Oleh: Paul Paska (1462) 18 tahun yang lalu
Jika saya perhatikan di semua terbitan/cetakan majalah National Geopgraphy ada satu hal yang selalu muncul yaitu kualitas cetak foto-foto itu sungguh luar biasa. Mereka tidak OE ataupun UE, tidak menyilaukan, lighting enak dilihat, warna-warna yang muncul sangat comfortable; matang tapi masih balance. Pertanyaan saya adakah yang bisa menjelaskan dibagian proses manakah yang membuat foto-foto itu menjadi luar biasa? Tentunya sejak proses pengambilan foto-foto sudah luar biasa. Apakah tergantung alat /camera yang bisa memunculkan nuansa yang tepat? Apakah ini terjadi di bagian post-photgraphy; di bagian editing/printing? Landasan keingintahuan saya ini adalah tentunya saya berusaha untuk menghasilkan foto-foto berkualitas sejenis. Terima kasih atas bantuannya
Oleh: Haryanto R (6495) 18 tahun yang lalu
saya pernah nganter motret salah satu fotografernya, Michael Yamashita, doi pake Velvia dan provia, kebanyakan Fuji Velvia, dari sekian ribu shots (untuk satu artikel), ga mungkin diedit, ga ada edit post processingnya (ini sebab kenapa dia belum pake digital waktu itu (tahun 2005), emang motretnya da bener dan bagus kok, yang penting fotografernya mas
Terima kasih Mas Haryanto, Saya memang menduga bahwa foto-foto mereka diproduksi dengan menggunakan slide, Namun dengan mengingat meningkatnya penggunaan digital kamera apakah mereka juga masih menggunakan slide juga. Yang mengherankannya adalah saya sudah mencoba mempelajari memproduksi foto-foto "percobaan" untuk mengejar kualitas mereka dengan kamera digital masih tetap tertinggal. Mas Haryanto, perlu kita akui bahwa foto-foto di National Geography (NG) sering juga objek-objek sederhana, tapi tampil dengan baik. Masalahnya bukan pada teknik fotografinya (karena sering-sering saya ikut menjiplak teknik mereka) tapi pada kualitas hasil cetakan. PS sudah dibongkar-bongkar tapi masih belum juga kena "klik" nya. Anda bisa kasih komentar? Thanks
kualitas cetakan memang pasti bagus mas, tapi kualitas cetakan tidak akan menghasilkan foto bagus dr source foto yg jelek, kualiti light nya, arah cahaya, ketepatan exposure, angle, dan lain2 sangat menentukan source fotonya jadi bagus, kalo sources nya jelek mau dioprek kaya apa juga tetep ancur, lagian kalo kebanyakan ngopreknya, pas nyetak bisa lari kemana2 tu warna
Oleh: Riga Domenic Ponziani (13688) 18 tahun yang lalu
Saya pernah mengikuti sebuah workshop fotografi yang diadakan klub fotografinya mas Pujo Rahmanto di Balikpapan.Ketika itu, yang menjadi pembicara adalah Mas Tantyo Bangun, redaktur foto Nat Geo Indonesia.Seorang peserta bertanya seperti yang ditanyakan kak Paul Paska diatas. Oleh mas Tantyo dijawab bahwa Nat Geo sebisa mungkin meminimize image processing dalam mengolah fotonya. Kalaupun ada, itu hanya untuk menjaga konsistensi tone dari foto2 yang ada di majalahnya. Karena sudah barang tentu akan sangat tidak enak bila melihat tone foto yang belang2.Tentang film yang digunakan, benar seperti kata kak Haryanto, mereka menggunakan film slide yang memang sangat bagus saturasi dan tone-nya.Masih menurut beliau, Nat Geo pernah mencoba menggunakan kamera digital tapi ketika melihat hasilnya, mereka memutuskan untuk tetap menggunakan film slide sampai hari ini (saya lupa detil keterangannya tapi waktu mas Tantyo menyebutkan nama fotografer dan tahun percobaan penggunaan kamera digital tsb).Informasi menarik yang saya dapatkan saat itu, hasil dari sebuah proyek pemotretan baru akan muncul di edisi Nat Geo sekitar 2 tahun setelah proyek selesai dan rasio penggunaan fotonya adalah 1:1000. Bagi yang tahu informasi tambahan, please correct me if I am wrong.
Oleh: Rahmat ZIKRI (31764) 18 tahun yang lalu
Rubbish in. Rubbish out. Kalau bahan dasarnya sudah jelek, tetap aja jelek (walau diobok-obok di Photoshop, dsb).
