Oleh: Yudi Febrianda (9934) 18 tahun yang lalu
Sore itu saya dengan menumpang KRL Pakuan menuju Depok...tapi ketika sampai di Kalibata, ternyata KRL tersebut nabrak Metromini yg nongkrong di atas rel.. tadi udah tulis panjang2, tp ketika di submit malah minta login lagi...jadi ilang tuh tulisan.. sekarang biar foto aja yg bicara...........
material metromini masih nempel di KRL..kita para penumpang belumbisa keluar, karena pintu KRL gak dibuka. gak bisa jelas karena kaca jendela nya emang kabur.
salah seorang korban seperti nya menderita patah tulang dimana2. ketika dikeluarkan dari jepitan bangkai metromini, kaki, tangan, pinggang dan badan lainnya udah tidak di posisi semestinya
Oleh: Arbain Rambey (103716) 18 tahun yang lalu
....masukin di jurnalistik aja dong...
Oleh: Andrew Utomo (1723) 18 tahun yang lalu
mas terlalu vulgar fotonya...
Oleh: Dani Ramdani (6648) 18 tahun yang lalu
Paginya baru saja saya lewat situ... dengan metromini yang seperti itu juga. Mungkin karena terbilang jarang lewat perlintasan tersebut, selalu saja tengok kiri-kanan karena khawatir... pernah juga metromini yang saya tumpangi menerobos, untunglah saat itu masih selamat. Selain penerobos, masalah lain adalah metromini, kopaja dan mikrolet yang ngetem persis setelah pintu perlintasan tersebut... saat lalu-lintas padat bisa membuat kendaraan yang kita tumpangi berhenti beberapa saat karena macet... Polisi? setelah kejadian kemarin kayaknya baru mereka melek... Repot memang kalau hidup tidak banyak pilihan...
Oleh: Karmela Amanda Hasan, Mel (39039) 18 tahun yang lalu
fotonya sadis sih..tapi masih lebih sadis foto di poskota kayaknya.. salut masih bisa ngambil foto, kalau saya pasti sudah lemes dan ngegerung-gerung saking sedihnya :( btw, keur naon maneh di Jkt, Yud? Padang ditinggal? Yudi nyaba Jakarta?
Oleh: Rochim Hadisantosa (104553) 18 tahun yang lalu
Topik ini saya pindahkan dari Bincang Bebas ke Fotografi Jurnalistik. Fotonya cuma 3 mas, tambahin lagi dong..
Oleh: Reza Syailendra, Rejadado (4774) 18 tahun yang lalu
serem euy... turut berduka cita yg mendalam tuk keluarnya yg ditinggalkan..
Oleh: Yunus Tohir, YUNTO (3523) 18 tahun yang lalu
saya baru denger tadi beritanya...katanya emang si sopirnya yang aneh... malah dia cuman luka ringan.... !! jadi katanya dia masuk rel secara paksa setelah pintu di tutu... sopir yang aneg.. :)
Oleh: Rudi Munadi (2242) 18 tahun yang lalu
Turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini. Terus terang Saya sangat prihatin dgn kejadian spt ini yang biasanya adalah diakibatkan oleh perilaku sopir metromini ugal-ugalan yang sepertinya sekarang ini sudah dianggap biasa atau di lumrahkan sama kita-kita. Saya sendiri sebenarnya suka gemes dgn tingkah laku sopir metro mini dan rasanya kepengen sekali ikut kalo misalnya ada acara Hunting bareng yg topiknya "Perilaku Metro Mini". Om Yudi Thanks dan salut untuk foto2nya. Kalo Saya sich gak bisa moto yang kaya gini, pasti keburu Nangis. hikk.. hik..hik
Oleh: Didit Haryanto (895) 18 tahun yang lalu
turut berduka cita untuk para korban... satu lagi kecelakaan karena kesalahan manusia...setelah kecelakaan 2 kereta beberapa hari sebelumnya
Oleh: Willy Sutrisno (1031) 18 tahun yang lalu
Itu cara dievakuasi seadanya aja, I am wondering apa ngak bikin orangnya makin parah aja. Asal narik gitu :( :(
Oleh: Fierman Much (10446) 18 tahun yang lalu
turut berduka cita... meninggal 10 orang, om arbain, kl foto2 kyk gitu kira2 masuk kompas ga? :D, eh iya bisa gak sih kita jadi kontributor foto bwat kompas, misal ada kejadian2 kyk gini?
Oleh: Pramudo Gunardono (13671) 18 tahun yang lalu
Komentarku fotonya terkesan vulgar (idem Andrew) dan seolah menunjukkan sebuah uji nyali. Memang sulit posisi kita dalam situasi kecelakaan trus naluri seorang tukang foto muncul pada saat itu, jadi inget ketika mengikuti diskusi/ngobrol bareng mas Agus L dan mas Arbain R di Bentara Budaya, Jogjakarta beberapa minggu yang lalu. Menurut mereka saat menjawab sebuah pertanyaan bagaimana pilihan seorang jurnalistik dalam situasi/kondisi perang, bencana alam, kecelakaan, kebakaran dll ? Kalo kita mau nolong mending menolong sekalian. Tapi kalo mau motret juga nggak usah tanggung2 (meski dilihat orang kesannya kita kayak nggak peduli? mungkin ada semacam etika/empati tersendiri dlm merekam moment tersebut). Kayak foto2 yang dipamerkan mas KR, ada foto kebakaran, kecelakaan yang ditampilkan begitu "halus" ("tidak berdarah-darah" saya kutip mas Arbain)... :-) Sekali lagi salut atas keberaniannya meliput kejadian tersebut...
