan... :)>- :)>-
Jenis sampah yang di temukan. Sebagai imbas dari pengguna yang tidak bertanggungjawab. Menjadikan hutan Mangrove SMMA sebagai tempat sampah. Sudah menjadi kode etik untuk tidak menyebutkan nama merek...tapi kami wajib memberikan fakta... :( Menjadi pertanyaan, siapa yang bertanggungjawab.....? tidak mudah menjawab-nya...... Akan menjadi polemik berkepanjangan.... Terlepas jawaban siapa yang yang bertanggungjawab, lebih baik kita turun lapangan, spontanitas kita angkut sampah itu......
#-o #-o Wuah...tas siapa nich...?? Entah... Yuk kita masuk ke karung sampah...
Oleh: Arif Pitoyo (1810) 18 tahun yang lalu
salut
Oppss...sempat-sempatnya terima telepon... :D
Sebagai wujud prihatin dan rasa memiliki SMMA, rela berlumpur ria... Namun semua itu dilakukan dengan rasa senang...Suasana bersih-bersih santai dan penuh canda... :)
Sampah yang diambil dari rawa-rawa di masukkan ke karung yang sudah disediakan...Setelah itu di bawa ke truk pengangkut sampah... Wuii...berat...ngga kuat angkatnya... :-
Sebelum diangkut ke truk sampah wajib di timbang dulu dan di data...Data-data tersebut penting untuk tindak lanjut paska bersih-bersih SMMA. Yang pasti akan tetap ada follow-up nya...
Perkenalkan...namanya Fenny... :x Calon dokter gigi yang tinggal mengangkat sumpah...Di kegiatan ini rela tidak memikirkan calon profesinya, keberadaan dirinya (yang sempat jadi model), nyemplung ke rawa-rawa SMMA...Spontan dilakukan demi SMMA...
Saat Fenny di wawancara krew peliput salah satu stasiun televisi... lho khan udah biasa di depan kamera Fenn...kog grogi sich... :D
Perkenalkan juga, namanya Nursyarifah. Biasa dipanggil Iphe...Sehari-hari bekerja di salah satu kantor konsultan hukum. Tinggal menunggu waktu menjadi pengacara... Di kegiatan ini rela menyumbangkan waktu dan tenaga untuk SMMA...
Di tengah kondisi yang sebagian orang enggan meliriknya, SMMA tetap menyampaikan pesan kepada semua warga. Seakan ingin menyampaikan ...kami rela merana dan hidup dalam keketidakpeduliaan...namun biarkan kami tetap hidup dan berada selama mungkin... :)>- :)>- :)>-
Jalan panjang masih terbentang panjang menuju SMMA bersih. Menyadari apa yang dilakukan Iman dan teman-teman FFI dan JGM serta sukarelawan peduli SMMA hanya bagian dari proses panjang tersebut. Kami tidak kecewa apabila hanya segelintir mereka yang peduli terhadap SMMA. “Namun kami akan lebih kecewa lagi apabila semangat kami menjadi surut.... Mari kita selamatkan bumi ini...