Oleh: Anwar Salim (20712) 18 tahun yang lalu
Setubuh dengan zikri.. :D
Oleh: Fierman Much (10446) 18 tahun yang lalu
hasil dari sebuah proyek pemotretan baru akan muncul di edisi Nat Geo sekitar 2 tahun setelah proyek selesai dan rasio penggunaan fotonya adalah 1:1000 :o :o :o gile.... Mantap...
bener kak Firman meskipun itu tidak selalu terjadi utk semua proyek. Saya juga teringat satu informasi tambahan yang saya dapatkan waktu itu, salah satu proyek yang diterbitkan dengan cepat adalah liputan sewaktu terjadi tsunami di Aceh. Lag time untuk proyek itu kalo ngga salah sekitar 3 bulan...
ini ada link berguna dari FAQ nya NatGeo: klik disini Bisa menjawab sebagian pertanyaan juga kayaknya.Kalo dari info disitu, info saya ttg rasio penggunaan foto ngga terlalu akurat juga.
Secara printing hasil foto-foto digital menurut saya (sekali lagi menurut saya) masih mengecewakan saya. Tak ubahnya menggunakan film negative biasa. Saat ini saya menggunakan D70s yg menghasilkan warna "biasa" saja. Saya bukannya mengecilkan kemampuan teman-teman yang berkemampuan menghasilkan Foto yg fantastis di FN. Namun NG adalah kiblat bagi saya untuk berkreasi. Baiklah saya akan pelajari informasi dari Kakak Riga Domenic Ponziani tentang NG. BTW adakah yg mengetahui alamat email Mas Tantyo Bangun, redaktur foto Nat Geo Indonesia? Apakah beliau anggota FN? Terima kasih
beliau bukan anggota FN deh kayaknya. tapi punya website disini.
Oleh: Muhammad Baja Aksha (6711) 18 tahun yang lalu
mas Paul... D70s nya jual aja. terus ambil ini, tentu foto yg dihasilkan bagus semua. bukan masalah digital atau film. >:)
Oleh: Dian Rosita (2450) 18 tahun yang lalu
Mas Paskal, sebenernya dalam potography ada 3 proses/bagian yang masing-masing ga bisa dipisahkan, dan ketiga bagian tersebut sangat menentukan untuk menghasilkan foto yang luar biasa. Pertama, exposure. Pada saat melakukan exposure, sebelumnya anda perlu membuat komposisi yang baik. Dan setelahnya mengukur lighting secara tepat sehingga didapat correct exposure. Tujuannya untuk menghasilkan negatif (analog) dan file (digital) yg baik dan mudah diproses di tahap selanjutnya. Baik di sini artinya semua informasi dr shadow sampe higlight lengkap atau sesuai tujuan. Kedua, post processing. Untuk digital melalui PS dan untuk analog melalui developing process darkroom. Kalo material yg didapat saat exposure kurang bagus komposisinya atau exposurenya (OE atau UE), maka akibatnya diproses kayak apapun juga tetep tidak bagus. Ketiga, cetak atau print, proses ini juga perlu keahlian khusus. Bukan sekedar cetak straight print, atau sekedar minta operator lab utk cetakin. Meskipun para pengguna kamera digital sekarang banyak yg sudah tidak lg cetak foto, cukup dlm bentuk file.Ketiga proses ini adalah yang paling utama dan ketiganya menentukan. Boleh juga ditambahkan kemampuan kamera. Tapi sesungguhnya kamera cuma alat yg sangat bergantung pd operatornya. Bisa jd kamera yg lebih bagus menghasilkan foto yg lebih bagus berkat keahlian fotografernya mengoptimalkan alat. tapi yang pasti jika fotografernya ga mampu, kamera bagus pun tidak akan membantu. Kiblat boleh kemana saja, tp kalo buat saya foto bagus itu universal sifatnya.
Oleh: Tundra Laksamana (24075) 18 tahun yang lalu
Setahu saya, selain kualitas foto yang udah baik dan prima. Sentuhan akhirnya juga sangat meenentukan, yaitu di bagian layout halamannya. Jika salah mengkalkulasi warnanya niscaya hasil di cetak juga akan lari. Dan satu lagi, sebelum dicetak halaman tersebut harus di print dulu, dan pasti untuk kualitas majalah NG tersebut pasti menggunakan wadah cetak film. bukan kertas kalkir, kertas kalkir sering menyebabkan hasil cetak tidak tajam, warna tidak sempurna. Pengalaman ini saya dapat, karena setiap malam saya bergelut dengan aktifitas percetakan seperti ini, sayang seirgn juga memastikan hasil tersebut usai halaman naik cetak. Semoga bermanfaat, salam
Oleh: hadehh (18314) 18 tahun yang lalu
Diskusi yang bagus sekali, terima kasih kakak2 sekalian atas sharing knowledgenya, jadi mulai merinding klo liat foto2nya Nat Geo,... heuheu :)
Oleh: Rony Zakaria (12972) 18 tahun yang lalu
kalo nat geo dia memang proses percetakannya bagus waktu mau pertama kali keluar nat geo Indonesia aja dia survey percetakan-percetakan di Indonesia yang sesuai dengan standart dia dan akhirnya percetakan gramedia yang dipercaya (kalo ga salah). foto-foto nat geo memang bagus karena fotografernya juga menguasai materi dari objek dan subjek yang akan dia potret, biasanya berita feature dari nat geo, peliputannya berlangsung selama paling cepat 6 bulan. Dan biasanya fotografer itu mencari literatur dan bahan-bahan materi untuk dipelajari sebelum memotret kesana. Makanya hasilnya cakep :D Kalo masalah digital atau tidak harusnya ga terlalu jadi masalah.....masing-masing kan punya senjata (kamera)yang disukai dan dikuasai, belum tentu saya kalo pake film jadinya lebih bagus daripada apabila saya pakai digital. Kalo saya sih milih digital karena lebih murah dan praktis thus lebih nyaman di kantong....ga bikin stress.....