Oleh: Silvester H (3558) 18 tahun yang lalu
Submit ke rotten.com aja ;))
Oleh: Heru Lesmana Syafei,togol (3184) 18 tahun yang lalu
fotonya ditambah dong kak...
Oleh: Patar Oppusunggu (973) 18 tahun yang lalu
Sedikit komen. Dalam dunia kedokteran ada prinsip yang mengatakan "First do no harm" atau yang artinya jangan sampe tindakan kita malah membahayakan penderita. Penjelasannya apabila kita tidak terlatih atau yakin dalam menolong, sebaiknya tidak melakukan apa2 untuk memindahkan korban sampai penolong yang lebih terlatih bisa datang. Hal ini bisa diabaikan apabila keadaan atau posisi korban mengancam kelangsungan hidupnya, misalnya tergeletak di tengah jalan tol atau di tepi jurang dan tidak ada orang lain. Kalo posisi korban cenderung stabil, maka sebenernya ada hal lain yang bisa dilakukan siapa aja, misal mengamankan lokasi, menghubungi yang berwenang atau sekedar menghibur dan menenangkan korban juga sudah termasuk tindakan pertolongan. Jadi sebenernya topiknya bukan apa yang bisa dilakukan seorang tukang foto, tapi apa yang bisa kita semua lakukan. Semoga bisa sedikit membantu.
Oleh: Ngakan KEBO Maesa (8755) 18 tahun yang lalu
Edian...Sama... Saya juga salut seperti teh Mela... Butuh keberanian besar untuk mendokumentasikan. Memang di sini letak dilem sebuah jurnalistik, ketika mucul sebuah kejadian seperti ini, apa yang harus dilakukan ? Menolong dengan ikut membantu mengangkat atau apa pun ? Atau meliput agar khalayak tahu ada masalah di belakang kejadian agar dapat menjadi pembelajaran ? kedua-duanya adalah pilihan yang sama bijaknya, hanya fotografernya masing2 yang mampu memutuskan. Jadi sesuai dengan apa yang Pak Patar sampaikan di atas opini saya, semua itu dilakukan dalam upaya membantu... hanya saja frame waktunya yang berbeda.
bang arbain, sorry saya lupa kalo ada forum jurnalistik nya...thanks utk mas Rochim yg udah mindahin :) foto2 lain masih ada, tapi karena lebih sadis dari yg ini, saya gak bernai utk upload di sini. tapi kalo foto2 yg ada ini masih terlalu sadis...saya minta maaf..karena emang begitu kondisi yg ada... Korban di evakuasi oleh penduduk sekitar kejadian yg emang tidak terlatih, sehingga kelihatan asal angkat saja. Tapi karena emergency dan korban emang saat itu sudah tidak bernyawa..jadi evakuasi ala kadar tetap di lakukan. ambulance kalo ndak salah baru datang setelah 15 menit lebih..
Oleh: Wardi Utari, WAR (10152) 18 tahun yang lalu
salut buat yudi yang udah berani merekam kejadian ini .....salut sekali ...
Oleh: Nuryaman Chaniago (541) 18 tahun yang lalu
Tapi ini masih mendingan dari pada motret jenazahnya pas udah di ruang mayat RSCM mungkin akan lebih vulgar lagi gambarnya, dan baunya itu lho. Sampai sekarang masih teringat dikepala saya.
Oleh: Denny Ramon Ratulangi (68913) 18 tahun yang lalu
Menurut saya, selagi pertolongan kita masih bisa "menyelamatkan" dan kita "mampu", lebih baik tolong dulu ... Tapi kalau tidak, melalui foto kita dapat berbuat "sesuatu" ... Dan untuk ukuran jurnalistik, saya kira gambar diatas tidak vulgar ... Terus upload bung Yudi ... Salam,
Oleh: Benny Hamonangan (13171) 18 tahun yang lalu
VULGAR??mungkin utk sebagian mengatakan hal tsb namun inilah photo jurnalistik! BAD NES IS A GOOD NEWS... Bang Yudi..Ditunggu Photo jUrnalistiknya.. salam...
Oleh: Yogi Ardhi (2160) 18 tahun yang lalu
Kayaknya apa yang pernah dilakukan oleh Charles Dharapak (Charlie) Fotografer Associated Press waktu meliput kerusuhan etnis di Sampit patut ditiru. Dia membuat rangkaian foto-foto korban saling bantai dengan cerdik sehingga tidak terjebak menjadi foto vulgar. Pembaca cukup diberi informasi peristiwa pembantaian (baca: pemenggalan kepala dan tubuh2 manusia tanpa kepala) melalui tulisan bukan foto. Saya belum periksa foto2 si Charlie ini masih bisa di cari di internet gak. Cuman yang jelas foto2 dia ttg Sampit ini banyak dimuat di media lokal (dan Interlokal :) ) karena masih dianggap dalam batas2 layak muat (nggak vulgar) Salam
Oleh: Peter Wang (5097) 18 tahun yang lalu
Fulgar? saya rasa tidak bisa dikatakan begitu. Sebab ini adalah foto jurnalistik yang mengabadikan keadaan sebenarnya. Jika bagian2 fulgarnya di blur foto ini tidak ada artinya. Memang foto ini tidak indah, tapi ini adalah kenyataan dari kondisi situasi saat itu. Selamat bung.