Oleh: Arief Azrul Amar, Riefa (28515) 18 tahun yang lalu
avatarnya mirip pak AHD pas masih muda yah ;)) ;)) ;)) ... hiks...becanda...
To Mbak Tita, Thanks for sharing, i work my but off to produce such pictures yg bisa punya kualitas print yg mirip NG. Again when it comes to print, tears shed.....=(( Saya sudah mempelajari bermacam teknik penghitungan/pengukuran exposure dengan mencoba semuanya. Mulai dari spot hingga matriks. WB yang diPRESET, COLOR yang dienhance, Contrast yang diadjust, Lighting yg dihitung jatuhnya, Shadow yg diperhatikan dng seksama,pake filter, sudah coba semua kondisi matahari. hasil print tetep gak sama =(( Gak tahu kenapa, tantangan saya adalah bisa memproduksi gambar sama dengan NG. Sederhana tapi enak dilihat. Mereka tidak macam-macam dalam berkarya. Tidak ikut-ikutan tren IR, dan yang lainnya....
Oleh: Kristy Whanarahardja (2370) 18 tahun yang lalu
selain memang foto2 tsb memang luar biasa bagus, nama/brand juga pengaruh loh. kita umumnya kalo udah liat foto yg dimuat majalah terkenal macam NG atau foto yg dihasilkan dari fotografter ternama, langsung "sugesti" menilai foto tsb pasti bagus. padahal ada juga foto2 yg sebetulnya ga bagus atau biasa aja.malah ada foto2 yg dihasilkan oleh fotografer yg ga terkenal, tapi lebih bagus dari foto2 tsb. tapi ga pernah dinilai bagus atau dinilai biasa aja.ya ga usah jauh2 di NG lah... di FN juga gitu :-" jadi balik lagi lah, bagus jelek itu relatif.
mas Paul udah berapa lama motret?
Oleh: Yan Kurniawan (4403) 18 tahun yang lalu
wah asik neh diskusinya. Sayapun salah satu orang yang menyukai foto-foto dengan kondisi natural dan minim olahan. Dan menurut saya foto-foto di NG magazine sangat bagus baik dalam komposisi maupun pencahayaan. Saya pernah berkenalan dengan salah satu fotografer discovery. Setau saya foto-foto yang dihasilkan minim olahan. Selain kemampuan mereka yang emang sudah mumpuni alat-alat yang mereka gunakan juga memadai. Mereka menyediakan semua kebutuhan para fotografernya. Diakui atau tidak menurut saya alat juga memiliki peran yang sangat besar. Memang kemampuan dari sang fotografer yang paling menentukan hasil akhir. Tetapi jika seorang fotografer disuruh memilih biasanya dia akan memilih kamera dengan perfoma yang terbaik.
kl metering emang tekniknya kayak gimana mas? juga cetaknya gimana caranya. mungkin bs disharing sm kita supaya lbh jelas
Mbak Tita, Jika kita perhatikan foto-foto di NG, sering saya menemukan kondisi-kondisi yang tidak umum berhubungan dengan hasil cetak. Saya sering menemukan foto dengan obyek yang sederhana dengan pencahayaan yang jika menggunakan teknik foto "biasa" bisa menciptakan foto biasa juga. tapi ternyata di cetakan NG menjadi enak dilihat. Duh...saya tidak bisa memberikan contoh foto yang menurut saya "kritis"....saat ini saya sedang on the move sehingga tidak ada waktu di depan komputer. Nanti deh saya sertakan sebuah foto dan kita bahas bersama. cheers
Mas Haryanto, IMHO Saya memotret dari tahun 97.... Saya tidak tekun di FN karena nature pekerjaan saya.... Perubahan paradigma-kiblat motret belakangan ini berubah ke NG karena sejak 95 saya membaca NG. Saya tidak tertarik motret model, studio, wedding, atau produk, meski saya pernah menjalani bisnis itu. Cheers